BerandaTradisinesia
Selasa, 21 Okt 2024 17:00

Situs Mbah Kopek, 'Rumah' Dewi Durga Tanpa Kepala di Kabupaten Demak

Situs Mbah Kopek, arca Hindu di tengah makam Desa Pidodo, Kecamatan Karangtengah, Demak. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Berlokasi di tengah area permakaman di Kabupaten Demak, situs Mbah Kopek menyimpan benda bersejarah zaman Hindu-Buddha berupa arca Dewi Durga tanpa kepala.

Inibaru.id – Dikenal luas sebagai tempat berdirinya kerajaan Islam pertama di Jawa menjadikan Kabupaten Demak begitu identik dengan kebudayaan Islam, termasuk sejarah, tradisi, dan situs budayanya. Padahal, kehidupan di kota ini sudah ada jauh sebelumnya.

Sebagaimana kebanyakan wilayah di Jawa, sebelum Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak pada 1478, masyarakat Demak diyakini menganut kepercayaan Hindu-Buddha. Buktinya bisa kamu lihat pada patung mirip Dewi Durga tanpa kepala dan sebongkah batu menyerupai Yoni di sana.

Keduanya tersimpan di sebuah gubuk berukuran 3x2 meter yang berdiri di bawah pohon asam di tengah area permakaman umum di Desa Pidodo, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak. Masyarakat sekitar menyebut "situs" tersebut sebagai Mbah Kopek.

Sanuar, penjaga situs Mbah Kopek mengatakan, kedua benda sejarah tersebut sudah lama berada di permakaman ini. Dia nggak tahu angka pastinya, tapi situs ini sudah diakrabinya sejak kecil. Sedari awal ditemukan, warga mengatakan, kondisinya memang sudah nggak sempurna.

“Ya, sudah seperti itu, bagian kepala terpotong. Berdasarkan cerita yang beredar, keduanya ditemukan di dalam sawah yang berlumpur,” terangnya.

Sempat Terjadi Penolakan

Meski sempat mendapat penolakan warga, situs Mbah Kopek akhirnya bisa didirikan, bersanding dengan area permakaman warga di Desa Pidodo, Kecamatan Karangtengah, Demak. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Kultur Islam yang begitu kuat di Demak sempat membuat pembangunan situs Mbah Kopek mengalami kendala. Sejumlah warga mempermasalahkan keberadaan situs ini lantaran khawatir nantinya justru tempat ini bakal dipakai untuk kegiatan maksiat.

"Pembangunan Mbah Kopek ini merupakan donasi dari seorang sukarelawan. Dulu, waktu hendak didirikan, beberapa warga sempat mempermasalahkannya, tapi kemudian pemerintah desa (pemdes) turun tangan," kata Sanuar.

Berdasarkan hasil musyawarah para pemangku kepentingan setempat, rumah situs Mbah Kopek akhirnya bisa dibangun asalkan benda-benda yang disimpan hanya dianggap sebagai patung yang dilindungi.

“Intinya, tidak usah dibesar-besarkan dan dilebih-lebihkan. Cukup seperti itu saja,” ujarnya.

Berusia Ribuan Tahun

Rumah tempat penyimpanan benda bersejarah di situs Mbah Kopek. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak Roni Sulfa Ali menduga, benda bersejarah di situs Mbah Kopek yang saat ini berstatus Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) itu merupakan arca Hindu-Buddha yang telah berusia ribuan tahun.

"Situs Mbah Kopek ini kemungkinan punya kaitan dengan situs Dudukan di Blerong (Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak)," terangnya saat dihubungi Inibaru.id belum lama ini. "Dilihat dari strukturnya, keduanya punya kemiripan dengan struktur arca-arca yang berasal dari abad ke-5 hingga ke-8."

Sementara itu, jika melihat bentuk hiasan dan ornamen pada patung Mbah Kopek, kuat dugaan Roni bahwa patung itu adalah Dewi Durga. Meski tanpa kepala, arca ini bisa diidentifikasi salah satunya dari ornamen lembu atau nandi pada bagian bawah patung yang identik dengan Durga.

"Kalau batu besar di samping patung Durga adalah Yoni. Mungkin dulu ada struktur candi di sekitar sini, tapi sudah nggak utuh karena terjadi kerusakan, entah disebabkan oleh faktor alam maupun manusia zaman dulu," tandasnya.

Hingga kini, situs Mbah Kopek belum bisa masuk dalam daftar Objek Cagar Budaya (OCB) karena harus melalui proses panjang untuk mencapainya. Namun begitu, buat kamu yang tinggal di Demak, nggak ada alasan bagi kita untuk nggak menjaganya ya, karena ini juga bagian dari sejarah kotamu. Sepakat? (Sekarwati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: