BerandaTradisinesia
Senin, 13 Feb 2022 20:46

Menjaga Hubungan dengan Tuhan dan Leluhur Melalui Nyadran

Menjaga Hubungan dengan Tuhan dan Leluhur Melalui Nyadran

Prosesi tradisi nyadran masyarakat di Lereng Sumbing. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa)

Di beberapa daerah, nyadran adalah suatu rangkaian tradisi berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, hingga kenduri. Tradisi nyadran dilaksanakan setiap menjelang Ramadan, tepatnya pada bulan Sya’ban (Ruwah) atau satu bulan sebelum dimulainya puasa dan jatuh tanggal 15, 20, dan 23. Nyadran bisa diartikan sebagai simbol hubungan baik dengan Tuhan dan leluhur.

Inibaru.id - Tradisi nyadran merupakan serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Kata nyadran sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, sraddhayang yang memiliki arti keyakinan. Dalam bahasa Jawa, nyadran berasal dari kata sadran yang artinya Ruwah Syakban.

Upacara ini berupa rangkaian acara mulai dari pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya kenduri. Ada waktu khusus untuk pelaksanaannya yaitu bulan Sya'ban (Ruwah) tanggal 15, 20, dan 23. Di beberapa tempat acara ini juga dikenal dengan sebutan Ruwahan.

Dilansir dari berbagai sumber, tradisi ini adalah akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan Islam. Sejak abad ke-15, para Walisongo telah menggabungkan tradisi tersebut dalam dakwahnya agar lebih mudah diterima masyarakat lokal.

Nyadran dipahami sebagai bentuk hubungan antara leluhur dengan sesama manusia dan dengan Tuhan. O ya, masing-masing daerah di Tanah Jawa mempunyai ciri khas sendiri dalam melaksanakan tradisi ini. Masyarakat di beberapa daerah membersihkan makam sambil membawa bungkusan berisi makanan hasil bumi yang disebut dengan sadranan.

Nah, sadranan ini bakal ditinggalkan di area pemakaman. Nggak jarang pula, sejumlah uang turut ditinggalkan untuk biaya perawatan makam. Tapi ini nggak semua daerah ya.

Puncak acara nyadran biasanya kenduri berupa makan bersama. (Inilahjogja)

Ada pula tradisi nyadran yang diawali dengan doa, pembacaan ayat suci Alquran, zikir, tahlil, doa, kemudian ditutup dengan makan bersama. Makan bersama atau kenduri inilah yang menjadi ciri khas dan pasti selalu ada di setiap nyadran tiba. Bahkan, acara puncak inilah yang ditunggu-tunggu.

Setiap keluarga membawa masakan hasil bumi, yang biasanya terdiri atas ayam ingkung, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, tempe-tahu bacem, dan lain sebagainya. Masyarakat berbaur menikmati makanan yang dihidangkan di atas daun pisang.

O ya, setiap acara yang diadakan tentu mengandung nilai tertentu, Millens. Membersihkan makam misalnya yang menjadi simbol dari pembersih diri menjelang bulan suci Ramadan. Ini bukan cuma hubungan manusia dengan Sang Pencipta, lo.

Nyadran juga dilakukan sebagai bentuk bakti kepada para pendahulu dan leluhur. Selain itu, ritual ini juga dapat mempererat tali persaudaraan. Kelihatan banget kan ketika acara masyarakat saling bekerjasama dan bergotong royong. Karena banyak nilai positifnya, rasanya nggak heran jika ritual ini masih bertahan hingga kini.

Mikul dhuwur mendem jero.

(ajaran-ajaran yang baik harus kita junjung tinggi, dan yang dianggap kurang baik kita tanam dalam.)

Hm, sepertinya pepatah Jawa ini pas banget ya untuk menggambarkan nyadran? Gimana menurutmu, Millens? (Lip,Pan,Ked/MG44/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

27 Mar 2025

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

27 Mar 2025

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

27 Mar 2025

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

27 Mar 2025

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

27 Mar 2025

Lestari Moerdijat: Literasi Masyarakat Meningkat, tapi Masih Perlu Dorongan Lebih

27 Mar 2025

Hitung-Hitung 'Angpao' Lebaran, Berapa Banyak THR Anak dan Keponakan?

28 Mar 2025

Setengah Abad Tahu Campur Pak Min Manjakan Lidah Warga Salatiga

28 Mar 2025

Asal Usul Dewi Sri, Putri Raja Kahyangan yang Diturunkan ke Bumi Menjadi Benih Padi

28 Mar 2025

Cara Menghentikan Notifikasi Pesan WhatsApp dari Nomor Nggak Dikenal

28 Mar 2025

Hindari Ketagihan Gula dengan Tips Berikut Ini!

28 Mar 2025

Cerita Gudang Seng, Lokasi Populer di Wonogiri yang Nggak Masuk Peta Administrasi

28 Mar 2025

Tren Busana Lebaran 2025: Kombinasi Elegan dan Nyaman

29 Mar 2025

AMSI Kecam Ekskalasi Kekerasan terhadap Media dan Jurnalis

29 Mar 2025

Berhubungan dengan Kentongan, Sejarah Nama Kecamatan Tuntang di Semarang

29 Mar 2025

Mengajari Anak Etika Bertamu; Bekal Penting Menjelang Lebaran

29 Mar 2025

Ramadan Tetap Puasa Penuh meski Harus Lakoni Mudik Lebaran

29 Mar 2025

Lebih dari Harum, Aroma Kopi Juga Bermanfaat untuk Kesehatan

29 Mar 2025

Disuguhi Keindahan Sakura, Berikut Jadwal Festival Musim Semi Korea

29 Mar 2025

Fix! Lebaran Jatuh pada Senin, 31 Maret 2025

29 Mar 2025