BerandaAdventurial
Jumat, 12 Okt 2023 16:47

Homestay Bunga Jabe, Penginapan yang Usung Kampung Bugis di Karimunjawa

Salah satu bentuk rumah panggung khas bugis di Homestay Bunga Jabe. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Homestay Bunga Jabe adalah salah satu tempat favorit yang bisa jadi pilihan untuk menginap saat kamu berlibur ke Pulau Karimunjawa. Selain suasana yang masih asri, penginapan ini juga mengunsung Kampung Bugis yang bisa terlihat dari kamar-kamarnya.

Inibaru.id - Selain menyasar objek wisata yang indah, saat traveling kita juga ingin menginap di tempat yang nggak kalah menyenangkan. Sayangnya, keterbatasan informasi seringkali membuat kita bingung menentukan penginapan mana yang bisa menyuguhkan pengalaman unik dan berkesan selama liburan.

Khusus di Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara, ada sebuah penginapan yang cukup menarik nih, Millens. Namanya Homestay Bunga Jabe. Meski letaknya berjarak sekitar 18 kilometer dari Dermaga Karimunjawa, tapi penginapan ini layak untuk kamu coba. Kenapa?

Penginapan Bunga Jabe mengusung konsep Kampung Bugis, tentu saja dalam versi mini, ya. Terlihat dari kamar-kamarnya yang berwujud rumah panggung dari kayu dan daun rumbia kering. Layaknya kampung, homestay yang berlokasi di Dusun Telaga, Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa ini terasa asri lantaran banyak pepohonan.

Sudah ada sejak tahun 2012, homestay Bunga Jabe yang juga berarti bunga putri malu dalam Bahasa Bugis ini berdiri di lahan seluas 1,5 hektar. Selain kamar-kamar, di sini juga ada spot-spot foto, kamar mandi, musala, kafe, dan fasilitas lainnya.

Pemilik Keturunan Suku Bugis

Pengunjung di Homestay Bunga Jabe sedang menyantap sarapan sambil bersantai. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Pemilik penginapan ini memanglah orang Bugis yang tinggal di Karimunjawa. Dia ingin selain menikmati alam indah Karimunjawa, pelancong juga merasakan vibes menjadi orang Bugis selama menginap di sini.

"Kebetulan kami keturunan Bugis. Kami ingin mengangkat budaya, salah satunya lewat penginapan rumah panggung," ucap manager Homestay Bunga Jabe, David Burhan pada Inibaru.id belum lama ini.

Lebih lanjut David bercerita bahwa awal mula keluarganya mendirikan Homestay Bunga Jabe untuk merespons maraknya penjualan tanah di Karimunjawa pada orang lain. Dia ingin memberikan contoh kepada masyarakat bahwa tanah yang mereka miliki bisa dikelola sendiri dan mendatangkan keuntungan.

"Daripada tanah kita jual ke orang lain, mending diberdayakan. Contohnya dengan bikin kamar, lalu kita sewakan kepada orang-orang yang liburan di Karimunjawa," bebernya.

Menghadap ke Laut

Tempat nongkrong atau cafe yang tersedia di Homestay Bunga Jabe. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Di homestay Bunga Jabe, kamu bisa memilih ukuran kamar, yaitu kecil, sedang, dan besar. Menariknya, kamar-kamar itu menghadap ke laut.

"Kamar-kamar kami desain sengaja menghadap ke laut. Jadi ketika pengunjung bangun, mata mereka langsung dimanjakan dengan panorama laut," terang David.

Meski berada di tempat terpecil dan jauh dari pusat keramaian Karimunjawa, homestay Bunga Jabe ini tetap jadi primadona wisatawan mancanegara. David menyebut, sebelum pandemi Covid-19 pihaknya sempat mendata wisatawan luar negeri yang mengingap di Homestay Bunga Jabe. Katanya, rata-rata dalam sebulan ada sekitar 20-30 orang turis dari berbagai negara.

Harga sewa per kamar cukup bervariasi, mulai dari Rp200 ribu sampai Rp450 ribu. Bagi kamu yang senang bermalam menggunakan tenda, nggak perlu khawatir karena David juga menyediakan area camping.

"Kami punya resto dengan menu makanan olah ikan khas Karimunjawa. Setiap pagi kami juga menyuguhkan kue-kue lokal untuk memanjakan perut pengunjung di waktu sarapan," imbuhnya.

Wah, menginap di Bunga Jabe tampaknya akan memberikan pengalaman traveling yang nggak terlupakan ya? Apalagi ditambah dengan melihat laut Karimunjawa yang terkenal indah itu. (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024