BerandaTradisinesia
Kamis, 3 Jan 2024 09:33

Pondasi Jembatan Rel di Kedungpatangewu, Saksi Bisu Jalur Kereta Pekalongan-Kedungwuni

Pondasi jembatan rel kereta zaman Belanda yang teronggok di Kedungpatangewu. (Googlestreetview)

Banyak orang yang nggak tahu kalau selain jalur kereta utama yang melewati Kota Pekalongan dan eksis hingga sekarang, dulu ada jalur kereta lainnya antara Pekalongan dan Kedungwuni. Sayangnya, jalur ini sudah lama tutup sejak masa penjajahan Jepang.

Inibaru.id – Kalau kamu melewati jembatan gantung Kali Cakra yang ada di Desa Kedungpatangewu, Kecamtan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, bakal melihat pondasi jembatan lawas yang sudah nggak digunakan. Banyak orang yang nggak tahu kalau dulu itu adalah pondasi jembatan kereta api pada masa penjajahan Belanda, Millens.

Karena dilintasi jalur kereta utama di sisi utara Pulau Jawa, kebanyakan orang berpikir kalau itu adalah satu-satunya jalur kereta yang eksis di Pekalongan. Padahal, pada masa kolonial, ada jalur kereta lain yang beroperasi di sana, yaitu jalur Pekalongan-Wonopringgo.

Beda dengan jalur kereta utama yang lebih banyak digunakan untuk mengangkut manusia, jalur kereta api yang kini sudah nggak ada ini jadi lebih sering dipakai sebagai pengangkut hasil produksi gula dari Pabrik Gula Wonopringgo. Pabrik gula ini sudah nggak berbekas dan diduga berada di lokasi yang kini jadi markas Batalyon Infanteri 407/Kompi Senapan C.

Menurut arsip yang berasal dari harian Algemeen Handelsblad yang terbit pada 25 Oktober 1913, Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) mendapatkan hak untuk membangun sekaligus mengoperasikan jalur kereta api yang bisa dinaiki barang dan orang dari Wonopringgo, melewati Kedungwuni, dan tiba di Stasiun Pekalongan. Pembangunan jalur kereta api ini dikabarkan selesai 3 tahun kemudian dan mulai beroperasi pda 7 Februari 1916.

Hanya Beroperasi 27 Tahun

Jembatan rel kereta tersebut pada masa penjajahan Belanda. (KITLV 17013)

“Pada awal abad ke-20, Pekalongan sangat ramai dan jadi pusat perdagangan. Di sini, semua jenis transportasi bisa ditemui. Jalur kereta apinya bahkan dulu sampai pelabuhan agar gula dari Wonopringgo bisa dikirim lewat kapal,” ujar salah seorang sejarawan Pekalongan Arief Dirhamsyah sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Jumat (29/5/2020).

Sayangnya, jalur tersebut hanya beroperasi kurang lebih 27 tahun. Pendudukan Jepang di Tanah Air membuat proses produksi pabrik gula terhambat. Setelah Indonesia Merdeka, kondisinya juga nggak kunjung membaik hingga pabrik tersebut akhirnya benar-benar tutup.

Yang lebih ironis, nggak hanya bekas pabriknya yang sudah lenyap, jalur keretanya juga hilang. Pada masa penjajahan Jepang, banyak rel-rel kereta yang dibongkar untuk kebutuhan pembangunan jalur kereta di jajahan Jepang lain di Asia Tenggara, tepatnya Burma (kini Myanmar). Jembatan rel kereta yang ada di Kedungpatangewu juga mengalami nasib serupa.

“Yang tersisa kini tinggal ceritanya saja,” ungkap Dirham.

Sangat disayangkan ya, melihat sisa-sisa jalur kereta Pekalongan-Kedungwuni, Millens? Tapi, setidaknya kita tahu kalau penyebabnya bukan karena kita yang nggak bisa menjaganya. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024