BerandaTradisinesia
Selasa, 2 Mei 2022 15:00

Tradisi Sungkeman saat Lebaran Berasal dari Keraton Solo?

Tradisi sungkeman saat Lebaran. (id.theasianparent.com)

Tradisi sungkeman saat Lebaran masih dilakukan masyarakat Indonesia, khususnya yang berasal dari Jawa. Lantas, apa benar kalau tradisi Idulfitri ini berawal dari Keraton Solo?

Inibaru.id – Salah satu tradisi yang dilakukan orang Indonesia, khususnya yang tinggal di Jawa saat Lebaran adalah melakukan sungkeman. Jadi, saat Idulfitri, anak-anak akan bersimpuh dan meminta maaf kepada orang tua. Nah, apa benar kalau tradisi sungkeman ini asalnya dari keraton?

Kalau menurut keterangan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KPGH) Puger, sang Pengageng Kasentanan Keraton Surakarta, tradisi ini memang berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Pura Mangkunegaran.

“Hal ini dibuktikan pada penyebutannya dalam Kakawin Hariwangsa dengan kalimat ‘sumungkem ing tilam’ atau menelungkup di tikar, dan penyebutan pada masa kerajaan lainnya,” terang KPGH Puger.

Hal yang sama juga diungkap situs puromangkunegaran.com. Di sini, disebutkan kalau tradisi sungkeman saat Lebaran dimulai pada saat KGPAA Mangkunegara I memerintah pada 1757 sampai 1795. Kala itu, setelah melakukan salat Idulfitri, Mangkunegara I berkumpul bersama dengan keluarga, kerabat, abdi dalem, serta masyarakat. Pada saat itulah, sungkeman dilakukan.

Pada masa itu juga, mereka yang melakukan sungkeman memakai pakaian adat Jawa dengan lengkap. Raja yang duduk di singgasana menerima permintaan maaf yang diucapkan dengan kalimat Jawa halus dan baku.

Tradisi sungkeman di Keraton. (puromangkunegaran.com)

Sempat Dicurigai Sebagai Simbol Perlawanan Terhadap Belanda

Yang menarik, tradisi sungkeman ternyata pernah dianggap sebagai simbol perlawanan di masa kolonial. Bahkan, Soekarno dan dr Radjiman Widyodiningrat sempat akan ditangkap Belanda gara-gara ingin melakukan tradisi sungkeman di Gedung Hapibraya, Singosaren, pada Idulfitri 1930. Oya, dr Radjiman adalah dokter pribadi dari Raja Keraton Surakarta di masa itu, Pakubuwono X.

Sang raja pun menjelaskan kepada Belanda kalau sungkeman adalah tradisi saling memaafkan usai Idulfitri, bukannya aksi penggalangan massa. Menariknya, sejak saat itu pula, Keraton Solo meneruskan tradisi membuka open house bagi masyarakat yang pengin melakukan sungkeman.

Pendapat berbeda justru diungkap oleh budayawan dari UGM Yogyakarta Dr Umar Khayam. Meski sudah ada klaim dari Keraton Solo, dia menyebut sejak kapan tradisi sungkeman dilakukan di Nusantara belum bisa dipastikan karena bukti sejarahnya juga masih minim. Meski begitu, dia menyebut tradisi ini sebagai akulturasi budaya Jawa dengan Islam.

Omong-omong, apakah kamu juga melakukan tradisi sungkeman tatkala Lebaran di rumah, Millens? (Mer, Bor, Pur/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: