BerandaTradisinesia
Selasa, 27 Mei 2019 19:12

Menyaksikan Lomban, Tradisi Melarung Sesaji dan Perang Ketupat Pasca-Lebaran dari Jepara

Lomban. (Beritatagar)

Untuk mengungkapkan rasa syukur pada Tuhan, masyarakat Jepara punya tradisi unik pasca-Lebaran, yakni Lomban. Lomban merupakan sedekah laut yang biasanya digelar tujuh hari setelah Idulfitri oleh para nelayan bersama masyarakat. Gimana prosesinya?

Inibaru.id – Kabupaten Jepara di Jawa Tengah terkenal akan keindahan pantainya. Nggak heran jika kabupaten ini menjadi salah satu tujuan wisatawan saat libur Lebaran. Selain memiliki panorama yang indah, Jepara pun memiliki tradisi yang unik.

Jika kamu bermaksud mengunjungi tempat ini saat libur Lebaran nanti, datanglah ketika tradisi Lomban digelar, yakni seminggu setelah Hari Raya Idulfitri. Acara ini merupakan sedekah laut yang dilakukan oleh para nelayan.

Dengan membawa sesaji berupa kepala kerbau, para nelayan lantas melarungkan sesaji itu ke lautan. Prosesi ini biasanya dimulai dengan pentas seni berupa tarian, lalu dilanjutkan dengan doa bersama.

Selain menjadi media untuk bersedekah, Lomban merupakan wujud terima kasih nelayan pada Tuhan. Dengan digelarnya tradisi ini, mereka berharap Sang Maha Pencipta memudahkan rezeki mereka di lautan dan senantiasa memberi keselamatan.

Nggak hanya berisi kepala kerbau, sesaji diisi pula dengan hasil bumi. Hasil bumi nggak dihanyutkan ke laut, melainkan dibagikan pada para warga.

https://www.murianews.com/wp-content/uploads/2017/07/2-7-2017-Lomban-Jepara.jpg

Suasananya meriah, kan? (Murianews)

Eits, Lomban belum selesai sampai di situ, Millens. Para warga kemudian melanjutkan acara dengan melakukan Perang Laut di Teluk Jepara.

Uniknya, warga yang menggunakan perahu saling menyerang lawan-lawannya dengan makanan tradisional seperti ketupat dan lepet. Hm, ini sih bukannya melemahkan, tapi malah menguatkan lawan ya! Ha-ha.

Tertarik menyaksikan tradisi ini? Datanglah ke Jepara dan ajak keluargamu menghabiskan waktu di sana. Selain menjadi waktu untuk memanjakan diri, ini juga bisa menjadi wisata edukasi. Kamu jadi lebih paham kekayaan tradisi Jawa Tengah. (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Makna Potongan Bambu di Nisan-Nisan Makam di Sumowono Kabupaten Semarang

23 Des 2024

Mengakhiri Tahun 2024 dengan Mendaki, Ini Hal yang Harus Kamu Perhatikan

23 Des 2024

Me Time: Hak yang Berubah Jadi Barang Mewah bagi Ibu

23 Des 2024

Kala Siang Hari Jadi Lebih Pendek di Islandia saat Musim Dingin

23 Des 2024

Pemprov Jateng Peringati Hari Ibu ke-96, Teguhkan Peran Setara Perempuan

23 Des 2024

Aman, Ini Tiga Barang yang Dipastikan Nggak Akan Terkena PPN 12 Persen

23 Des 2024

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024

Kematian Dokter PPDS Anestesi Undip: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

25 Des 2024

Merah dan Hijau, Dua Warna yang Selalu Ada di Perayaan Natal

25 Des 2024

Tradisi Toleransi yang Terus Dijaga saat Perayaan Natal di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang

25 Des 2024

Penjual Bungeoppang, Roti Ikan Khas Korea, Semakin Langka

25 Des 2024

Cerita Kakek Mulyanto Dapatkan Ganti Rugi Tanah 30 cm2 karena Terdampak Proyek Tol Yogya - Bawen

25 Des 2024

Kurangi Kepadatan, Rest Area KM 445 B Tuntang Difungsikan untuk Libur Nataru 2025

25 Des 2024