BerandaTradisinesia
Senin, 21 Mei 2023 08:09

Sakralnya Wayang Beber di Gelaran, Gunungkidul, Yogyakarta

Pertunjukan Wayang Beber di Gelaran, Gunungkidul, Yogyakarta. (Mediaindonesia/Antara/Teresia May)

Wayang beber dikenal sebagai wayang tertua di Indonesia. Saking tuanya, wayang ini dianggap sakral di Gelaran, Gunungkidul, Yogyakarta. Seperti apa sih wayang ini?

Inibaru.id – Tahukah kamu jika wayang beber adalah jenis wayang tertua di Indonesia? Saking tuanya kesenian tradisional ini, wayang kulit yang sekarang lebih populer ternyata adalah modifikasi dari wayang tersebut.

Mengapa disebut dengan nama beber? Ternyata, wayang ini dimainkan dengan cara ‘mbeber’, kata dari Bahasa Jawa untuk membentangkan layar atau kertas yang berisi gambar. Nah, dalangnya tinggal menceritakan lakon pada gambar yang ada pada layar tersebut, Millens.

Seperti dikutip dari Indonesia.go.id, Senin (8/4/2019), wayang beber sudah eksis pada 1223 atau saat Kerajaan Jenggala masih eksis. Saat itu, gambarnya masih memakai daun lontar. Dalam Serat Centhini, wayang beber sudah digelar pada masa pemerintahan Raja Surya Hamiluhur pada 1129 Saka atau 1208 M.

Gulungan layar wayang beber paling tua masih bisa kamu temui di Karang Talun, Kelurahan Kedompol, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Setelah itu, wayang beber tertua lainnya bisa ditemui di Gelaran, Kelurahan Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta. Khusus untuk gulungan layar wayang beber yang masih ada di Gelaran, dibuat dari daluang atau kertas yang dibuat dari pohon mulberry.

Karena ‘hanya’ menceritakan gambar yang ada pada layar, penutur wayang beber harus benar-benar tahu seperti apa cerita yang akan dia sampaikan ke penonton dengan baik. Prosesnya mirip seperti menjelaskan cerita pada relief candi.

Gulungan layar wayang beber. (OSC Medcom)

Biar nggak terjadi misleading saat menyampaikan cerita, penutur cerita wayang beber pun harus mematuhi sejumlah pakem alias aturan baku, khususnya berupa sulukan, kandha, serta janturan. Oleh karena itulah, pertunjukan wayang ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral di Gelaran.

Saking sakralnya wayang beber di Gelaran, saat latihan, dalang dan penabuh gamelan bahkan nggak berani memakai gulungan layar asli. Mereka memilih untuk memakai gulungan duplikat. Hal ini dibenarkan oleh dalang pewaris Wayang Beber Gelaran Karmanto Hadikusumo.

“Gulungan kuno juga hanya dibuka pada waktu tertentu saja. Itu pun ada syaratnya. Selain itu, pada 1 Sura, ada acara kenduri yang diadakan masyarakat khusus untuk gulungan layar wayang beber tersebut. Gulungan itu disimpan di dalam sebuah peti dan di dekatnya diberi sesaji seperti nasi tumpeng, jajan pasar, sampai ingkung ayam,” cerita Karmanto sebagaimana dikutip dari Mediaindonesia, Minggu (5/3/2022).

Hal-hal lain yang masih dipatuhi warga gelaran terkait dengan wayang beber ini adalah yang bisa memainkannya hanyalah keturunan dari keluarga pewaris. Selain anggota keluarga tersebut, hanya bisa jadi pemain iringan atau wirasuara. Nggak hanya itu, peti gulungan layar wayang beber nggak boleh dilangkahi. Jika dilanggar, orang yang melakukannya bisa kena penyakit dan warga sekampung bisa terkena tulah atau sial.

Nggak nyangka ya, Millens, wayang beber di gelaran diperlakukan sebagai sesuatu yang sakral dan sangat dihormati. Semoga saja wayang ini tetap lestari, ya? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: