Inibaru.id – Nggak hanya bisa ditemukan di sawah, perbukitan, atau permukiman. ada juga lo candi yang ditemukan di dalam wilayah kampus. Candi tersebut adalah Candi Kimpulan yang ada di dalam kompleks Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Penamaan candi ini diambil dari wilayah tempat kampus itu berada, yaitu Dusun Kimpulan yang ada di Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Menurut para peneliti, candi Hindu ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 lalu, Millens.
Kenapa bisa berada di kompleks UII? Candi Kimpulan ditemukan secara nggak sengaja di kampus UII pada 11 Desember 2009. Kala itu, kampus yang telah berdiri sejak 8 Juli 1945 tersebut tengah membangun gedung perpustakaan. Nah, di lokasi inilah candi ditemukan.
Sebelumnya, pihak kampus sama sekali nggak tahu kalau ada candi di kompleks tersebut. Saat menggali tanah sedalam lima meter untuk pondasi, para pekerja proyek menemukan susunan candi yang masih berada dalam kondisi baik.
Pihak kampus yang menyadari hal itu pun langsung melakukan penggalian lagi untuk membuka seluruh susunan candi yang kemungkinan besar terkubur oleh endapan sedimen letusan Gunung Merapi sekitar seribu tahun silam. Kompleks candi itu kemudian dinamakan sesuai nama dusun di tempat tersebut.
Candi Kimpulan adalah tipe candi terbuka yang terdiri atas satu candi induk berukuran 6x6 meter dan satu candi perwara (pendamping) berukuran 4x6 meter. Di candi utama, ditemukan lingga-yoni, gerabah, dan arca Ganesa. Sementara, di candi perwara ada arca Nandi, lapik padma, serta lingga dan yoni.
Selain itu, ada pula benda-benda berharga lain yang ditemukan pada candi tersebut, di antaranya manik-manik, lempengan, serta uang dari bahan emas dan perak.
Meski bertipe candi terbuka, para peneliti yakin jika dulu ada tiang kayu dan atap yang juga terbuat dari kayu atau bambu. Diperkirakan, bagian tersebut sudah hancur atau lapuk karena erupsi atau faktor usia.
“Bentuk asli candi ini sepertinya mirip dengan pura Hindu di Bali dengan atap yang menjulang dari bahan kayu, sirap, atau atap ijuk. Fungsinya adalah tempat peribadatan tapi ukurannya kecil, mirip-mirip dengan musala,” ungkap Rektor UII Fatur Wahid sebagaimana dilansir dari GNFI, (12/4/2023).
Karena dianggap sebagai bangunan dengan nilai sejarah tinggi, pihak UII pun memutuskan untuk mengubah desain gedung perpustakaan menyesuaikan posisi candi. Kini, keberadaan candi yang klasik tersebut melengkapi tampilan modern dari bangunan perpustakaan yang ada di sebelahnya.
O ya, kalau kamu pengin melihat secara langsung Candi Kimpulan, nggak usah bingung. Datang saja ke kompleks kampus UII dan menanyakan lokasinya ke petugas. Biasanya, kamu hanya diminta untuk mengisi buku tamu tanpa membayar sepeser pun, Millens. (Arie Widodo/E10)