BerandaHits
Sabtu, 4 Okt 2024 16:32

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

Ilustrasi: Anak muda banyak yang terjerat pinjol. (Shutterstock/Karpars Grinvalds)

Sudah banyak kasus bunuh diri akibat pinjol, yang terkini diduga jadi penyebab bunuh diri mahasiswa Unnes. Kok bisa ya kebanyakan penggunanya adalah anak muda?

Inibaru.id – Meninggalnya salah seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) akibat bunuh diri diduga karena terjerat pinjaman online (pinjol) bikin geger banyak pihak. Apalagi, yang bersangkutan diketahui adalah mahasiswa perantau dari Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Pinjol dan judi online (judol) belakangan ini memang cukup ngetren di Indonesia. Meski sudah jadi rahasia umum jika keduanya bisa sangat merugikan dan sudah banyak korban yang sampai kehilangan harta benda dan bahkan nyawa akibat putus asa, nyatanya peminatnya, khususnya dari kalangan anak muda masih cukup tinggi.

Hal ini terungkap dari laporan yang dibuat oleh perusahaan riset bernama Data.ai berjudul 2024 State of Mobile. Dalam laporan tersebut, warga Indonesia ditasbihkan sebagai orang yang paling banyak menghabiskan waktu menilik ponselnya di dunia, tepatnya mencapai 6,05 jam per hari. Masalahnya, di balik lamanya screen time tersebut, juga terkuak jika aplikasi ponsel paling banyak diunduh selama 2023 lalu adalah aplikasi pinjol, Millens.

Tebak, berapa jumlah unduhannya? Mencapai 222 juta kali alias hanya berjarak sekitar 50 jutaan dari total populasi Tanah Air! Ngeri banget, kan?

Yang lebih mengenaskan, sebagian besar pengguna pinjol menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah anak muda dengan usia 19 sampai 34 tahun (54,06 persen). Total transaksinya juga nggak main-main, yaitu sampai Rp27,1 triliun!

Aplikasi pinjol diunduh sebanyak 222 juta kali selama 2023. (Bisnis/Himawan Nugraha)

Sampai meminjam uang di pinjol, apakah memang benar-benar perlu untuk memenuhi kebutuhan primer? Sayangnya nggak, Millens. Kalau menurut Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economy and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda, 65 persen dari uang yang didapat dari pinjol itu nggak dipakai untuk hal tersebut. Kebanyakan justru dipakai untuk hal-hal tersier layaknya membeli peralatan elektronik baru, nonton konser, jalan-jalan, dan lain-lain.

“Penyebabnya, nasabah tinggal menyiapkan KTP dan membuat akun saja. Nggak sampai satu jam, pinjaman disetujui. Jauh lebih mudah dibandingkan dengan membuat kartu kredit misalnya yang butuh waktu beberapa minggu,” ucap Huda sebagaimana dinukil dari VOAIndonesia, (12/3/2024).

Di sisi lain, kecenderungan Gen Z dan milenial yang melek teknologi dikombinasikan dengan kecenderungan mereka menggampangkan masalah utang. Dibantu dengan mudahnya mengajukan pinjaman di pinjol, mereka pun seperti nggak berpikir dua kali untuk melakukannya.

“Karena mudah, tentu penggunanya banyak. Mereka seperti, lakukan saja, nanti bisa kebayar,” ucap CEO Zap Finance Prita Ghozie.

Masalahnya, peminjam dari generasi muda ini nggak mempertimbangkan kemampuan finansialnya untuk melunasinya sekaligus bunganya. Pada akhirnya, mereka pun sulit membayarnya dan tanggungan yang harus dibayar jadi semakin besar.

“Ini PR anak muda. Harusnya bisa paham berapa sih total yang harus dibayarkan kembali, termasuk pokoknya, bunga, dan biaya-biaya lainnya,” saran Prita.

Dengan banyaknya kasus pinjaman macet pinjol yang berujung masalah yang lebih besar. Ada baiknya kini anak muda nggak mudah terpikir untuk memakainya hanya untuk kebutuhan-kebutuhan yang sebenarnya nggak diperlukan. Daripada memenuhi gengsi atau ikutan FOMO hal-hal baru namun pada akhirnya malah jadi menderita, mending hidup tenang tanpa utang, bukan? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: