BerandaTradisinesia
Sabtu, 11 Mei 2018 07:50

Tiga Peperangan Di Jateng Ini Bersenjata Kepalan Nasi

Tawur nasi di Desa Jleper, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (radarsemarang.com)

Ini tawuran alias perang yang dilakukan dengan gembira. Senjatanya berupa kepalan nasi yang sudah didoakan dalam tradisi syukuran warga desa. Cek tiga daerah di Jateng yang menggelar tawur nasi.

Inibaru.id – Tawuran? Jelaslah itu bukan aksi keren yang disarankan melainkan harus ditolak bulat-bulat. Selain hanya menciptakan permusuhan dan dendam, aksi kekerasan itu bisa mengakibatkan luka-luka atau bahkan nyawa melayang.

Tapi tawuran-tawuran di Jawa Tengah berikut ini bukannya dilakukan dengan nafsu bermusuhan melainkan penuh kegembiraan, juga sebagai ungkapan syukur, Millens.  Alat perang atau tawurannya pun bukan batu atau senjata tajam melainkan nasi. Lo? Ya, tawuran-tawuran yang ini adalah tradisi yang akrab disebut “perang nasi” atau “tawur sega”.

Mau tahu daerah mana saja yang punya tradisi perang nasi? Inilah tiga daerah pemilik tradisi itu yang dirangkum Inibaru.id.

Tawur Nasi Jelang Idul Adha

 

Tawur Nasi di Desa Jleper (Tribunjateng.com/Putut  Dwi Putranto)

Setiap menjelang Idul Adha, warga Desa Jleper, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah menggelar ritus sedekah bumi (Apitan) berupa "Tawur Nasi".  Ini adalah tradisi sebagai ungkapan rasa syukur atas keberlimpahan hasil panen.

Dilakukan pada hari terang, para pemuda desa membawa bakul berisi nasi, mi goreng, tahu, dan tempe. Bakul-bakul itu diletakkan di sekitar warga yang sudah berkerumun.

Setelah didoakan oleh tokoh masyarakat, biasanya modin, para pemuda itu langsung berebutan bakul dan membuat kepalan-kepalan nasi. Setelah itu mereka saling melemparkan kepalan nasi itu dan saling kejar.

Kepala Desa Jleper, M Tamam, seperti dikutip dari tribunjateng.com  (11/9/2015) menjelaskan, tradisi tawur nasi di desa ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Tradisi sedekah bumi ini rutin digelar setiap tahun menjelang Idul Adha.

“Seusai tawuran, nasi yang berserakan itu dibersihkan untuk dikumpulkan sebagai pakan ayam atau bebek. Masyarakat percaya, nasi hasil ritus itu dapat melindungi ternak dari penyakit,’’ ujar Muklis, tokoh masyarakat Jleper.

Tawuran Nasi Tumpeng di Mlilir

 

Tawuran Nasi dalam Sedekah Bumi di Mlilir (globalnewsberita. wordpress.com)

Hampir serupa dengan di Jleper, tradisi sedekah bumi sebagai ungkapan syukur warga Desa Mlilir, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, ini juga dilakukan pada bulan Apit (Dulkaidah).

Sebelum tawuran nasi tumpeng, nasi-nasi yang jadi “alat perang” itu didoakan dalam tahlilan.

“Sedekah bumi ini bentuk rasa syukur kami kepada Tuhan atas karunia yang telah diberikan baik berupa kesuburan, kesehatan dan ketentraman kepada warga kami. Tujuan lainnya agar warga mempererat rasa persaudaraan,” ujar Sugeng Riyadi, Kepala Desa Mlilir seperti dikutip dari globalnewsberita. wordpress.com.

Nasi sisa-sisa “peperangan” akan disebar ke area persawahan. Warga yakin, nasi sebaran itu bakal mempersubur tanaman.

Tawur Nasi untuk Tolak Bala

 

Tawur Nasi di Pelemsari (Detik.com/Arif Syaefudin)

Sama dengan yang dilakukan warga Mlipir, sedekah bumi di Desa Pelemsari Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang juga dilangsungkan dengan tradisi tawur nasi. Ini adalah tradisi atas keberlimpahan panen.

Yang unik di desa ini, selain sebagai ungkapan rasa syukur, ritus tawur nasi juga sebagai simbol tolak bala. Salah satu “bala” yang ditolak adalah hama tikus.

"Dulu ada serangan hama tikus yang menyerang persawahan warga desa Pelemsari. Setelah ada tawur nasi, seketika serangan hama tikus hilang. Hingga saat ini, kami percaya tradisi ini untuk tolak bala menghindarkan desa dari segala macam musibah," ungkap Kepala Desa Pelemsari, Surinto, seperti dikutip Detik.com (17/8/2017).

Sama dengan yang di Jleper, nasi yang jadi “alat perang” akan dikumpulkan dan dijadikan pakan ternak. Warga percaya, ternak yang makan nasi ritual akan gemuk dan tahan terhadap penyakit.

Unik kan, Millens? Inilah “perang” yang bahkan mempererat keguyuban “mereka yang saling berperang”. Sungguh ini tradisi yang kita harapkan tetap lestari. (IB02)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: