Inibaru.id - Hampir setiap kota menawarkan beberapa wisata alam yang menyajikan pemandangan indah, udara yang sejuk, dan kualitas udara yang masih bersih. Nggak hanya berguna buat kita yang mau healing, banyaknya wisata alam ini rupanya juga berguna untuk menyelamatkan bumi kita ini, lo.
Ya, wisata alam memiliki kontribusi yang besar untuk mencapai target pengurangan emisi karbon di Indonesia. Pasalnya, kawasan wisata alam sebagian besar berada di wilayah konservasi seluas 27,14 juta hektare atau 21 persen dari kawasan hutan Indonesia.
Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ignatius Wahyu Marjaka mengatakan, manfaat wisata alam nggak hanya konservasi.
"Konservasi alam yang dijaga begitu kuat dan semakin bagus akan menjadikan wisata alam sebagai pusat penyerapan emisi gas karbondioksida," ungkapnya dalam acara Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2022, Jumat (2/9/2022). "Dari penyerapan emisi itu, ada keuntungan lain ke depannya."
Kejar Target
Seperti diketahui, dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia memasang target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030. Adapun, sektor forest and land use (FOLU) akan memberikan kontribusi sebanyak 60 persen dari target tersebut.
Wahyu mengungkapkan, wisata alam bisa menjadi salah satu yang didorong untuk mencapai target-target itu. Pemerintah tengah merancang strategi kebijakan untuk memperkuat manfaat yang lebih lanjut di sektor wisata berkelanjutan.
"Salah satu yang mungkin bisa dibandingkan nanti adalah bagaimana besar penyerapan karbon, pengembangan wisata alam, dan aktivitas pengelolaan limbah yang bagus menjadi satu basis wisata alam," ucap dia.
Dia melanjutkan, cara selanjutnya adalah penguatan emisi gas rumah kaca yang nanti bisa dihitung dari nilai karbonnya. Itulah harapannya.
"Salah satunya adalah perdagangan karbon. Ini satu potensi yang bisa kita berikan benefit jauh lebih besar dibanding sekadar menjaga konservasi. Ini rangakian panjang yang membutuhkan keterlibatan seluruh stakeholder," imbuh Wahyu.
Pentingnya Pengelolaan Sampah
Pada kesempatan itu Direktur Penanganan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengungkapkan bahwa wisata alam memiliki korelasi yang kuat dengan kualitas lingkungan. Untuk itu, diperlukan pengelolaan sampah secara berkelanjutan di tempat wisata.
"Jadi, ini penting menurut saya. Apalagi kita ingin mengembangkan wisata alam dan konservasi alam. Pertumbuhan wisata alam dan konservasi alam itu sangat in line dengan kualitas lingkungan," ucapnya.
Untuk itu, Novrizal mendorong kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat untuk sama-sama memiliki kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2018 ditemukan bahwa 72 persen orang Indonesia tidak peduli terhadap persoalan sampah. Ini persoalan mendasarnya," ungkap Novrizal. "Mudah-mudahan lima tahun ke depan mengalami perubahan karena kita masif melakukan kampanye, edukasi publik, dan lain-lain sehingga kita dapat keluar dari persoalan mendasar kita."
Nah, setelah tahu wisata alam ternyata memberikan kontribusi dalam misi penyelamatan bumi, apakah kamu jadi pengin selalu mengunjunginya? Eits, selama mengunjungi lokawisata itu, jangan menebar sampah ya!
Semoga tempat-tempat berbasis alam selalu ramai pengunjung agar tetap eksis dan nggak gulung tikar, ya, Millens! (Siti Khatijah/E03)
Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Wisata Alam Punya Andil Besar untuk Capai Target Penurunan Emisi Karbon