BerandaTradisinesia
Rabu, 1 Okt 2024 10:41

Tradisi Kromojati di Gunungkidul: Sebelum Menikah Harus Menanam Bibit Jati

Tradisi kromojati di Bohol, Gunungkidul, Yogyakarta. (Istimewa)

Sebelum menikah, pasangan calon pengantin di Bohol, Gunungkidul harus menanam bibit jati. Apa ya makna dari tradisi yang unik ini?

Inibaru.id – Nggak hanya generasi milenial dan Gen Z yang semakin menyadari pentingnya menjaga kondisi alam. Masyarakat di kawasan pedesaan juga. Hal inilah yang dibuktikan oleh warga Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop, Gunungkidul, Yogyakarta yang setia menerapkan tradisi pernikahan Kromojati yang ramah lingkungan. Seperti apa sih tradisi yang satu ini?

Tradisi pernikahan Kromojati mengharuskan calon pengantin menanam bibit pohon jati sebelum menjalankan akad nikah. Proses penanaman pohon jati ini boleh dilakukan di lahan milik keluarga calon pengantin atau di lahan kas milik kalurahan.

Kalau menurut mantan Lurah Bohol Widodo, tradisi ini sudah eksis sejak 15 tahun yang lalu. Meski belum lama berjalan, warga Bohol merasa cocok dengan tradisi yang berasal dari dua kata, yaitu kromo yang bermakna pernikahan dan jati yang berasal dari pohon yang ditanam. Soalnya, jati baik untuk lingkungan dan bisa jadi aset bagi warga.

“Dulu, dari dekade 1980-an sampai 2000-an, saya resah melihat kawasan bukit dan lahan di kalurahan ini gersang. Nggak banyak pepohonan. Saya pengin menghijaukannya, tapi anggaran dari pemerintah nggak cukup untuk mewujudkannya,” ucap Widodo sebagaimana dilansir dari Pidjar, Jumat (30/9/2022).

Keresahan ini dia ungkapkan ke perangkat desa. Nggak disangka, mereka juga merasakan hal serupa dan kemudian tercetuslah ide untuk melakukan program penghijauan dengan membuat tradisi baru, yaitu pasangan yang mau menikah harus menanam pohon jati.

Tradisi Kromojati terus dilestarikan di Kalurahan Bohol, Gunungkidul. (Google Street View)

Ide yang muncul pada 2007 itu juga mendapatkan sambutan baik dari masyarakat. Bahkan, saat Peraturan Kelurahan ditetapkan pada 2008 yang berisi calon pengantin harus menanam 5 bibit pohon jati di tanah kas desa dan 5 lainnya di lahan sendiri, nggak ada masyarakat yang protes. Mereka langsung sigap mendukung penghijauan lingkungan tersebut.

“Kalau dirawat dengan sungguh-sungguh kan jati bisa membantu perekonomian keluarga. Kalau anak pasangan pengantin itu sudah remaja misalnya, kayu pohon jati bisa dijual untuk keperluan sekolah atau lainnya,” ucap Widodo.

Berkat program ini, ribuan pohon jati sudah tumbuh di Kalurahan Bohol. Khusus untuk pohon-pohon yang ada di tanah kas desa, jika sudah siap tebang, bisa dipakai untuk kepentingan umum seperti pembangunan masjid, balai padukuhan, balai budaya, dan lain-lain.

O ya, dalam tradisi ini, sosialisasi terkait penanaman pohon jati biasanya dilakukan minimal 3 hari sebelum proses akad dilakukan. Salah satu alasan mengapa sosialisasi perlu dilakukan adalah karena terkadang pernikahan dilangsungkan pada musim kemarau, bibit jati disimpan dulu dan penanamannya baru dilakukan pada musim hujan agar pohonnya bisa tumbuh dengan baik.

“Dengan adanya Kromojati, harapan kami alam di Bohol semakin lestari, nggak ada gersang lagi. Kami akan terus melestarikan tradisi ini,” kata Lurah Bohol sekarang, Margana.

Tradisi Kromojati ini sepertinya cocok diterapkan di banyak tempat demi mendukung pelestarian alam, ya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024