Inibaru.id – Karena arsitekturnya khas Belanda, tentu orang akan berpikir jika Lawang Sewu yang berlokasi di kawasan Tugu Muda termasuk dalam salah satu bangunan tertua di Kota Semarang. Tapi, sebenarnya ada beberapa bangunan lain yang usianya lebih tua. Salah satunya adalah Rumah Kelengan.
Lawang Sewu baru rampung dibangun pada 1919 lalu alias baru berusia 105 tahun. Sementara itu, GPIB Imannuel alias Gereja Blenduk yang ada di kawasan Kota Lama sudah eksis sejak 1753. Nah, khusus untuk Rumah Kelengan yang secara tampilan sudah nggak sebaik kedua bangunan tersebut, diperkirakan sudah eksis sejak 1700-an meski nggak bisa dipastikan kapan tahun pendiriannya, Millens.
Layaknya namanya, Rumah Kelengan berlokasi di Jalan Kelengan Besar yang masuk wilayah Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah. Lokasinya nggak jauh dari Jalan Pemuda dan Jalan Inspeksi. Rumah dua lantai tersebut sudah terlihat rapuh meski masih berdiri kokoh. Di sekitar rumahnya, terkadang terlihat sejumlah kendaraan roda empat dan barang-barang penyimpanan barang kimia.
Pakar sejarah Kota Semarang bernama Johanes Christiono menyebut rumah tersebut dulu dimiliki oleh seorang pegawai VOC dengan nama keluarga Klien. Beda dengan zaman sekarang di mana rumahnya terlihat biasa saja. Dulu rumah tersebut terlihat istimewa. Apalagi, taman dan pekarangannya juga cukup luas.
“Untuk membangun rumah dan pekarangan yang luas, sejumlah rumah warga sampai dibeli lalu dirobohkan oleh Tuan Klien. Menurut penelitian, engsel pintunya buatan 1700-an. Jadi memang rumah ini diperkirakan sudah eksis jauh sebelum Lawang Sewu dibangun,” ungkap Christiono sebagaimana dinukil dari Solopos, Selasa (11/6/2024).
Jika sekarang sudah jadi gang sempit karena diapit banyak rumah penduduk, dulu Jalan Kelengan Besar sangatlah cantik. Bunga-bunga bermekaran di sisi kiri-kanan jalan sampai ke depan Rumah Kelengan.
“Nama Kelengan diperkirakan berasal dari selip lidah orang Jawa zaman dahulu dalam menyebut nama Tuan Klien,” lanjut Christiono.
Sayangnya, kedigdayaan Tuan Klien di rumah tersebut nggak lama. Perusahaannya bangkrut dan rumah tersebut kemudian dijual ke Biauw Tjwan, seorang saudagar asli Tiongkok. Setelah itu, rumah tersebut dibeli Nyonya Tan Tyoeng Sing beberapa saat kemudian. Sejak saat itulah, banyak rumah-rumah dibangun di gang depan Rumah Kelengan membuat kawasan di sekitar rumah tersebut jadi perkampungan padat.
Belum jelas siapa yang memiliki rumah tersebut sekarang. Warga setempat hanya menyebut salah seorang dokter yang mengurus rumah itu karena diwariskan oleh keluarganya. Yang pasti, rumah tersebut terus berganti-ganti fungsi. Sempat jadi pabrik kecap, kabarnya kini Rumah Kelengan dipakai sebagai gudang penyimpanan bahan kimia.
Hm, semoga saja Rumah Kelengan tetap bisa terjaga kelestariannya sehingga kecantikan arsitektur di masa depan ya, setuju? (Arie Widodo/E05)