BerandaTradisinesia
Senin, 19 Jan 2025 15:02

Menilik Tradisi Nyadran Rejeban Plabengan di Lereng Gunung Sumbing

Tradisi Nyadran Rejeban Plabengan di Temanggung. (Antara/Anis Efizudin)

Jumat (17/1/2025) lalu, di lereng Gunung Sumbing, digelar Tradisi Nyadran Rejeban Plabengan. Seperti apa ya keseruan acara ini?

Inibaru.id – Desa Pagergunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dikenal luas kaum pecinta alam karena jadi salah satu jalur pendakian Gunung Sumbing. Tapi, desa ini lebih dari sekadar jadi jalur pendakian dengan pemandangan alam yang indah. Di sana, ada juga sejumlah tradisi yang unik dan menarik. Salah satunya adalah Tradisi Nyadran Rejeban Plabengan.

Berlokasi di ketinggian 1.200-an meter di atas permukaan air laut (mdpl) dan berjarak kurang lebih 14 kilometer ke arah barat daya dari pusat Kota Temanggung, masyarakat Desa Pagergunung masih memegang berbagai tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun. Khusus untuk tradisi yang digelar warga Dusun Cepit di desa ini, rutin digelar setiap Jumat Wage pada Bulan Rajab. Untuk tahun ini, hari tersebut jatuh pada Jumat (17/1/2025) lalu.

Tradisi ini digelar sebagai wujud syukur terhadap rahmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani tembakau. Lebih dari itu, Tradisi Rejeban Plabengan juga dilakukan sebagai penghormatan bagi para leluhur yang sudah lebih dahulu berpulang. Salah satunya adalah Ki Ageng Makukuhan.

Sejak pagi, warga berduyun-duyun mendatangi Bukit Plabengan yang dipercaya jadi petilasan sekaligus makam dari Ki Ageng Makukuhan dan sahabat-sahabatnya. Merekalah yang dipercaya sebagai penyebar agama Islam pada zaman dahulu, Millens.

Warga mendatangi Bukit Plabengan dengan membawa tenong berisi aneka makanan. (Antara/Anis Efizudin)

Laki-laki dan perempuan dewasa hingga anak-anak datang ke lokasi tersebut sembari memikul tenong yang berisi makanan dan minuman lezat layaknya nasi, ayam kampung ingkung, aneka jajan pasar, buah-buahan, dan minuman. Saat semua sudah datang, warga pun meletakkan tenongnya dan duduk berjejeran. Acara doa bersama pun dimulai dengan arahan dari tokoh agama.

Setelah ritual doa selesai, warga kemudian melakukan makan bersama. Yang dimakan tentu saja adalah makanan yang mereka bawa tadi. Biasanya, sembari makan, warga mengobrol dan berbagi pengalaman tentang dunia pertanian atau isu-isu terkini yang seru untuk dibahas.

Siang atau sore harinya, di Desa Pagergunung juga digelar acara kuda lumping, lengkap dengan ritual penjamasan alias menyiram air bunga ke kuda lumping yang dipentaskan. Seru banget, kan?

“Tradisi ini adalah wujud dari warga Desa Pagergunung dalam mencintai alamnya, mengedepankan semangat kebersamaan, menghormati para leluhur, sekaligus mempertahankan budaya turun-temurun,” ucap Kepala Dinas Kabupaten Temanggung Tri Raharjo mengomentari tradisi ini sebagaimana dinukil dari KRjogja, Jumat (17/1).

Menarik banget ya tradisi yang juga rutin dilakukan demi menyambut Ramadan yang juga sebentar lagi hadir ini. Semoga saja ya di tahun-tahun berikutnya, kita bisa melihat langsung Tradisi Nyadran Rejeban Plabengan ini secara langsung. Setuju, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: