BerandaTradisinesia
Minggu, 28 Mei 2022 09:23

Panggih Pengantin, Pertemuan Pertama Mempelai dalam Pernikahan Jawa

Upacara Panggih atau biasa dikenal dengan temu manten. (Instagram/Adat Jawa Plenner)

Upacara Panggih masih sering dilaksanakan dalam prosesi pernikahan adat orang Jawa. Upacara ini merupakan awal pertemuan antara kedua mempelai pria dan wanita, bagaimana prosesnya?

Inibaru.id – Pernikahan merupakan sebuah ikatan suci lahir batin antara pasangan pria dan wanita. Pernikahan menjadi upacara yang sakral dan penuh makna yang menyatukan dua keluarga untuk membangun sebuah kehidupan baru bersama.

Di Jawa, ada prosesi upacara pernikahan yang masih dilakukan dan lestari hingga saat ini, yaitu upacara panggih. Panggih bila diartikan dalam Bahasa Indonesia memiliki arti bertemu. Jadi, upacara panggih adalah pertemuan antara kedua calon mempelai laki-laki dan wanita.

Pelaksanaan prosesi adat Jawa ini memiliki beberapa urutan yang masing-masing memiliki makna budaya tersendiri. Apa saja?

Penyerahan Sanggan

Sanggan artinya bawaan, dimana prosesi ini merupakan simbol tebusan putri yang diberikan oleh pihak mempelai pria kepada kedua orang tua mempelai wanita. Mempelai pria datang dengan diapit oleh sesepuh pria dan dipimpin oleh pembawa sanggan yang berada di depan rombongan keluarga pria.

Penyerahan sanggan punya makna kalau di masa depan, laki-laki akan memberikan nafkah baik lahir maupun batin, menjaga, membimbing, mengarahkan, serta bertanggung jawab atas perbuatan istrinya.

Pisang raja salah satu isi dari <i>sanggan</i>. Instagram/Homeindustrijogja)

Lalu apa saja isi dari sanggan? Biasanya, sanggan terdiri atas dua sisir pisang raja matang pohon, suruh ayu, gambur, kembang telon (mawar, melati, kenanga), serta benang lawe. Seluruh isi sanggan ditata dalam satu keranjang anyaman khusus.

Balangan Gantal

Kedua mempelai saling melempar kasih. (Instagram/Adat Jawa Plenner)

Balangan gantal adalah prosesi pelemparan gulungan sirih yang dilakukan kedua mempelai berjarak sekitar dua meter. Mempelai pria melemparkan gantal ke arah dada pengantin wanita yang artinya bahwa ia telah mengambil hati sang wanita. Kemudian mempelai wanita akan melemparkan gulungan sirih ke lutut pria sebagai tanda baktinya terhadap suaminya kelak.

Wijikan atau Ranupada

Membasuh kaki suami menjadi bukti bakti seorang istri. (Instagram/Adat Jawa Plenner)

Ritual adat ini dilakukan oleh mempelai wanita yang menyiram dan membasuh kaki mempelai pria sebanyak tiga kali. Prosesi ini mencerminakan wujud bakti seorang istri kepada suaminya. Selain itu juga dipercaya untuk menghilangkan halangan menuju rumah tangga bahagia.

Kanthen Asta

Setelah membasuh kaki mempelai pria, prosesi akan dilanjutkan dengan kanthen asta. Kedua mempelai akan berdiri berdampingan dan bergandengan tangan sambil mengaitkan jari kelingking. Oya, saat berdampingan, mempelai wanita berdiri disebelah kiri dan mempelai pria berdiri di sebelah kanan kemudian berjalan bersama menuju pelaminan.

Selimut Selindur

Kedua mempelai yang dibalut kain sindur sembari. (Instagram/Omahpengantin)

Diprosesi ini, kedua temanten akan dibalut oleh kain sindur sembari oleh ayah pengantin wanita. Kain sindur berwarna merah dan putih ini diharapkan dapat memberikan keberanian bagi kedua pengantin dalam menjalani pernikahan dengan semangat dan penuh gairah.

Tanem Jero

Mempelai pria dan mempelai wanita yang 'ditanam' oleh ayah. (Instagram/Omahpengantin)

Setelah dibalut oleh kain sindur, kedua mempelai akan didudukkan oleh ayah mempelai wanita ke kursi pelaminan. Prosesi ini dinamakan tanem jero. Artinya, kedua mempelai telah 'ditanam' agar menjadi pasangan yang mandiri.

Kacar Kucur

Tanda simbolis seorang manten pria 'mengucurkan' nafkah kepada istri. (Instagram/Ayugriyamanten)

Kacar kucur merupakan proses menuangkan isi kaba ke pangkuan wanita dan diterima menggunakan kain sindur. Kaba merupakan kantong yang berisi beras kuning, kacang, kedelai, uang logam, dan kembang telon.

Kacar kucur memiliki arti bahwa kelak suami berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istrinya.

Dulangan

Tematen sedang menyuapi kepalan nasi kuning (Instagram/Lycka.po)

Di prosesi ini, kedua mempelai saling menyuapi nasi satu sama lain. Setelah selesai, keduanya akan saling memberikan segelas air putih. Dulangan menggambarkan kerukunan yang serasi antara suami dan istri.

Ngunjuk Rujak Degan

Rujak degan manis dan segar yang disantap bersama. (Instagram/Taridonolobo)

Rujak degan merupakan minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda yang segar. Rujak ini akan diminum secara bergilir dalam satu gelas untuk satu keluarga. Proses ini memiliki makna kerukunan dan kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga.

Sungkeman

Sungkeman tanda hormat anak kepada orangtua. (Instagram/Ayugriyamanten)

Sungkeman merupakan proses terakhir dalam rangkaian upacara panggih. Sungkeman dilakukan kedua pengantin kepada orangtua dan mertua masing-masing sebagai tanda penghormatan dan sebagai bentuk permohonan maaf atas segala kesalahan yang dibuat selama masih menjadi anak. Selain itu, prosesi ini dilakukan demi memohon restu kepada orangtua agar pasangan suami istri menjadi keluarga yang bahagia.

Cukup panjang dan menarik ya upacara panggih ini. Kamu sudah pernah menyaksikan upacara panggih secara langsung belum, Millens? (Wol, Ora, Wed/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024