Jadi, program ini muncul sebagai cara untuk merayakan Hari
Jadi Kota Semarang yang ke-478. Menurut Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang Haris Setyo, layanan BRT gratis ini memiliki kuota terbatas.

Namun, tetap saja, terobosan ini diperkirakan bakal bikin semakin
banyak generasi muda tertarik naik bus yang bisa mengantar kita ke hampir seluruh sudut Kota Atlas ini.&nbsp;

Lantas, gimana caranya ya agar pelajar dan mahasiswa bisa
naik bus Trans Semarang gratis? Kalau soal ini, Haris menyebut mereka bisa
melkaukan pendaftaran secara daring.

“Nantinya melakukan pendaftaran secara online, karena
nggak semua pelajar ataupun mahasiswa naik bus Trans Semarang,” ungkap Haris
pada Jumat (2/5/2025).

Nah, cara mendaftarnya di portal.brtsemarang.com/ecard/registration.
Di tautan ini, kamu tinggal mengisi formulir registrasi. Siapkan foto KTP/KK ya karena akan diunggah pada tautan tersebut.

Setelah mengisinya dengan lengkap, kamu bakal mendapatkan
pesan di aplikasi perpesanan WhatsApp dari Trans Semarang. Isinya adalah QR
Code yang tinggal kamu simpan.

Setelah itu, kamu tingal menunggu proses validasi selesai. Setelah itu, kamu tinggal mengambil kartu yang sudah dipilih di formulir
registrasi sebelumnya. Tempat pengambilannya bisa di halte Balaikota, Simpang
Lima, Elisabeth, dan Terminal Banyumanik.

Dengan kartu Rp0 inilah, pelajar dan mahasiswa bisa naik bus
Trans Semarang secara gratis. Kalau nggak membawanya, bakal tetap dikenakan tarif
Rp.1000, Millens.

Bagaimana jika kamu pelajar atau mahasiswa yang nggak punya
KTP Semarang? Yang ini juga bakal tetap dikenakan tarif Rp.1000.

O ya, kartu Rp0 ini nantinya bakal ada masa berlakunya.
Jadi, pastikan kamu menggunakannya dengan cermat, ya?

Gimana, tertarik untuk membuat kartu yang bisa membuatmu
naik bus Trans Semarang gratis, Millens? Lakukan dulu tahapan-tahapan
yang sudah disebutkan sebelumnya tadi. (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id –&nbsp;Bus Rapid Transit (BRT) termasuk salah satu moda darat massal yang cukup diandalkan masyarakat di Kota Semarang. Selain fasilitas yang cukup baik, daya jangkau dan jelajah bus yang lebih dikenal sebagai Trans Semarang ini juga cukup luas.&nbsp;

Trans
Semarang jadi sistem transportasi berbasis bus yang mampu menjangkau hampir seluruh
wilayah Kota Lunpia dengan baik. Tarifnya pun terbilang cukup terjangkau, dengan waktu layanan yang lumayan panjang.&nbsp;

Nah, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ternyata masih pengin
menambah jumlah pengguna harian Trans Semarang, Millens. Caranya adalah
dengan membuat mereka yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa, yang
sebelumnya dibebani tarif Rp1.000 sekali jalan, bisa naik Trans Semarang
gratis. Yap, kamu nggak salah baca; gratis!

Pelajar dan Mahasiswa bisa naik bus Trans Semarang gratis asalkan melakukan sejumlah cara berikut.

Cara Agar Bisa Naik Bus Trans Semarang Gratis

Nah, ternyata, nggak begitu mempedulikan e-mail ataupun
password bukanlah dilakukan Annisa seorang. Nyatanya, kalau menurut data yang
diungkap Nordpass pada Kamis (1/5/2025), orang Indonesia cenderung
menyepelekan password yang mereka gunakan untuk e-mail atau akun-akun aplikasinya.

Dalam data yang dirangkum dari kebiasaan orang Indonesia
dalam menggunakan internet selama 2024 tersebut, terungkap bahwa password yang
terbanyak dipakai orang Indonesia adalah “123456”! Gampang banget buat ditebak,
bukan?

Password terbanyak kedua yang digunakan pun nggak jauh beda,
yaitu “12345”. Sederhananya, kalau kita mengetik urutan angka tersebut, bisa
saja kita membuka e-mail atau akun orang lain dengan mudah, bukan?

Setelahnya, berturut-turut password seperti “qwerty123”, “12345678”,
“dan “qwerty1” juga banyak dipakai warganet Indonesia. Nggak jauh beda dan
sama-sama mudah ditebak!

Ada sih beberapa password nyeleneh seperti “bismillah”,
“rahasia”, “Indonesia”, hingga “sayang” yang nggak cepat ditebak. Tapi, tetap
saja, karena nggak ada kombinasi angka, huruf, dan kode, password-password itu
mudah dibobol warganet lainnya!

“Aku mungkin nggak memakai password-password yang mudah itu.
Tapi aku memakainya untuk e-mail hingga akun media sosial yang jumlahnya cukup
banyak. Beberapa temanku yang nggak pengin kesulitan masuk ke akun-akun media
sosial alternatifnya, pada akhirnya memilih password yang mudah seperti itu,” ungkap
Adinda.

Yap, mengingat password-password tersebut mudah banget untuk
ditebak atau dibobol, ada baiknya nggak kamu gunakan deh. Biar akunmu aman.
Setuju kan, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Meski sudah resign dari sebuah
institusi pendidikan di Kota Semarang sejak akhir 2024 lalu, e-mail dan
password Annisa Kusuma masih nyangkut di kolom login sistem pengawasan
tes di kantor tersebut. Yang lebih mengejutkan, tatkala rekannya yang masih
bekerja di sana, Adinda, pengin membuka e-mailnya sendiri, terlihat juga kalau Annisa
masih menyimpan akun e-mail dan sandinya di aplikasi peramban komputer.

Komputer tersebut adalah komputer pengawasan tes yang bisa
dipegang oleh setidaknya 5 orang. Meski Adinda dan teman-teman kerjanya nggak
akan mengutak-atik e-mail Annisa, tetap saja dia keheranan dengan betapa careless
mantan rekannya itu dalam menjaga keamanan e-mail yang juga dipakai sebagai akun di berbagai aplikasi penting di ponsel tersebut.

“Seingat saya, e-mail itu dulu dia buka untuk keperluan
skripsi. Kalau saya pasti bakal milih membukanya di laman privat dan
passwordnya nggak akan disimpan. Terlalu riskan kalau sampai akhirnya data-data
pribadi di e-mail bisa diambil,” ungkap Adinda saat mengutarakan keheranannya
dengan perilaku mantan rekan kerjanya tersebut.

Ternyata, masih banyak orang Indonesia yang nggak peduli kalau password yang dipakai untuk e-mail atau akun-akun lainnya mudah dibobol, lo!

Password Apa yang Paling Banyak Dipakai Warganet Indonesia?

“Selain jalan-jalan, saya nyari oleh-oleh legendaris khas
Solo yang disukai banget sama ibu saya, yaitu Intip Asli Bu Harno!” ucapnya
penuh semangat pada Jumat (2/5/2025).

Buat kamu yang nggak tahu, intip adalah camilan yang terbuat
dari nasi, tepatnya kerak nasi yang melekat di bagian dasar panci saat nasinya
ditanak. Kerak ini biasanya dijemur dan kemudian digoreng sampai renyah. Biar
rasanya semakin mantap, biasanya diberi tambahan gula jawa, Millens.

Nah, camilan inilah yang sudah dijajakan di Intip Asli Bu
Harno sejak 30 tahun silam. Meski lokasi tempat produksi sekaligus tokonya ada
di dalam gang, karena intip yang diproduksi di sana sangat berkualitas, wajar
jika banyak wisatawan yang datang ke sana setiap hari.

“Lokasinya nggak jauh dari Stasiun Solo Jebres. Masuknya
bisa lewat Jalan Purwopuran Gang 1 atau Gang 2. Tapi kalau bawa mobil, kayaknya
parkirnya harus di Jalan Sindutan atau Jalan Urip Sumoharjo. Dari sana baru
jalan sekitar 100-an meter,” tutur Olivia.

Memangnya, seistimewa apa sih intip yang dibuat di sana?
Konon, kerak ini berasal dari nasi yang dimasak di dalam kendil! Alat masak langka ini diklaim menambah kenikmatan intip.

“Selain itu, gula jawanya asli. Makanya rasa manisnya pas.
Bagiku ini intip terenak di Solo,” tegas Olivia.

Konon, demi menjaga rasa, gula jawanya didatangkan langsung
dari produsen gula jawa terbaik di Wonosobo, Jawa Tengah. Pantas deh
kualitasnya istimewa.

Kalau kamu tertarik untuk mencicipi kelezatan Intip Asli Bu
Harno Solo, nggak usah khawatir. Jam bukanya panjang kok, dari pukul 07.00 WIB
sampai 21.00 WIB. O ya, harga intip di sana juga murah kok. Mulai Rp20 ribuan,
kamu bisa mendapatkan intip dengan ukuran yang besar!

Jadi, kapan nih kita main ke Intip Asli Bu Harno Solo buat belanja
oleh-oleh, Millens? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Beberapa bulan belakangan, teman kuliah
saya dulu, Olivia Sukma rajin mengajak anaknya naik kereta ke Solo pada akhir
pekan meski hanya sebulan sekali. Alasannya, dia bisa mengajak anaknya ke kota
yang enak buat jalan-jalan pulang pergi hanya sehari.

Maklum, rumahnya cukup dekat dengan Stasiun Brumbung,
Mranggen, Demak. Dia pun bisa naik kereta ke Solo dengan mudah.

Keistimewaan rasanya berasal dari proses memasak yang tetap tradisional.

Oleh-oleh Legendaris Khas Solo; Intip Asli Bu Harno

Selain mejual tanah kepada B, Tupon juga memberi akses jalan seluas 90 meter persegi dan hibah 54 meter persegi untuk gudang RT. Dari tanah yang semula seluas 2.103 meter persegi, dia memecah sertifikat hingga tersisa 1.655 meter persegi, tempat dia dan anaknya membangun rumah.

Beberapa bulan berselang,&nbsp;B menyarankan Tupon untuk memecah sertifikat yang tersisa itu menjadi empat; satu untuk Tupon, lalu tiga lainnya untuk anak-anaknya. B menawarkan bantuan sekaligus mengatakan akan menanggung biaya pemecahan, karena dirinya masih berhutang sebesar Rp35 juta kepada Tupon.

Tupon setuju, lalu menyerahkan sertifikat itu kepada B. Selanjutnya, dia tempat berbeda, dia sempat diminta menandatangani sejumlah dokumen tanpa didampingi ketiga anaknya. Heri Setiawan, anak sulung Tupon mengatakan, bapaknya nggak mungkin tahu apa yang ditandatangani karena nggak bisa baca-tulis.

Pada Maret 2924, Tupon dan keluarga dikagetkan oleh kedatangan&nbsp;petugas bank membawa fotokopi sertifikat tanah seluas 1.655 meter persegi milik Tupon yang telah beralih nama menjadi orang yang sama sekali nggak dikenal Tupon.

Petugas itu mengatakan, tanah yang dihuni Tupon sekeluarga itu menjadi agunan pinjaman ke bank senilai Rp1,5 miliar yang macet sehingga sedang dalam proses lelang oleh bank. Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul memastikan bahwa berkas peralihan hak milik itu lengkap secara administrasi.

Dugaan adanya campur tangan mafia tanah dalam kasus ini pun mencuat. Saat ini, kasus tersebut telah dilaporkan ke Kepolisian Daerah DIY dan masih dalam proses penyelidikan.

Mafia tanah merujuk pada kelompok atau individu yang secara ilegal mengambil alih hak atas tanah milik orang lain. Modus operandi mereka beragam, mulai dari pemalsuan dokumen hingga kolusi dengan oknum pejabat.

Menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono, pada tahun 2024 terdapat 98 kasus mafia tanah yang menjadi target operasi, dengan potensi kerugian negara mencapai Rp41 triliun.

Keberadaan media sosial dalam kasus Mbah Tupon sebetulnya cukup menarik karena membuat kasus tersebut kini ditangani dengan serius oleh berbagai pihak. Dengan teknologi yang kita miliki sekarang, siapa pun juga jadi bisa mengecek keabsahan sertifikat tanah melalui layanan resmi.

Selain itu, media sosial juga terbukti ampuh sebagai media edukasi untuk masyarakat terkait keberadaan mafia tanah yang bisa mengintai siapa saja ini.&nbsp;

Punya tanah bukan jaminan aman. Di Indonesia, sertifikat yang sah pun bisa digugat dan hilang karena praktik mafia tanah. Lalu, gimana cara mencegahnya? Berbasis data, teknologi, dan pengalaman nyata, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar nggak terjebak praktik mafia tanah:

Mbah Tupon kehilangan lahannya karena belum bersertifikat dan mafia tanah masuk lewat celah itu. Tanah girik, letter C, atau akta jual beli tetap rentan tanpa sertifikat resmi dari BPN.

2. Cek keaslian sertifikat secara digital

Kementerian ATR/BPN kini menyediakan aplikasi Sentuh Tanahku. Kamu bisa memeriksa status dan data sertifikat tanah melalui ponsel. Ini penting agar tahu apakah ada sengketa atau penggandaan.

Jangan hanya simpan sertifikat fisik, simpan juga salinan digitalnya di tempat aman seperti cloud storage yang terenkripsi.

Secara hukum, tanah yang tidak ditandai rawan diakui pihak lain. Mafia tanah memanfaatkan lahan kosong yang terlihat “tak bertuan”. Jadi, kamu bisa pasang patok beton dan papan nama dengan info kepemilikan; bisa pula ditambahkan QR code yang mengarah ke bukti kepemilikan digital.

4. Simpan dokumen lengkap dan terstruktur

Menurut pengamat agraria dari UGM, lemahnya arsip pribadi jadi celah mafia untuk menggugat kepemilikan. Banyak warga menyimpan dokumen sembarangan, bahkan hilang saat pindahan atau kebakaran.

Maka, usahakan untuk selalu mengarsipkan dokumen secara rapi, buat salinan digital, dan beri akses ke ahli waris jika perlu.

5. Update data kepemilikan jika ada perubahan

Banyak kasus mafia tanah bermula dari data lama, yakni nama pemilik belum diperbarui meski sudah diwariskan atau dijual. Ini bisa dimanfaatkan oknum untuk menggugat. Maka, setelah transaksi atau pembagian warisan, segera balik nama di BPN dan perbarui di sistem elektronik.

6. Laporkan aktivitas mencurigakan sejak dini

Jika ada orang nggak dikenal yang mengukur, mengklaim, atau menawarkan jual beli lahan milikmu, jangan anggap sepele. Dokumentasikan aktivitas mencurigakan dengan video atau foto, lalu laporkan ke kelurahan, BPN, atau Satgas Antimafia Tanah melalui hotline resmi.

Demikianlah beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menghindari adanya kemungkinan kamu terjebak dalam lingkaran mafia tanah. Dari Mbah Tupon kita belajar bahwa tipu daya mafia tanah itu nyata dan bisa saja datang dari orang-orang yang semula kita kenal baik. Bagaimana menurutmu? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Tipu daya para mafia tanah kembali menjadi perhatian publik setelah kasus Mbah Tupon, petani asal Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, viral di media sosial. Dalam kasus tersebut, kakek&nbsp;68 tahun ini terancam kehilangan rumah dan tanah kepunyaannya.&nbsp;

Bermula saat korban bermaksud menjual tanah seluas 298 meter persegi kepada B pada 2020, dia malah terancam kehilangan keseluruhan lahan yang mencapai ribuan meter persegi.

Dari kasus Mbah Tupon, kita jadi tahu bahwa tipu daya mafia tanah adalah nyata dan bisa menimpa siapa saja, yang kebanyakan masuk melalui celah 'tanah yang belum bersertifikat'.

Dari Kasus Mbah Tupon, Kita Belajar tentang Tipu Daya Mafia Tanah

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi menyatakan bahwa pengembalian kereta adalah hasil dari evaluasi Proof-of-Concept (PoC).

“Hasil dari penilaian PoC ditemukan bahwa sistem autonomous dari trem otonom (Autonomous Rail Transit IKN) belum dapat berfungsi dengan baik," ujar Ali, Sabtu (3/5).

Kelemahan lain yang ditemukan adalah ketidakmampuan sistem pengereman otonom mendeteksi dan merespons rintangan atau objek yang melintas di depannya.

ART nggak dapat memperlambat atau berhenti secara otomatis, meningkatkan risiko kecelakaan dan bertentangan dengan standar keselamatan tinggi yang diterapkan di IKN.

Berbeda dengan kondisi di Tiongkok, di mana ART beroperasi di jalur khusus dengan infrastruktur yang telah siap sepenuhnya, IKN menghadirkan tantangan yang lebih kompleks.

Teknologi yang diimpor perlu menjalani proses adaptasi lokal yang ketat, mulai dari pengujian di iklim tropis, medan yang belum stabil, hingga integrasi dengan lalu lintas campuran.

ART awalnya diharapkan menjadi simbol kemajuan transportasi ramah lingkungan di IKN, dengan sistem berbasis baterai dan pengoperasian tanpa masinis. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kesiapan teknologi belum sebanding dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah IKN.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa pengembalian ini nggak menimbulkan kerugian pada negara. 

“Terkait uji coba ini yang melakukan MoU adalah otoritas IKN dengan vendor yaitu Norinco dengan partisipasi dari CRRC Qindao Sifang. Oleh karena itu, pihak yang melakukan evaluasi apakah ART ini layak dan cocok dengan kebutuhan IKN adalah Otoritas IKN,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo melansir Kompas,&nbsp;Sabtu (3/5).

Sebagai informasi, ART di IKN ini mulai menjalani uji coba sejak 10 Agustus 2024. Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal, uji coba awal dilakukan pada jalur pendek yang mengelilingi Gedung Kemenko 3 menuju Gedung Kemenko 2, lalu kembali lagi ke Gedung Kemenko 3, yang terletak di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Pada fase uji coba ini berlangsung sekitar dua bulan dan mencakup uji coba dinamis untuk menguji kemampuan operasional ART. Setelah itu, trem otonom ini diperkenalkan kepada publik dalam masa pameran mulai 10 Oktober hingga 31 Desember 2024. Selama periode tersebut, masyarakat dapat mencoba layanan ART secara gratis.

Nggak hanya diuji coba dan dipamerkan, Kumparan (30/4) mencacat ART juga sempat digunakan sebagai kendaraan pengumpan (feeder) untuk mendukung pergerakan peserta dalam upacara Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia yang digelar di IKN. Presiden ke-7 RI Joko Widodo juga sudah menjajalnya saat itu, lo.

Meski demikian, belum ada keputusan apakah pemerintah akan kembali mendatangkan ART dari Tiongkok atau mencari alternatif lain. Semua opsi masih dalam tahap evaluasi sambil menanti solusi teknologi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi IKN.

Hm, menurutmu bagaimana, Millens? Lanjut kerjasama bareng Tiongkok atau cari yang lain? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id -&nbsp;Mimpi memiliki kereta tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) yang bakal beroperasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) tampaknya harus tertunda. Pasalnya, kereta yang didatangkan dari CRRC Qingdao Sifang, Tiongkok itu dinyatakan belum mampu beroperasi secara otonom sesuai rencana.

Alhasil, ART harus diretur ke produsen untuk perbaikan teknologi. Masalah utama terletak pada sistem otonom yang belum siap beroperasi di lingkungan mixed traffic IKN, di mana jalur uji coba masih digunakan bersama kendaraan lain dan kondisi infrastrukturnya belum sepenuhnya matang.

Sensor dan kecerdasan buatan (AI) yang menjadi otak kendaraan ini belum mampu menyesuaikan diri dengan situasi jalan yang nggak rata serta gangguan dari kendaraan konstruksi.

Kereta tanpa rel IKN gagal beroperasi secara otomatis dalam uji coba. Sistem otonomnya nggak mampu beradaptasi dengan kondisi jalan IKN, sehingga kereta dikembalikan ke Tiongkok untuk perbaikan teknologi.

Gagal Berfungsi Otonom, Kereta Tanpa Rel IKN Dikembalikan ke Tiongkok

Aksi teatrikal ini merupakan bagian dari Baratan, sebuah tradisi tahunan di Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara yang digelar menjelang Ramadan, tepatnya pada pertengahan Syakban dalam penanggalan Jawa dan Islam.

Muhammad, tokoh Desa
Kriyan sekaligus pihak penyelenggara menjelaskan, istilah baratan bukan berasal dari
negara barat, tapi dari kata Lailatul Baro’atan atau malam yang penuh
keberkahan. Kata itulah yang kemudian diadopsi menjadi kata Baratan.

Baratan adalah tradisi yang digelar sebagai bagian dari Malam Nisfu Syakban, hari ke-15 pada bulan Syakban yang tahun ini jatuh pada 14 Februari lalu. Dalam Islam, malam yang juga dikenal sebagai Lailatul Bara'ah&nbsp;itu diyakini sebagai malam sakral; waktu ketika dosa-dosa diampuni sebelum memasuki Ramadan.&nbsp;&nbsp;

Muhamad menyebutkan, Baratan dirayakan dengan pelaksanaan kirab mengelilingi desa. Sebelum kirab dilakukan, masyarakat terlebih dahulu memanjatkan doa bersama. Setelahnya, lakon Ratu Kalinyamat menerima keris dari kepala desa, lalu menaiki kereta kencana untuk berkeliling kampung.

"Barisan paling
depan adalah pasukan sapu jagat yang melecutkan sapu lidi ke jalan. Dalam rombongan juga ada anak-anak pembawa impes (lentera khas Jepara) dan&nbsp;gunungan hasil bumi yang telah didoakan sebelumnya," terangnya.

Kirab Baratan dimulai dengan pasukan sapu jagat yang mendahului dayang pembawa kendi air Tirta Kahuripan serta Kereta Kencana pembawa Ratu Kalinyamat. Di belakangnya ada pasukan dayang dan rombongan pembawa gunungan hasil bumi dan tampah berisi apem dan puli, lalu disusul para pembawa lampion dan impes.

Bagi warga Desa Kriyan, sosok legenda yang belum lama ini ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional itu memang spesial. Sedikit informasi, Ratu Kalinyamat adalah penguasa Jepara sekaligus perintis antikolonialisme yang begitu ditakuti Portugis pada pertengahan abad ke-16.

"Selain kesenangan dan gegap gempita, pesta Baratan ini sebetulnya juga mengingatkan masyarakat Jepara pada kesedihan sang Ratu atas kematian sang suami, Sultan Hadlirin," ujar Muhammad saat ditemui Inibaru.id seusai perhelatan Baratan, pekan lalu.

Muhammad menilai, Baratan sebaiknya nggak hanya dimaknai masyarakat sebagai arak-arakan yang ditujukan sebagai sarana hiburan. Menurutnya, masyarakat juga harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini, baik secara religius, budaya, maupun ekonomi.

"Tadi sore saya lihat banyak penjual. Ini potensial, bahwa anak muda berhasil menghidupkan UMKM (berkat tradisi Baratan)," pungkasnya.&nbsp;

Keberadaan Ratu Kalinyamat yang kini nggak hanya sebagai legenda, tapi sosok nyata penyandang gelar Pahlawan Nasional tentu akan membuat potensi Baratan sebagai&nbsp;event wisata populer di Jepara jauh lebih besar di kemudian hari. Bagaimana menurutmu, Millens?&nbsp;(Alfia Ainun Nikmah/E03)

Inibaru.id - Orang-orang telah mamadati area Masjid Al-Makmur Desa Kriyan saat perempuan berbusana anggun berjalan menuju pelataran masjid. Dialah Ratu Kalinyamat. Tentu saja itu hanyalah lakon, karena sang penguasa Jepara ini hidup pada masa yang lampau, jauh sebelum kemerdekaan.

Kedatangan Ratu Kalinyamat diiringi pasukan sapu jagat yang melecutkan sapu lidi ke jalan sebagai simbol pengusir roh jahat serta pemberi jalan bagi sang ratu untuk menerima keris dari kepala desa. Dia pun segera mencabut keris pusaka itu dari sarungnya, diarahkan ke atas, lalu menaiki kereta kencana.

Keberadaan Ratu Kalinyamat yang kini bukan sebatas legenda, tapi sosok nyata bergelar Pahlawan Nasional berpotensi menjadikan Kirab Baratan sebagai event wisata tahunan yang menarik di Jepara.

Ratu Kalinyamat, Kirab Baratan, dan Potensi Wisata Jepara

Bagi para pencinta sejarah, menjelajahi bagian dalam benteng
ini merupakan pengalaman yang menarik. Apalagi jika letaknya terlalu jauh,
membaca informasi seperti berikut akan
sangat memudahkan.

Berikut gambaran singkat tentang interior benteng di Jepara
seperti dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Benteng pertama yang bakal kita bahas adalah Benteng VOC. Secara
administratif, Benteng VOC atau yang juga dikenal dengan Loji Gunung ini terletak di Desa Ujung Batu, Kecamatan/Kabupaten Jepara dengan luas kurang lebih 7.230 meter persegi. 

Benteng ini berdiri di sebuah bukit di tepi Laut Jawa,
sekitar 0,5 km sebelah utara pusat kota. Bukit tersebut bernama Bukit Donoreja
(Bukit Jepara) yang berupa bukit terjal, kecuali di sisi timurnya yang cukup
datar sementara sisi selatannya dialiri Sungai Wisa.

Benteng VOC ini berada di ketinggian 35,05 meter di atas
permukaan laut dan memiliki tata letak segitiga dengan tiga bastion (sudut yang
dibuat menjorok keluar) di barat daya, timur laut, dan tenggara.

Adapun pintu masuk benteng yang berada di sisi timur,
dibangun dengan menggunakan batu karang berbentuk balok persegi panjang
berukuran rata-rata 18 cm x 25 cm x 30 cm. Balok-balok itu dirakit menggunakan
campuran pasir, kapur, dan semen merah, tanpa lem.

Dari timur, kita ke sisi barat, Millens. Di sana terdapat
makam penduduk sekitar. Di dalam kompleks permakaman terdapat beberapa makam kuno.
Hal ini bisa terlihat dari batu nisan dan kerb. Sementara itu, di sisi timur
Benteng VOC terdapat makam Tionghoa yang sudah nggak lagi digunakan, terbukti
dengan banyaknya kuburan yang sudah digali dan nggak terawat.

Melipir sedikit ke sebelah timur makam Tionghoa adalah Makam
Pahlawan Giri Dharma. Jika kamu mengalihkan pandangan di sisi selatan benteng
terdapat tiga rumah penduduk dan dua makam kuno. Makam ini dikenal oleh
penduduk setempat sebagai "Makam Encik", yang berarti makam orang
Arab. 

Sayangnya, nggak diketahui kapan benteng ini berdiri. Namun
diperkirakan telah digunakan pada abad ke-17 untuk mengamankan aset dan kantor
perdagangan VOC di Jepara. Keberadaan Benteng VOC cukup menggambarkan seriusnya
strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman dari darat dan laut.

Benteng Portugis Jepara yang secara administratif terletak
di Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara ini dibangun oleh
Portugis pada 1632. Jika menilik sejarah, benteng ini dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram. 

Benteng tersebut merupakan hasil kesepakatan antara Mataram
dan Portugis untuk mempertahankan dan menjaga jalur perdagangan laut dari
ancaman VOC. Sebagai informasi, Mataram saat itu berseberangan dengan kubu VOC.

Benteng Portugis dibangun di atas bukit yang menjorok ke
arah laut (tanjung) dan diapit oleh dua buah teluk di sebelah barat dan timur. Pada
sisi barat dan utara bukit berupa tebing terjal dengan beberapa lapisan batu
tulis yang terbuka. 

Di sisi timur agak landai dan jika kamu mau masuk harus
melalui pintu masuk benteng di sisi selatan bukit yang nggak terlalu curam.
Benteng ini dibangun di bagian utara puncak bukit. Saat ini, hanya dinding yang
terbuat dari batu tulis dan semen yang tersisa.

Asal kamu tahu, benteng ini memiliki tiga gerbang yaitu satu
gerbang utama di sisi selatan, satu gerbang di sisi barat, dan satu gerbang di
sisi utara. Nah, di sisi utara benteng ini terdapat tiga buah lubang berbentuk
U.

Menarik juga ya informasi mengenai Benteng VOC dan Portugis
di Jepara ini. Semoga pemerintah setempat tetap merawat dan melindungi tempat
ini sebagai bagian sejarah Jepara yang membanggakan ya, Millens? (Siti
Zumrokhatun/E07)

Inibaru.id – Jepara adalah tempat kelahiran Raden
Ajeng Kartini, seorang pahlawan yang memperjuangkan emansipasi perempuan pada
masa kolonial. Tempat ini juga merupakan lokasi bersejarah perjuangan melawan
kekuatan.

Ada banyak peninggalan bersejarah seperti prasasti, candi,
benteng, dan lain-lain. Benteng memainkan peran penting dalam perang.

Bukan cuma bisa berwisata di pantai-pantainya yang indah, wisata sejarah di Jepara juga nggak kalah seru. Kamu bisa lo mengunjungi dua benteng terkenal yang ada di Jepara yaitu Benteng Portugis dan VOC. Dijamin, liburanmu lebih berfaedah.

Buat Kamu yang Penasaran Isi Benteng VOC dan Portugis di Bumi Kartini, Jepara

Berada di tempat ini, kamu akan disuguhi pemandangan alam nan menawan yang dipadu dengan suara "berisik" air terjun yang terbilang deras. Kalau beruntung, kamu juga bisa menjumpai berbagai macam kupu-kupu di sekitar kompleks air terjun.

Semua itu bisa kamu dapatkan dengan menebus tiket masuk sekitar Rp 5.000-an saja per orang. Ditambah biaya parkir antara Rp 3.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil, piknik ke Air Terjun Songgo Langit tentu menjadi pilihan tepat untuk kamu yang berbujet terbatas.

Selain aliran air yang cukup deras, Air Terjun Songgo Langit juga tampak menawan lantaran memiliki kolam utama yang lebar dengan palung sedalam 8 meter tepat di bawah air terjun. Kendati terlihat menyegarkan, sebaiknya kamu nggak berenang di sana karena ada pusaran air yang kuat di bawahnya.

Larangan berenang di kolam tertera jelas di beberapa sudut di Air Terjun Songgo Langit. Ini dilakukan pengelola lantaran kolam tersebut pernah beberapa kali merenggut korban jiwa. Jadi, jangan coba-coba melawan aturan itu, ya!

Oya, arus air di gerojokan selebar dua meter ini biasanya paling deras terjadi pada musim penghujan. Sementara, pada musim kemarau alirannya bisa sangat kecil, bahkan kadang nggak mengalir. Maka, waktu terbaik untuk berkunjung ke sini adalah sekitar Oktober hingga Maret.

Nggak hanya bermain air, di tempat ini kamu juga bisa menjajal area outbond yang cukup menguras keringat, berkemah di camping area, atau sekadar duduk-duduk di gazebonya. Kamu juga bisa berlama-lama di sini karena Air Terjun Songgo Langit telah menyediakan toilet dan tempat ibadah yang oke.

Air Terjun Songgo Langit berlokasi di punggung bagian utara Gunung Muria. Nah, lantaran letaknya ada di perbatasan antara Jepara dengan Pati, kamu juga bisa berangkat ke tempat tersebut melalui kedua kota itu. Melajulah ke arah Kecamatan Kembang, maka kamu akan segera tiba di Desa Bucu.

Dari alun-alun Jepara, perjalanan menuju Desa Bucu sekitar 33 kilometer dengan waktu tempuh nggak kurang dari satu jam perjalanan normal. Dari Bucu, carilah Dukuh Ngelencer, maka kamu akan segera tiba di Air Terjun Songgo Langit.

Perjalanan menuju Air Terjun Songgo Langit nggak bisa dibilang pendek. Namun, yakinlah bahwa semua itu bakal segera terbayarkan begitu melihat betapa moleknya lanskap lokawisata alam ini. Maka, sebelum ke sini usahakan memori ponsel atau kamera kosong ya, karena bakal banyak spot menarik untuk berswafoto, lo!

Kalau kamu suka keramaian, datanglah pada akhir pekan. Namun, untuk kamu yang pengin mencari ketenangan, bertandanglah pada pertengahan pekan. Selain harga tiketnya lebih murah, pengunjung yang berkunjung pada tengah pekan biasanya nggak seramai akhir pekan.

Menarik, bukan? Sayangnya, selama pandemi Covid-19 tempat wisata yang cocok untuk rekreasi keluarga tersebut sempat tutup. Jadi, ada baiknya kamu cari tahu lebih detail dulu, ya, Millens! (Nat/IB34/E03)

Inibaru.id - Dinding tinggi berlumut yang dipenuhi tumbuhan liar pada sisi kanan dan kiri menjadikan Air Terjun Songgo Langit begitu sejuk. Airnya jernih dan dingin, membuat siapa pun pengin berlama-lama di lokawisata alam yang berlokasi di Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara tersebut.

Gerojokan setinggi 80-an meter ini memang telah lama menjadi magnet bagi para wisatawan lokal, khususnya dari Jepara dan sekitarnya. Perjalanan menuju lokasi yang terbilang melelahkan agaknya nggak menyurutkan para wisatawan yang didominasi anak muda tersebut.&nbsp;

Air Terjun Songgo Langit dapat memikat siapa saja yang datang berkunjung, karena keindahan dan kesejukan alam sekitar mampu membuat jiwa dan pikiran menjadi jernih kembali.&nbsp;

Air Terjun Songgo Langit Jepara, Daya Pikat di Punggung Muria

Inibaru.id &ndash; Sebagai negara kepulauan, Indonesia nggak hanya terdiri atas pulau-pulau besar. Gugusan pulau kecil pun banyak tersebar di berbagai wilayah sebagai kekayaan alam Indonesia. Biasanya pulau-pulau kecil itu nggak berpenghuni, jadi memiliki keindahan yang masih asri.
Nggak jauh dari Kota Semarang, ada juga satu pulau kecil yang indah lo. Namanya Pulau Mandalika. Secara administratif pulau yang masih asri ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara. Tepatnya di Desa Ujung Watu, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.
Untuk menuju ke sana, kamu dapat menyewa perahu dari jalur penyeberangan Pantai Kartini. Biasanya harga sewa perahu cukup variatif, tergantung banyaknya penumpang. Untuk sampai ke Pulau Mandalika, kamu akan menempuh perjalanan selama sekitar 30 menit.
<img src="/nuploads/59/pulaumandalika4.jpg" alt="" width="900" height="498" />
<code>Pulau Mandalika dilihat dari laut. (Instagram.com/aqibiribhan)</code>
Pulau Mandalika merupakan pulau yang nggak berpenghuni. Hm, pantas saja keasriannya masih terjaga ya. Putihnya pasir pantai di sana terlihat begitu bersih. Rimbunnya pepohonan pun tampak hijau dan menyejukkan.
Keasrian Pulau Mandalika juga dapat kamu temukan hingga ke dalam lautnya, Millens. Kamu dapat menemukan beragam ikan laut seperti kerapu, pari, dan kakap putih. Di sekitar pulau juga terdapat beberapa spot terumbu karang yang belum terjamah lo.
Baca Juga: <a href="/kulinary/nangka-celeng-nangka-unik-dari-pulau-mandalika" target="_blank">Nangka Celeng, Varietas Nangka Unik dari Pulau Mandalika</a> <a href="/tradisinesia/menyimak-mitos-di-balik-keindahan-pulau-mandalika" target="_blank">Mitos di Balik Keindahan Pulau Mandalika yang Perlu Kamu Ketahui</a>
Melakukan aktivitas seperti memancing, bermain air, hingga menyelam bisa jadi pilihan yang asyik kala berkunjung ke sana. Sekadar duduk-duduk di pinggir pantai juga nggak kalah seru!
Selain pantainya yang indah, di Pulau Mandalika kamu juga bisa menjajal buah unik bernama nangka celeng. Nggak seperti nangka pada umumnya, buah nangka celeng tumbuh di bagian bawah pohon. Unik ya?
<img src="/nuploads/59/pulaumandalika6.jpg" alt="" width="900" height="501" />
<code>Seorang pengunjung di Pantai Mandalika. (Instagram.com/aqibiribhan)</code>
Satu hal lagi yang bisa kamu lakukan di Pulau Mandalika yaitu berwisata religi. Yap, di sana terdapat makam Mbah Leseh atau Sayyid Utsman, seorang menteri pada masa Kerajaan Kalinyamatan. Warga setempat percaya bahwa mandi di air laut yang berdekatan dengan makam dapat menyembuhkan penyakit yang diderita.
FYI, nggak ada penginapan di Pulau Mandalika. Namun, kalau pengin bermalam, kamu bisa kok mencari penginapan di kawasan Benteng Portugis yang berada tepat di seberang pulau. Harga penginapannya bervariasi mulai Rp 80 ribu hingga Rp 200 ribu.
Jika kamu menginginkan perjalanan liburan yang tenang dalam balutan alam nan asri, Pulau Mandalika bisa jadi satu tujuan yang tepat. Namun, selalu ingat untuk menjaga kebersihan dan keasrian di sana ya! (IB10/E03)

Berwisata ke pulau nggak berpenghuni nggak selalu terlihat menyeramkan. Sebaliknya, pulau kecil nggak berpenghuni biasanya justru menyimpan keindahan alam nan asri dan menyejukkan hati.

Berburu Ketenangan di Balik Asrinya Pulau Mandalika Jepara

Inibaru.id &ndash; Nggak jauh dari kawasan Benteng Portugis Jepara, ada satu pulau nggak berpenghuni yang menyimpan keindahan alami. Pulau Mandalika namanya. Dari Benteng Portugis, jaraknya hanya sekitar 500 meter saja.
Suasana Pulau Mandalika begitu sejuk dan tenang. Rimbunnya pepohonan hijau tumbuh subur dan menambah hawa sejuk di pulau. Di sana kamu bisa melakukan berbagai aktivitas dalam air seperti memancing, menikmati jernihnya air laut, maupun sekadar bermain di sepanjang pantai.
<img src="/nuploads/59/pulaumandalika6.jpg" alt="" width="900" height="501" />
<code>Seorang pengunjung di Pulau Mandalika. (Instagram.com/aqibiribhan)</code>
Oya, di sana juga terdapat makam seorang tokoh Kerajaan Kalinyamatan yakni Sayyid Utsman atau Mbah Leseh. Nuansa sakral pun terasa begitu kental di sekitar makam.
Warga setempat percaya jika mandi di pantai sekitar area makam dapat menyembuhkan penyakit yang diderita oleh seseorang. Nggak heran kalau pada hari-hari tertentu, Pulau Mandalika akan ramai oleh pengunjung yang sengaja pengin mandi di pantai dekat makam.
Mitos yang Berkembang
Pada masa penjajahan, Pulau Mandalika sempat dijadikan tempat pengintaian lawan oleh bangsa Portugis. Jejak Portugis di Pulau Mandalika ternyata nggak hilang sepenuhnya, bahkan berkembang pula menjadi suatu mitos.
Budayajawa.id menulis, warga setempat percaya bahwa di Pulau Mandalika terdapat pintu gerbang Keraton Lawang Siluman. Jika pengunjung yang memiliki kulit putih dan berperawakan mirip dengan bangsa Portugis melewati pintu gerbang itu, dia dipastikan nggak akan kembali dan hilang bak ditelan bumi.
<img src="/nuploads/59/pulaumandalika5.jpg" alt="" width="900" height="495" />
<code>Keindahan Pulau Mandalika. (Instagram.com/aqibiribhan)</code>
Konon pintu gerbang kerajaan nggak kasat mata itu berupa pusaran air laut yang berada di selat antara Benteng Portugis dan Pulau Mandalika, Millens.
Terlepas dari mitos yang berkembang, Pulau Mandalika tetap nggak kehilangan pesona akan keasrian alamnya. Menghabiskan waktu liburan di sana rasanya benar-benar tenang karena jauh akan bisingnya kota.
Satu hal yang perlu kamu ingat, saat berkunjung ke sana tetap jaga kesopanan dalam tingkah laku dan tutur kata ya. Hormati kepercayaan dan kebiasaan warga setempat, ok? (IB10/E03)

Pasir putih yang terhampar luas, rimbunnya pepohonan hijau, dan alam dasar laut yang masih asri. Hm, itu hanyalah sebagian dari kekayaan alam di Pulau Mandalika. Namun, di balik keindahan itu, Pulau Mandalika juga menyimpan sejumlah mitos.

Mitos di Balik Keindahan Pulau Mandalika yang Perlu Kamu Ketahui

Inibaru.id &ndash; Meski saya dibesarkan di Jepara, tapi belum sekali pun saya datang ke air terjun ini. Kata teman saya sih indah banget. Tapi saya nggak akan setuju kalau belum melihat dengan mata kepala sendiri. Akhirnya, saya putuskan datang. Biar makin seru, saya mengajak teman.
<img src="/nuploads/94/Setatah_Isya2.jpg" alt="" width="1070" height="713" />
<code>Aliran sungainya deras juga ya. (Inibaru.id/ Isyah Maharas)</code>
Tempat wisata Air Terjun Setatah ini berlokasi di Desa Batealit, Kecamatan Batealit, Jepara. Jalan menuju ke sana memang beraspal tapi sayangnya agak sempit. Dilarang kebut-kebutan ya. Bahaya!
Oya, untuk menuju lokasi saya harus parkir jauh karena lokasinya yang nggak bisa dilalui kendaraan.
Setelah memarkirkan kendaraan, sekitar 200 meter saya berjalan menuju lokasi. Benar saja, untuk menuju ke sana saya harus melewati sawah. Yups, berjalan di tengah sawah dengan jalan setapak. Meskipun demikian jujur saya takjub dengan pemandangannya yang indah. Rumput hijau yang membentang di area persawahan tampak seperti permadani. Udara juga sejuk dan segar.
<img src="/nuploads/94/Setatah_Isya3.jpg" alt="" width="875" height="583" />
<code>Keramaian lokasi Setatah Batealit. (Inibaru.id/ Isyah Maharas)</code>
Setelah melewati sawah, saya harus membayar Rp 2 ribu untuk masuk. Mata saya langsung mengarah ke tebing setinggi 10 m yang mengucurkan air. Meski sudah lama nggak turun hujan di daerah ini, ternyata debit air masih lumayan. Kondisi sungai juga bersih bebas sampah.
Nggak heran kalau para pengunjung tergiur untuk nyemplung ke dalam air. Namun, ada juga yang sekadar berfoto. Selesai main air, kamu bisa mampir ke warung-warung kecil di sekitar air terjun. Eits, jangan lupa buang sampah bekas camilan atau minumanmu ke tempat sampah ya.
Meski belum dikelola secara apik, Air Terjun Setatah layak banget untuk dikunjungi. Kapan-kapan saya pasti datang lagi.&nbsp;Millens m au ikut? (Isyah M/E05)

Kalau pas berkunjung ke Jepara, jangan cuma main di pantai ya. Cobalah berkunjung ke tempat lain seperti Air Terjun Setatah di Batealit. Meski bukan destinasi wisata yang diunggulkan, tapi banyak kok pengunjung yang jatuh cinta pada tempat ini.

Brrr, Air Terjun Setatah Batealit Memang Nyegerin!

Inibaru.id &ndash; Selain memiliki pantai yang indah, Jepara juga memiliki beberapa tempat indah. Salah satunya adalah Watu Bobot, yang berlokasi di Kecamatan Batealit, Jepara. Meski letaknya sedikit pelosok, tapi keindahan air terjun Watu Gong mampu menyedot animo pengunjung. Ada saja wisatawan datang untuk menikmati pemandangan yang terhampar.
Eits, itu kalau pas musim hujan ya, Millens. Debit air yang deras tentu bikin kawasan ini nggak boleh kamu lewatkan. Tapi bagaimana ya kalau saya pergi ke sana saat musim kemarau? Mungkin orang akan berpendapat saya sinting. Tapi rasa penasaran saya nggak bisa dibendung. Ha ha
<img src="/nuploads/94/Watu%20Boto_Isya2.jpg" alt="" width="846" height="564" />
<code>Bebatuan di tengah sawah. (Inibaru.id/ Isyah Maharas)</code>
Dengan melewati jalan bekas truk dam yang berbatu saya hampir kesulitan menuju lokasi. Saya pikir bakal ada tempat parkir yang layak, ternyata motor hanya di parkir sembarangan di tengah hutan. Bingung tapi penasaran dengan lokasinya saya pun hanya mengikuti.
Benar saja, dari hutan tempat parkir tadi saya harus melewati jalan setapak nan terjal menuju sebuah irigasi. Sesampainya di sana saya bertemu dengan beberapa orang yang sedang memancing. Saya pun menyapa mereka biar menunjukkan kalau saya ini sopan. Ha ha
Nggak jauh dari tempat orang-orang memancing, saya menemukan tempat gersang di tengah sawah. Luar biasa, indah sekali pemandangannya.
<img src="/nuploads/94/Watu%20Boto_Isya.jpg" alt="" width="854" height="569" />
<code>Bekas galian di Batealit Jepara. (Inibaru.id/ Isyah Maharas)</code>
Tadinya saya pikir kami berdua saja akan menjadi orang sinting. Ternyata di sana sudah ada beberapa pengunjung lain yang sedang mengambil foto bebatuan yang berada di tengah hamparan sawah nggak jauh dari tempat saya berdiri.
Dari penjelasan teman saya tadi, tempat ini adalah bekas galian, bahkan hari biasanya pun masih ada pekerja batu di tempat ini. Hm, semoga nggak sampai merusak lingkungan ya.
Air terjun di Watu Bobot boleh saja&nbsp;cuma mengucur seadanya, tapi udaranya tetap saja sangat sejuk. Memang saat itu air nggak begitu deras tapi dengan menikmati suasana saya sudah sangat puas.
Saya nggak menyesal sama sekali pergi piknik ke sini. Tapi terus terang saya cukup rindu Watu Bobot di musim hujan. Semoga hujan cepat datang ya. Eh, kamu sudah pernah ke Watu Bobot belum? (Isyah M/E05)

Di Jepara ada destinasi wisata air terjun yang cukup terkenal yaitu Watu Bobot. Di musim penghujan, tempat ini penuh sesak oleh pengunjung yang kepingin menikmati pemandangan atau bermain air. Lalu apa yang bisa dinikmati pengunjung saat musim kemarau?

Blusukan ke Air Terjun Watu Bobot Batealit Jepara di Musim Kemarau, Nemu Apa?

Inibaru.id &ndash; Jepara selama ini dikenal dengan wisata pantainya yang indah, apalagi jika berkunjung ke sana sembari menanti matahari terbenam! Namun, tahukah kamu, berwisata di Jepara nggak melulu soal pantai lo. Di Jepara, ada satu desa yang memiliki banyak potensi wisata menarik untuk dikunjungi. Yap, Desa Wisata Plajan.
Desa wisata ini berada di Kecamatan Pakis Aji. Dari pusat kota Jepara, kamu harus menempuh perjalanan sekitar 22 kilometer untuk sampai di sana.
<img src="/nuploads/59/sirkuitbumiarafah.jpeg" alt="" width="900" height="566" />
<code>Sirkuit Bumi Arafah, salah satu destinasi wisata di Desa Wisata Plajan. (Radar Kudus/Emi Noviyanti)</code>
Akses menuju ke Desa Wisata Plajan cukup mudah. Selain jalannya yang cukup baik, kamu juga akan dimudahkan oleh adanya papan penunjuk arah sepanjang perjalanan ke sana.
Sesampainya di sana, bukan pantai yang akan menyambutmu, melainkan asrinya suasana perbukitan. Destinasi wisata di sana pun beragam, di antaranya Akar Seribu, Gong Perdamaian, Gua Sakti, Pura Darmaloka, dan Sirkuit Bumi Arafah.
Ragam Destinasi Wisata
Pengin jalan-jalan menyusuri hutan sembari berburu foto dengan suasana eksotis? Kamu bisa mengunjungi objek wisata Akar Seribu. Pepohonan karet yang tumbuh menjulur dari ranting hingga ke akarnya menjadi daya tarik utama di sana. Berkunjung ke sana seolah menjadikanmu seorang petualang sungguhan!
Menikmati pemandangan alam di Desa Wisata Plajan juga bisa kamu lakukan di objek wisata Sirkuit Bumi Arafah. Di sirkuit balap motor trail itu tersedia juga gardu pandang yang memungkinkanmu melihat pemandangan dari ketinggian.
<img src="/nuploads/59/akarseribuplajan4.jpg" alt="" width="900" height="508" />
<code>Lokawisata Akar Seribu. (DetikTravel/Wikha Setiawan)</code>
Pengin berwisata dengan nuansa religi? Bisa juga, Millens! Datanglah ke objek wisata Gua Sakti. Gua yang masih asri itu dipercaya sebagai petilasan seorang leluhur di Desa Plajan bernama Mbah Langkir. Hingga saat ini, Gua Sakti juga masih digunakan sebagai tempat tirakat kelompok kesenian barongan dan kuda lumping Desa Plajan.
Wisata religi juga dapat kamu lakukan di Pura Darmaloka. Pura besar ini merupakan salah satu pusat kegiatan umat Hindu di Jepara lo. pada hari-hari besar umat Hindu, Pura Darmaloka akan dipadati oleh umat dan masyarakat umum.
<img src="/nuploads/59/gongperdamaian.jpg" alt="" width="900" height="506" />
<code>Gong Perdamaian di Desa Plajan. (Imgwonders)</code>
Satu lagi destinasi wisata yang dapat kamu kunjungi di Desa Wisata Plajan adalah Gong Perdamaian. Berkunjung ke sana, kamu akan menyadari bahwa di dunia ini begitu banyak perbedaan yang justru dapat membawa perdamaian.
Wah, Desa Plajan benar-benar berhasil menyajikan beragam destinasi wisata dalam satu lokasi. Eits, jangan bingung menentukan tujuan ya. Kunjungi saja semuanya, ha-ha! (IB10/E03)

Di Desa Wisata Plajan, nggak hanya satu atau dua lokawisata yang bisa kamu kunjungi. Nggak kurang dari lima lokawisata ada di sana. Semuanya menarik dan nggak boleh kamu lewatkan.

Beragam Tujuan Wisata Seru yang Ada di Desa Wisata Plajan

Inibaru.id &ndash; Jalan-jalan santai di tengah hutan sembari menikmati suasana yang sejuk dan asri; Hm, ide yang satu ini sepertinya menarik untuk kamu lakukan di akhir pekan! Nggak perlu jauh-jauh, kamu bisa mendapatkannya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tepatnya di lokawisata Akar Seribu, Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji.
Dari Kota Semarang, kamu harus menempuh perjalanan selama sekitar 2 jam 30 menit. Nggak perlu khawatir, akses jalan menuju ke sana tergolong bagus kok.
Sesuai namanya, wisata Akar Seribu Plajan menghadirkan pemandangan pepohonan karet dengan akar panjang menjuntai. Nggak hanya pohon karet, beragam pepohonan lain juga ada di sana.
Hijaunya pepohonan dan untaian akar-akar pohon menjadi salah satu daya tarik yang memang menarik. Suasananya eksotis banget deh!
<img src="/nuploads/59/akarseribuplajan7.jpg" alt="" width="900" height="506" />
<code>Pemandangan dari gardu pandang di Akar Seribu Plajan. (Amirria.blogspot)</code>
Laiknya destinasi wisata kekinian lainnya, Akar Seribu Plajan juga punya spot-spot foto instagenik. Apalagi warga desa setempat melalui kelompok sadar wisata juga benar-benar mengembangkan Akar Seribu Plajan sebagai salah satu destinasi wisata andalan.
Beberapa spot di sana misalnya jembatan pelangi dan gardu pandang. Selain puas berfoto ria, kamu juga bisa lebih leluasa menikmati pemandangan dari ketinggian di sana. Oya, untuk menuju lokasi gardu pandang kamu harus sedikit mendaki nih. Tenang saja, nggak terlalu jauh kok!
Lelah berjalan-jalan, beristirahatlah di gazebo yang sudah disediakan. Kalau kamu membawa anak kecil, ada juga fasilitas taman bermain.
<img src="/nuploads/59/akarseribuplajan8.jpg" alt="" width="900" height="506" />
<code>Jembatan pelangi di Akar Seribu Plajan. (Soearamoeria)</code>
Untuk menikmati keindahan alam di Akar Seribu Plajan, kamu akan dikenai biaya masuk sebesar Rp 5.000 dan biaya parkir kendaraan sebesar Rp 2.000. Jika dibandingkan dengan segala keindahan di sana, biaya ini tentu terjangkau bukan?
Satu lagi yang harus kamu catat nih! Akar Seribu Plajan buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Kamu tinggal menyesuaikannya dengan perkiraan waktu perjalanan dan waktu berwisata di sana.
So, tunggu apa lagi? Kemasi barangmu, ayo jalan-jalan! (IB10/E03)

Hijaunya pepohonan dan akar-akar pohon yang menjuntai menghadirkan suasana eksotis di Akar Seribu Plajan. Berkunjung ke sana, rasanya kamu benar-benar menjadi seorang petualang hutan. 

Eksotisme Akar Seribu Plajan, Siapa Bisa Menolak?

Inibaru.id &ndash; Kartini pernah memamerkan pantai ini kepada Stella, sahabat penanya yang tinggal di Belanda. Lantaran dianggap seindah Scheveningen Strand di Den Haag, Stella kemudian menjuluki pantai ini sebagai Klein Scheveningen.
Klein Scheveningen berarti Scheveningen Kecil. Nama itu masih diingat hingga sekarang, meski sejatinya pantai berpasir putih tersebut memiliki nama resmi yang terpampang lebar di tepi pantai, yakni Pantai Tirto Samudro.
Dibanding Tirto Samudro, orang Jepara memang lebih familiar dengan Klein Scheveningen. Atau, lebih familiar lagi, masyarakat Kota Ukir menyebutnya Pantai Bandengan. Ini karena pantai tersebut berada di Desa Bandengan, Kecamatan Jepara.
<img src="/nuploads/1/bowobukanboyo_bandengan.jpg" alt="" width="800" height="800" />
<code>Pantai landai berpasir putih dengan air laut yang bening, indah, kan? (Instagram/bowobukanboyo)</code>
Perihal Bandengan, ada cerita menarik, nih, Millens. Kisah desa ini konon erat kaitannya dengan hasil temuan anak dari Sunan Muria, salah seorang penyebar agama Islam di Jawa.
Alkisah, anak Sunan Muria, yakni Amir Hasan, adalah sosok yang bandel dan nakal. Dia kemudian disuruh memperdalam ilmu agama dan mendakwahkan Islam di Kepulauan Karimunjawa.
Ketika tiba di sebuah wilayah, Amir Hasan menemukan banyak ikan bandeng. Nah, dari situlah nama Bandengan muncul, termasuk pantainya yang diberi nama Pantai Bandengan.
<img src="https://live.staticflickr.com/8636/28238369041_7a747f32a2_b.jpg" alt="" />
<code>Senja di Pantai Bandengan bakal membuatmu terpesona. (Flickr/Baharudin Yusup)</code>
Pantai Bandengan berada sekitar 7 kilometer kea rah utara dari pusat kota Jepara. Di kalangan wisatawan, pantai ini termasuk yang paling banyak dikunjungi wisatawan, khususnya pada hari libur.
Dengan biaya masuk yang cukup murah, yakni sebesar Rp 5.000 saja, kamu bisa menikmati keindahan pantai berpasir putih yang landai dengan ombak yang nggak terlalu besar. Pantai ini cocok untuk olahraga air seperti berenang atau bahkan voli pantai.
Pantai Bandengan cukup sering jadi venue untuk acara bertaraf internasional, misalnya festival laying-layang yang digelar tiap tahun. Areanya yang strategis juga kerap menjadi lintasan motor cross para rider Indonesia atau tempat gathering komunitas otomotif.
<img src="https://www.piknikdong.com/wp-content/uploads/2015/12/Pantai-Bandengan-Pantai-Tirto-Samudro.jpg" alt="" />
<code>Banyak pilihan fasilitas yang bisa kamu coba. (Piknikdong)</code>
Di sana, kamu bisa menikmati permainan air macam jetski, banana boat, flying fish, kanoe, wave house, dan lain-lain. Kamu juga nggak perlu takut kelaparan atau tertinggal waktu salat karena tempat ini menyediakan warung makan dan musala.
Pengin menginap? Tenang, Pantai Bandengan juga memiliki penginapan yang bisa kamu sewa. Kamu pun bisa sekalian membeli suvenir untuk oleh-oleh keluarga di rumah di pantai tersebut.
Wah, komplet! Nah, kalau kamu pengin menikmati pantai bak Scheveningen Strand yang terkenal di Belanda, nggak ada salahnya menjadikan Pantai Bandengan sebagai tujuan wisatamu saat berada di Jepara, lo! (MG26/E03)

Menyebut Pantai Tirto Samudro mungkin tidak cukup familiar, tapi Pantai Bandengan, niscaya orang Jepara akan lebih tahu itu. Kenapa pantai yang juga disebut Klein Scheveningen itu lebih dikenal sebagai Bandengan?