BerandaAdventurial
Minggu, 14 Mei 2022 08:00

Air Terjun Songgo Langit Jepara, Daya Pikat di Punggung Muria

Air Terjun Songgo Langit menjadi salah satu lokawisata alam yang harus dikunjungi saat bertandang ke Jepara. (Instagram/pariwisatajepara)

Air Terjun Songgo Langit dapat memikat siapa saja yang datang berkunjung, karena keindahan dan kesejukan alam sekitar mampu membuat jiwa dan pikiran menjadi jernih kembali.

Inibaru.id - Dinding tinggi berlumut yang dipenuhi tumbuhan liar pada sisi kanan dan kiri menjadikan Air Terjun Songgo Langit begitu sejuk. Airnya jernih dan dingin, membuat siapa pun pengin berlama-lama di lokawisata alam yang berlokasi di Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara tersebut.

Gerojokan setinggi 80-an meter ini memang telah lama menjadi magnet bagi para wisatawan lokal, khususnya dari Jepara dan sekitarnya. Perjalanan menuju lokasi yang terbilang melelahkan agaknya nggak menyurutkan para wisatawan yang didominasi anak muda tersebut.

Berada di tempat ini, kamu akan disuguhi pemandangan alam nan menawan yang dipadu dengan suara "berisik" air terjun yang terbilang deras. Kalau beruntung, kamu juga bisa menjumpai berbagai macam kupu-kupu di sekitar kompleks air terjun.

Semua itu bisa kamu dapatkan dengan menebus tiket masuk sekitar Rp 5.000-an saja per orang. Ditambah biaya parkir antara Rp 3.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil, piknik ke Air Terjun Songgo Langit tentu menjadi pilihan tepat untuk kamu yang berbujet terbatas.

Dilarang Berenang

Air Terjun Songgo Langit memiliki palung sedalam 8 meter dengan pusaran air yang kuat di dalamnya. (Dolanyok)

Selain aliran air yang cukup deras, Air Terjun Songgo Langit juga tampak menawan lantaran memiliki kolam utama yang lebar dengan palung sedalam 8 meter tepat di bawah air terjun. Kendati terlihat menyegarkan, sebaiknya kamu nggak berenang di sana karena ada pusaran air yang kuat di bawahnya.

Larangan berenang di kolam tertera jelas di beberapa sudut di Air Terjun Songgo Langit. Ini dilakukan pengelola lantaran kolam tersebut pernah beberapa kali merenggut korban jiwa. Jadi, jangan coba-coba melawan aturan itu, ya!

Oya, arus air di gerojokan selebar dua meter ini biasanya paling deras terjadi pada musim penghujan. Sementara, pada musim kemarau alirannya bisa sangat kecil, bahkan kadang nggak mengalir. Maka, waktu terbaik untuk berkunjung ke sini adalah sekitar Oktober hingga Maret.

Nggak hanya bermain air, di tempat ini kamu juga bisa menjajal area outbond yang cukup menguras keringat, berkemah di camping area, atau sekadar duduk-duduk di gazebonya. Kamu juga bisa berlama-lama di sini karena Air Terjun Songgo Langit telah menyediakan toilet dan tempat ibadah yang oke.

Perjalanan Panjang yang Terbayarkan

Air Terjun Songgo Langit berada di punggung Gunung Muria. (Instagram/aditya_permana15)

Air Terjun Songgo Langit berlokasi di punggung bagian utara Gunung Muria. Nah, lantaran letaknya ada di perbatasan antara Jepara dengan Pati, kamu juga bisa berangkat ke tempat tersebut melalui kedua kota itu. Melajulah ke arah Kecamatan Kembang, maka kamu akan segera tiba di Desa Bucu.

Dari alun-alun Jepara, perjalanan menuju Desa Bucu sekitar 33 kilometer dengan waktu tempuh nggak kurang dari satu jam perjalanan normal. Dari Bucu, carilah Dukuh Ngelencer, maka kamu akan segera tiba di Air Terjun Songgo Langit.

Perjalanan menuju Air Terjun Songgo Langit nggak bisa dibilang pendek. Namun, yakinlah bahwa semua itu bakal segera terbayarkan begitu melihat betapa moleknya lanskap lokawisata alam ini. Maka, sebelum ke sini usahakan memori ponsel atau kamera kosong ya, karena bakal banyak spot menarik untuk berswafoto, lo!

Kalau kamu suka keramaian, datanglah pada akhir pekan. Namun, untuk kamu yang pengin mencari ketenangan, bertandanglah pada pertengahan pekan. Selain harga tiketnya lebih murah, pengunjung yang berkunjung pada tengah pekan biasanya nggak seramai akhir pekan.

Menarik, bukan? Sayangnya, selama pandemi Covid-19 tempat wisata yang cocok untuk rekreasi keluarga tersebut sempat tutup. Jadi, ada baiknya kamu cari tahu lebih detail dulu, ya, Millens! (Nat/IB34/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024