Inibaru.id - Rolade sayur biasanya berbahan utama daun singkong. Namun, di tangan Yohanes Rudiyanto, daun kelor pun bisa diubah menjadi makanan bercita rasa gurih yang cocok dijadikan camilan maupun lauk ini.
Rudi, begitu lelaki 26 tahun tersebut biasa disapa, adalah warga Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Waktu saya temui di kediamannya beberapa waktu lalu, dia mengatakan, sekarang ini rolade daun kelor hasil kreasinya sudah mulai banyak yang memesan.
"Sekali produksi, saya bisa menghasilkan 50 hingga 100 bungkus; saya jual (dengan sistem) pre-order, per bungkus Rp15 ribu," papar Rudi sembari mengangsurkan sepiring rolade daun kelor siap makan yang telah saya pesan.
Sebelumnya, saya memang sudah menghubungi Rudi untuk diperkenankan menjajal camilan yang tampak menggiurkan tersebut. Saya penasaran dan merasa tertantang untuk mencicipinya karena karakter daun kelor jelas berbeda dengan daun singkong, termasuk dalam hal tekstur dan rasanya.
Nggak Terasa Pahit
Untuk yang belum tahu, kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman tropis berbatang kayu yang bisa tumbuh dengan cepat dan berumur panjang. Tingginya bisa mencapai 10 meter. Di Indonesia, tanaman bernama lain limaran ini cenderung banyak tumbuh di pekarangan.
Meski diketahui memiliki banyak khasiat, banyak orang takut mengonsumsi daun kelor lantaran dianggap berkekuatan mistis, mengingat tanaman ini acap dipakai sebagai media penangkal dari gangguan makhluk halus.
Namun, sepertinya Rudi nggak peduli dengan itu. Saya juga. Tanpa pikir panjang, saya pun menjemba sepotong rolade yang disajikannya. Masih hangat. Saat digigit, tekstur rolade ini terasa kriuk di luar karena digoreng dengan baluran telur, tapi lembut pada bagian dalamnya.
"Nggak pahit, kan?" lontarnya saat saya tampak mulai melancarkan gigitan kedua. "Rahasianya ada pada cara bikinnya. Perpaduan daging ayam pada daun kelor bikin (rolade) terasa lebih gurih."
Cara Bikinnya Mudah
Rudi mengatakan, cara pembuatan rolade daun kelor tidaklah sulit. Agar teksturnya lembut, tulang daun kelor harus dibuang. Setelah itu, daun dicampur dengan telur, daging ayam, tahu, dan bumbu dapur, lalu diselubungi daun singkong. Hasil akhirnya, rolade berbentuk gilik.
"Habis itu, rolade dikukus hingga matang, kira-kira selama satu jam. Untuk penyajian, rolade bisa dipotong-potong, lalu langsung digoreng di atas api sedang. Bisa juga rolade dibalur telur atau adonan tepung terlebih dulu sebelum digoreng," ulasnya.
Oya, rolade yang dijual Rudi belum dipotong-potong dan digoreng; masih dibungkus memakai daun pisang dan dilapisi kertas karton. Kudapan mengenyangkan ini bisa bertahan hingga 5-6 hari di dalam lemari pendingin.
"Kalau disimpan di lemari pendingin, masa kedaluarsanya hampir seminggu. Cocok untuk stok, digoreng pas ada teman-teman atau keluarga yang main," serunya, berpromosi.
Mengandung Banyak Manfaat
Seperti sedikit saya singgung sebelumnya, daun kelor mengandung banyak manfaat untuk tubuh kita. Kelor yang mengandung antioksidan mampu meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah kanker. Selain itu, tumbuhan kaya nutrisi ini juga mampu meningkatkan energi dan ketahanan tubuh.
"Meski masyarakat belum familiar (dengan rolade daun kelor), belakangan saya pantau peminatnya cukup banyak. Lumayan laris di pasaran," paparnya.
Karena menggunakan sistem pre-order, penjualan rolade daun kelor kepunyaan Rudi bisa dipantau dengan baik. Dari 50-100 bungkus rolade yang setiap kali bikin, hampir nggak ada produk yang dibuang atau disimpan lama di lemari pendingin.
"Menurut saya, pasar rolade daun kelor memang sedang bagus. Selain keunikannya, camilan ini juga berterima di lidah masyarakat," tandasnya.
Gimana, mulai penasaran dengan rolade daun kelor bikinan Rudi ini? Yakin deh, rasanya benar-benar bikin nagih, Millens! (Sekarwati/E03)