BerandaTradisinesia
Sabtu, 15 Nov 2019 18:21

Mitos Petak Umpet: Diburu Hantu hingga Disembunyikan Makhluk Gaib

Bersembunyi saat bermain petak umpet. (Entertainmentgeek-jimmy.blogspot)

Come out, come out, wherever you are!

Inibaru.id – Petak umpet adalah permainan kuno yang telah dimainkan sejak lama. Kebanyakan pemainnya anak-anak, meski dalam klip video Sigur Ros "Hopipolla" dimainkan para lanjut usia. Dalam permainan yang juga disebut hide and seek itu, ada satu kalimat yang begitu sering diucapkan: "Come out, come out, wherever you are!"

Sebetulnya, kalimat itu biasa saja, sekadar penanda bahwa si penjaga sudah selesai menghitung dan mulai mencari. Namun, dalam konsisi tertentu, semisal adegan film horor atau ritual pemanggilan arwah, ini menjadi semacam mantra yang dijamin bakal bikin bulu kuduk berdiri.

Yap, alih-alih menjadi permainan tradisional yang dilakukan dengan riang sambil menunggu waktu luang itu, sebagian orang justru menganggapnya bernuansa mistis. Masyarakat Jepang, misalnya, memiliki satu permainan unik bernama Hitori Kakurenbo (petak umpet hantu) yang dimainkan satu orang di tempat yang gelap.

Boneka humanoid yang bisa digunakan untuk hitori kakurenbo. (Fotografias-neox.atresmedia)

Petak umpet yang harus dilakukan sendirian di sebuah rumah pada pukul tiga pagi itu dianggap sebagai permainan paling menantang sekaligus menakutkan di dunia karena mempertaruhkan nyawa. Bukan bermain dengan manusia lain, konon hitori kakurenbo dimainkan bersama roh tak kasat mata melalui medium boneka humanoid.

Sebagian warga Jepang percaya, permainan itu merupakan ritual untuk berkomunikasi dengan roh-roh. Pemain menjadi orang yang bersembunyi, sedangkan boneka berisi beras yang dijahit benang merah itu "pemburu"-nya. Permainan berhasil jika kamu nggak tertangkap boneka yang digerakkan makhluk gaib. Hm, berani coba? 

Mitos Petak Umpet di Indonesia

Berbeda dengan kebanyakan dolanan anak luar ruangan yang dimainkan saat padang mbulan, sebagian masyarakat Jawa percaya, petak umpet atau yang biasa disebut delikan nggak boleh dimainkan pada malam hari. Jadi, kamu harus berhenti bermain begitu petang menjelang.

Masyarakat Jawa memang mengenal candikala (sandyakala), yakni pergantian waktu siang menuju malam alias twilight, yang memungkinkan makhluk gaib masuk ke alam manusia. Pada waktu itu, semua aktivitas harus dihentikan, termasuk anak-anak yang bermain; semua orang masuk rumah dan bayi-bayi digendong atau dibangunkan.

Sendyakala atau petang menjadi waktu terlarang untuk bermain petak umpet. (Brainly)

Konon, jika kita tetap bermain petak umpet, ada makhluk gaib yang juga ikut bermain. Dalam konsisi lengah, pemain bakal disembunyikan makhluk itu di tempat terpencil atau alam lain dan nggak bakal ditemukan lagi. Hiiii!

Kendati kita nggak tahu mitos atau fakta tentang petak umpet ini, nggak ada salahnya untuk nggak melakukan hal tersebut. Yang namanya bermain, yang aman-aman saja. Kalau petak umpet bikin nyawamu melayang, apa lagi yang mengasyikkan dari sebuah permainan? (MG26/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024