Inibaru.id - Desa Timbulsloko di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak selama ini dikenal masyarakat karena sebagian wilayahnya begitu sering tergenang banjir rob saat arus air laut tengah pasang. Namun, di sisi lain, desa ini juga menawarkan spot melecut joran yang pantang dilewatkan para pemancing.
Nggak hanya para angler (sebutan untuk pehobi memancing) dari Demak, para pemancing juga acap datang dari luar kota, termasuk Kota Semarang. Tempat memancing yang biasa mereka tuju adalah sepanjang Sungai Barijah.
Sungai yang berbatasan langsung dengan tambak warga ini bermuara di Laut Jawa; membuatnya punya potensi ikan yang lebih berlimpah dan variatif. Maka, jangan heran kalau banyak warga setempat yang memanfaatkan situasi ini untuk menyediakan umpan atau membuka rental alat pancing di sana.
Dari berbagai informasi yang saya dapatkan, spot memancing ini hampir nggak pernah sepi pengunjung. Bahkan, kegiatan tersebut bisa berlangsung selama 24 jam tanpa henti. Saat berkunjung ke sana beberapa waktu lalu, sekurangnya ada 10 pemancing yang saya lihat.
Nggak Dipungut Biaya
Menurut saya, salah satu alasan Sungai Barijah diminati pemancing adalah karena nggak ada pungutan biaya ketika memancing ke sini. Matsairi, salah seorang warga Timbulsloko mengatakan, jalur sungai menuju muara tersebut memang menjadi area bebas memancing.
"Memancing di Sungai Barijah bebas, tidak dipungut biaya masuk atau ongkos lainnya. Jadi, siapa saja boleh ke sini, kapan pun waktunya," terang lelaki yang juga menjabat sebagai perangkat desa tersebut.
Dalam sehari, dia melanjutkan, para pemancing yang datang nggak terhitung jumlahnya. Datangnya juga nggak terikat waktu, non-stop selama 24 jam. Matsairi memperkirakan, secara keseluruhan, rata-rata pengunjung harian di sungai ini bisa mencapai 100 orang.
"Selain dari Sayung, mereka (pengunjung) yang ke sini ada yang dari Mranggen (Demak), bahkan dari luar kota seperti Ungaran, Pedurungan, dan wilayah perkotaan di Semarang," katanya.
Tangkapan yang Variatif
Karena berbatasan dengan laut, Sungai Barijah menjadi ekosistem bagi berbagai macam ikan. Matsairi mengatakan, inilah yang menjadi daya tariknya. Kebanyakan pemancing biasanya menyasar ikan-ikan menggiurkan seperti kakap, kiper (ketang-ketang), kerapu, dan belanak.
"Kalau dapat ikan, biasanya mereka bawa pulang untuk dikonsumsi sendiri. Tapi, ada juga yang dijual ke pasar atau bakul," terangnya. "Ikan kakap, misalnya, kalau dijual harganya bisa mencapai Rp35 ribu per kilogram."
Imam, salah seorang angler yang mengaku sudah 10 tahun terakhir rutin memancing di Sungai Barijah mengatakan, dia semula menyambangi spot memancing ini untuk mengisi waktu luang. Namun, karena terasa menyenangkan, hampir tiap memiliki waktu kosong dia akan menyempatkan diri ke sana.
"Perlahan (memancing di Sungai Barijah) jadi aktivitas yang menyenangkan, jadi saya pasti segera ke sini begitu ada waktu luang; memancing sekaligus menghilangkan penat," akunya. "Sekali memancing bisa dapat 4-7 kilo ikan. Paling oke kalau dapat kakap; selain gede juga enak dagingnya."
Wah, wah, tampak menggiurkan ya? Kalau kamu suka memancing, cobain ke Desa Timbulsloko, deh! (Sekarwati/E03)