Inibaru.id – Segelas STMJ menemani saya sore itu, belum lama ini. Senja yang mendung di Kota Semarang memang paling pas ditemani minuman hangat penuh energi tersebut. Mumpung sedang melintas di Jalan Raden Patah, Semarang Timur, saya sempatkan mampir ke Susu Karang Doro.
Untuk kamu yang belum tahu STMJ, itu adalah varian susu yang disajikan hangat dengan campuran telur, madu, dan jahe. Untuk orang seperti saya yang kurang suka aroma susu yang bikin enek, STMJ merupakan pilihan yang masuk akal kalau pengin menikmati minuman kaya zat besi tersebut.
Nah, kebetulan, salah satu STMJ legendaris di Semarang yang saya tahu adalah di Kedai Susu Karang Doro. Kedai yang didominasi warna biru dan putih itu konon sudah berdiri sejak 1950. Kalau dihitung-hitung, usianya sudah lebih dari tujuh dekade. Gokil, kan?
Saya datang pas akhir pekan, sudah barang tentu ramai. Beruntung, masih ada satu tempat duduk kosong di sudut kedai yang dipenuhi meja-meja kayu panjang dengan kursi-kursi besi tersebut. Saya tengah mengamati para pengunjung yang datang dan pergi kala Sofia menghampiri meja saya.
Sofia adalah generasi ketiga pemilik kedai Susu Karang Doro. Dialah cucu dari Amat Surip, pendiri kedai yang menjual susu dengan pelbagai varian tersebut. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, kedai itu didirikan pada 1950.
“Iya, ini adalah warung susu milik keluarga besar saya, turun-temurun sudah tiga generasi," terang Sofia membuka obrolan dengan saya. "Kakek saya pemiliknya, sudah meninggal, sekarang digantikan saya.”
Awal berdiri, dia melanjutkan, kedai Susu Karang Doro adalah sebuah warung nasi kucing atau angkringan. Laiknya kebanyakan angkringan, warung ini juga menjual nasi bungkus yang didampingi berbagai camilan seperti gorengan dan pangsit, serta lauk macam satai telur atau usus.
Namun, ada yang sedikit berbeda pada angkringan ini. Amat Surip kala itu juga menjual susu murni di kedainya. Salah satu menu andalannya adalah STMJ. Nah, dari situlah STMJ Karangdoro mulai jadi buah bibir banyak orang.
Nggak Hanya STMJ
Sofia mengatakan, menurutnya alasan orang-orang setia menyambangi kedai Susu Karang Doro ini adalah karena tempat tersebut menyediakan menu yang cukup variatif, khususnya untuk olahan susu yang menjadi andalan di situ.
“Kami punya banyak variasi olahan susu, mulai yang dipadu dengan cokelat, sirup, jahe, kopi, sampai STMJ dengan pilihan telur ayam kampung atau bebek. Terus, ada menu telur setengah matang juga,” tutur Sofia, promosi.
Dia mengaku sengaja memberi pilihan telur ayam dan bebek agar lebih variatif, meski dia sendiri kurang begitu paham perbedaan keduanya, karena menurutnya hal tersebut nggak lebih dari preferensi semata.
"Pelanggan umumnya lebih memilih telur ayam kampung, sih. Terkadang ada yang rekues sampai dua telur," ujarnya.
Nggak hanya bisa diminum di tempat, kamu juga boleh kok membeli susu di sini untuk dibawa pulang. Namun demikian, Sofia lebih menyarankan untuk minum di tempat saja demi menjaga agar susu tetap hangat. Menurutnya, susu memang lebih enak diminum hangat-hangat.
“Kami ada kok susu literan; kalau mau beli tetap kami layani,” kata dia sambil menunjuk daftar menu di belakangnya, lalu tersenyum.
Dalam sehari, Sofia mengaku harus menyetok sekitar 200-300 liter susu murni. Pengunjung yang banyak, imbuhnya, membuat stok sebanyak itu selalu ludes terjual hari itu juga.
"Kami sudah jualan selama 70 tahun lebih, sangat wajar kalau banyak yang menjadi pelanggan kami," tambahnya.
Apa yang dikatakan Sofia memang bukanlah isapan jempol belaka. Kedai STMJ di Semarang itu banyak, tapi nggak semuanya menggunakan susu murni. Setahu saya, sebagian penjual STMJ memang menekan harga dengan mencampur susu murni dengan kental manis. Bahkan, ada yang hanya memakai kental manis.
"Komposisi STMJ di tempat kami juga menjadi alasan kenapa pelanggan pada balik lagi ke sini," ungkapnya, yang kemudian memilih tertawa saat saya bertanya terkait takaran tiap kondimen pada komposisi tersebut.
Oya, kedai yang beralamat di Jalan Raden Patah No 112 itu juga sudah buka sejak pukul 05.00 dan baru tutup sekitar pukul 21.00 WIB. Dengan rentang waktu jualan sepanjang itu, tentu saja Susu Karang Doro ini punya kans yang lebih besar untuk menjaring orang, mulai dari sarapan hingga makan malam.
Kedai STMJ ini nggak akan bertahan di hati para pelanggannya hingga lebih dari 70 tahun kalau nggak menyajikan sesuatu yang berbeda dan ngangeni. Maka, rugi banget kalau kamu nggak pernah ke sini, Millens! (Kharisma Ghana Tawakal/E03)