BerandaTradisinesia
Senin, 6 Okt 2024 15:38

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

Sosro Warsito, pengrajin blangkon dari Gunungkkidul. (Pidjar/Arista Putri)

Semenjak Kamis Pahing dijadikan hari di mana semua warga instansi dan sekolah diwajibkan memakai pakaian adat Jawa, produksi blangkon di Gunungkidul pun terus dibanjiri pesanan.

Inibaru.id – Beda dengan peci alias songkok yang masih dipakai banyak orang setiap hari, blangkon sudah semakin jarang digunakan. Biasanya sih penggunaannya terbatas untuk acara khusus seperti perayaan, hajatan, dan lain-lain. Bahkan, karena ada opsi menyewa, kebanyakan orang memilih untuk menyewanya alih-alih membelinya. Alasannya tentu saja karena blangkon jarang digunakan.

Tapi, di balik semakin jarangnya penggunaan penutup kepala khas Jawa ini, nyatanya sebuah tempat produksi blangkon di Gunungkidul masih terus bertahan. Di balik segala keterbatasan, tempat ini mengaku masih terus mendapatkan pesanan, Millens.

Lokasi tempat produksi blangkonnya bisa kamu temukan di Padukuhan Tambakrejo, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu. Sang pengrajin, Sosro Warsito, mengaku sudah memulai usaha produksi blangkon pada 1970. Semua disebabkan karena setahun sebelumnya, kelompok kesenian tempatnya bernaung membutuhkan blangkon untuk tampil.

Sosro kemudian mencari pengrajin blangkon sampai ke wilayah Piyaman, Wonosari. Dari awalnya hanya terpikir untuk membeli, dia justru tertarik untuk belajar membuatnya sendiri. Sang pengrajin blangkon dengan senang hati mengajarinya setidaknya satu tahun sampai Sosro benar-benar siap memroduksinya sendiri.

Bukannya membuka usaha sendiri, sang pengrajin blangkon yang merasa sudah punya penerus langsung meminta sosro meneruskan usaha tersebut. Sejak itulah bisnis tersebut dia kelola.

“Dulu saya hanya dibantu istri untuk membuat blangkon. Kini sudah ada 4 orang yang bisa saya minta bantuannya,” ucap Sosro sebagaimana dilansir dari Pidjar, Senin (30/9/2024).

Pemesanan blangkon meningkat semenjak Kamis Pahing dijadikan hari di mana pakaian adat Jawa wajib dikenakan di Jogja. (seputarjogja)

Kok bisa usaha produksi blangkon Sosro terus bertahan? Semua ternyata disebabkan oleh aturan yang ditetapkan dalam UU Keistimewaan Yogyakarta pada 2012 lalu. Sejak saat itu, karyawan di instansi pemerintahan, hingga guru dan siswa di sekolah diwajibkan mengenakan pakaian adat Jawa setiap Kamis Pahing. Otomatis, blangkon pun jadi banyak dicari, khususnya setiap tahun ajaran baru dan hari-hari perayaan tertentu.

Karena pesanannya banyak, Sosro pun harus lebih jeli dalam membuat blangkon agar setiap pesanan yang dibuat berkualitas.

“Harus teliti dan sabar. Pasalnya, nggak semua orang bisa melipat kain yang disebut ‘miru’. Ini bagian paling rumit dari pembuatan blangkon karena ada bagian kain yang harus dilipat sampai 15-17 kali dengan presisi agar rapi,” ucapnya.

Karena blangkonnya berkualitas, jangan heran jika per blangkon dia banderol Rp100 ribu. Itu pun blangkonnya yang berkualitas biasa saja. Tapi, dengan harga segitu pun, pesanan terus berdatangan dari Gunungkidul dan wilayah-wilayah DIY lainnya. Bahkan, dia kini sudah mendapatkan pesanan dari tempat lain seperti Lampung, Bali, dan kota-kota lain dari Pulau Jawa.

Keren banget ya, Millens. Ternyata usaha produksi blangkon masih bisa berjaya. Bahkan, penggunaan blangkon juga ternyata masih banyak di Indonesia! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024