BerandaAdventurial
Jumat, 11 Jun 2020 13:16

Candi Joglo Purwodadi, Tempat Wisata Hits di Kabupaten Grobogan

Candi Joglo adalah tempat para pemburu foto! (Inibaru.id/ Julia Dewi Krismayani)

Nggak salah memang jika kawasan wisata Candi Joglo Purwodadi ini menjadi destinasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Grobogan. Seperti apa sih gambaran tempat wisata yang mengusung konsep Jawa-Bali ini?<br>

Inibaru.id – Sebenarnya, sudah lama saya pengin berkunjung ke Candi Joglo Purwodadi. Tadinya saya pikir saya harus gigit jari setelah tahu tempat wisata hits ini tutup sejak Maret lalu karena pandemi. Duh, jangan sampai perjalanan selama 30 menit saya sia-sia.

Tapi tampaknya nasib baik menghampiri. Setelah tahu maksud kedatangan saya, Muhadi, sang pengelola mengizinkan saya masuk. Sore itu, menjadi kali pertama saya menyusuri Candi Joglo Purwodadi itu. Hadi, panggilan akrab Muhadi, mengaku jika dirinya masih melayani fotografer yang ingin melakukan photoshoot di sana. Selain juru foto dan kuli tinta, belum boleh ya.

O ya, tiket masuk di sini Rp 10.000 per orang. Tarif ini belum termasuk biaya sewa kain poleng seharga Rp 5.000. Itu lo kain bermotif kotak-kotak hitam putih yang dipakai sebelum masuk candi.

Aksesnya sangat mudah karena letaknya ada di arah Jalan Purwodadi-Solo, lalu masuk gang perumahan warga sekitar 10 meter.

Prasasti lingga yoni yang ada di Candi Joglo Semar Grobogan. (Inibaru.id/ Julia Dewi Krismayani)<br>

Kompleks Candi Joglo ini dibagi menjadi dua, Millens. Pertama, kawasan Candi Joglo Semar yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Medhangkamulan. Berdasarkan penjelasan Hadi, bagian joglo di sini dari dulu sampai sekarang sering dipakai untuk semedi.

“Candi Joglo ini dulunya bukan tempat ibadah tapi tempat tinggal warga. Di sini juga biasa dipakai untuk mengheningkan cipta (semedi). Sampai sekarang masih ada,” katanya.

Kesan Jawa memang diperoleh dari bagian joglo, sementara pada area bebatuan candinya mengingatkan saya dengan Bali. BTW, saya betah banget berlama-lama di pelataran candi. Banyak pohon rindang yang lumayan menghalau terik matahari. Selain cocok buat ngadem, tempat ini instagenik lo. Pengunjung bisa banget foto-foto untuk menambah koleksi foto di Instagram. Yang pernah ke sini pasti setuju dengan pendapat saya. He

Di sekitar bangunan joglo terdapat peralatan dapur kuno, pawon, perkakas tradisional, tampah, dan lesung. Wawasanmu soal kehidupan zaman pramodern bakal bertambah deh! Bergeser ke dalam joglo, beberapa benda zaman old juga terpajang rapi. Gamelan, keris, artefak, dan uang kuno siap membawamu ke ratusan tahun ke belakang. Beberapa koleksi topeng Bali juga terpajang di sana.

Perpaduan budaya Jawa dan Bali yang diusung Hadi bukan tanpa alasan. Menurutnya, Jawa dan Bali memiliki kebudayaan yang hampir mirip.

"Dulu kan pusat kerajaan Hindu justru ada di Jawa, bukan di Bali," tuturnya lagi.

Berbagai pajangan peralatan tradisional orang zaman dulu. (Inibaru.id/ Julia Dewi Krismayani)<br>

Setelah dari kawasan Candi Joglo Semar, saya diajak Hadi mengelilingi bagian kedua yaitu Candi Karsa. Bagian ini merupakan perluasan area objek wisata. Kebetulan saat itu lagi golden hour. Nggak mau rugi, saya langsung ambil foto sebanyak-banyaknya. He

Kawasan ini lebih luas dari yang pertama. Golden hour di Candi Karsa benar-benar istimewa. Seluruh bangunan diselimuti cahaya keemasan yang lembut. Area persawahan yang berada di sampingnya juga membuat saya terpesona.

Wah, pengin rasanya ke sini bareng teman-teman. Pengelola memberitahu saya, nantinya ada beberapa aturan yang berlaku yaitu wajib memakai masker dan mencuci tangan di tempat yang sudah disiapkan. Enteng kan?

Gimana, sudah nggak sabar melancong ke Candi Joglo Purwodadi? Eits, tunggu sampai dibuka ya, Millens biar bisa menikmati berbagai suguhan seru! (Julia Dewi Krismayani/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024