BerandaHits
Jumat, 10 Apr 2025 17:56

Lolongan dari Masa Lalu; Dire Wolf Lahir Kembali lewat Rekayasa Genetika

Colossal Biosciences berhasil menghidupkan kembali anak serigala ganas yang telah punah 12.000 tahun lalu. (Colossal Biosciences)

Meski disambut sebagai keajaiban bioteknologi, para ilmuwan memperdebatkan apakah mereka benar-benar menghidupkan kembali makhluk yang telah punah ribuan tahun lalu.

Inibaru.id - Selama ini kita hanya bisa menyaksikan dire wolf atau serigala raksasa dalam film-film berlatar masa lampau atau bergenre fantasi seperti Game ot Thrones. Mamalia ganas bernama latin Aenocyon dirus itu memang telah lama mengalami kepunahan.

Maka, ketika Colossal Biosciences pada 7 April 2025 lalu mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil "membangkitkan" kembali spesies tersebut melalui rekayasa genetika, masyarakat dunia pun heboh. Ada yang menyambut hangat, tapi nggak sedikit menganggapnya berlebihan.

Apa pun tanggapan mereka, Colossal Biosciences mengklaim telah berhasil menciptakan tiga anak dire wolf hasil rekayasa yang menggemaskan. Ketiga serigala putih yang telah diperkenalkan ke publik tersebut diberi nama Romulus, Remus, dan Khaleesi.

Lalu, bagaimana proses terciptanya ketiga dire wolf ini?

Proses Rekayasa Genetika

Untuk mengkreasi ketiga serigala, para ilmuwan di Colossal Biosciences merekonstruksi DNA dire wolf dari sampel purba berupa sebuah gigi berusia 13.000 tahun dan tulang tengkorak berusia 72.000 tahun.

Setelah membandingkan genom serigala abu-abu modern dengan dire wolf, mereka mengidentifikasi perbedaan genetik yang bertanggung jawab atas karakteristik khas dire wolf, seperti ukuran tubuh yang besar dan rahang yang kuat.

Menggunakan teknologi CRISPR, mereka mengedit gen serigala abu-abu untuk meniru karakteristik tersebut. Embrio hasil rekayasa kemudian ditanamkan pada anjing domestik sebagai ibu pengganti, untuk melahirkan ketiga anak serigala tersebut.

“Saya sangat bangga dengan tim. Tonggak penting ini adalah yang pertama dari banyak contoh mendatang yang menunjukkan bahwa teknologi pemulihan kepunahan menyeluruh kami berhasil,” kata CEO Colossal Ben Lamm, dikutip Businees Wire, Senin (7/4/2025)

Perdebatan Etis dan Ilmiah

Spesies yang telah punah selama lebih dari 12.000 tahun ini dikenal luas melalui serial televisi yang populer Game of Thrones. (via Mongabay)

Keberhasilan ini memicu perdebatan di kalangan ilmuwan dan etikus. Beberapa ahli berpendapat bahwa meskipun anak-anak serigala ini memiliki beberapa gen kunci dari dire wolf, mereka tetap berbeda dari spesies aslinya yang telah punah ribuan tahun lalu.

Alih-alih membangkitkan kembali dire wolf sejati, mereka memilih mengatakan bahwa proses ini nggak lebih dari upaya untuk modifikasi serigala abu-abu agar menyerupai sang serigala yang telah lama punah.

Lebih dari itu, kelompok ini juga mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai implikasi etis dan ekologis dari upaya de-eksistensi ini. Beberapa kritikus bahkan menyoroti potensi dampak negatif pada ekosistem saat ini dan mempertanyakan kesejahteraan hewan hasil rekayasa genetika itu nantinya.

Mereka juga mempertanyakan mengapa sumber daya yang yang ada digunakan untuk proyek membangkitkan spesies yang sudah punah alih-alih dialokasikan untuk konservasi fauna yang saat ini terancam punah.

Proyek Ambisius Lain

Pro-kontra memang akan selalu muncul. Namun begitu, Colossal Biosciences sepertinya nggak akan berpuas diri setelah berhasil membangkitkan kembali dire wolf. Mereka mengaku telah memiliki rencana ambisius lain, di antaranya upaya untuk mengembalikan harimau Tasmania (Thylacine) yang juga telah punah.

Dalam tiga tahun ke depan, mereka berencana menghidupkan kembali marsupialia (hewan berkantung) karnivora yang mengalami kepunahan pada abad ke-20 tersebut. Jika berhasil, hewan yang semula menjadi predator puncak ini akan dilepaskan kembali ke alam liar pada dekade selanjutnya.

Tentu saja, proyek-proyek semacam ini terus menimbulkan diskusi panjang mengenai batas antara kemampuan teknologi dan tanggung jawab etis manusia dalam memanipulasi kehidupan.

Kalau menurutmu, proyek ini adalah langkah maju yang menarik atau justru menakutkan, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: