BerandaTradisinesia
Jumat, 12 Okt 2023 09:23

Menilik Cara Lawang Sewu Melawan Suhu Panas Kota Semarang

Bangunan Lawang Sewu punya pendingin alami dari ruangan bawah tanahnya. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Ruangan bawah tanah Lawang Sewu lebih dikenal sebagai tempat mistis. Padahal, ruangan yang berperan sebagai drainase itu sebenarnya adalah pendingin alami bangunan tiga lantai di atasnya, lo.

Inibaru.id – Belakangan ini suhu panas di Kota Semarang sangat terasa. Sejumlah warganet bahkan sampai mengunggah tangkapan layar di ponselnya yang menunjukkan suhu udara di Kota Atlas melebihi 36 derajat Celsius. Penggunaan AC dan kipas angin pun jadi lebih intens dari sebelum-sebelumnya.

Nah, di balik bikin gerahnya suhu udara di Kota Semarang dalam beberapa minggu belakangan, ada sejumlah warganet yang mengungkap fakta unik tentang bangunan Lawang Sewu. Di tengah panasnya suhu di luar ruangan, suhu udara di dalam bangunan peninggalan Belanda itu cenderung lebih sejuk.

Lawang Sewu dibangun dari 1904 sampai 1907. Bangunan ini dulunya adalah kantor pusat Nederlandsh-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sebuah perusahaan kereta api Hindia Belanda. Arsiteknya adalah Cosman Citroen dan pembangunannya diawasi oleh firma arsitektur pimpinan J.F Klinkhamer dan B.J. Ouendag.

Karena dibangun oleh orang-orang Belanda yang terbiasa dengan suhu sejuk sepanjang tahun, mereka pun merancang Lawang Sewu sebagai bangunan yang bisa “melawan” suhu panas Kota Semarang. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan langit-langit yang tinggi dan banyak ventilasi berupa pintu dan jendela.

Tercatat, jumlah pintu di Lawang Sewu mencapai 928 buah. Dengan banyaknya pintu yang bisa dibuka, otomatis sirkulasi udara pada bangunan tersebut bisa berjalan dengan lebih baik. Hal ini berdampak pada suhu udara yang lebih sejuk. Keberadaan jendela pada bangunan tersebut juga diperuntukkan agar banyak udara dari luar ruangan masuk ke dalam, Millens.

Ruangan Bawah Tanah

Langit-langit tinggi dan ventilasi yang melimpah jadi salah satu alasan suhu udara di Lawang Sewu sejuk. (Inibaru.id/ Audrian F)

Selain peran dari ventilasi udara yang melimpah, ada juga hal lain yang jadi penyebab suhu udara di dalam Lawang Sewu selalu sejuk, yaitu ruangan bawang tanah. Bagian itu berperan sebagai sistem drainase alias saluran air. Ruangan yang kini lebih populer sebagai area dengan suasana mistis yang kuat itu sebenarnya dirancang sebagai “pendingin” bangunan Lawang Sewu, lo.

Saat musim hujan, sistem drainase bawah tanah ini menampung air hujan agar nggak sampai menggenangi halaman. Nah, saat musim kemarau, air yang melimpah itu ditampung di bangunan dengan kedalaman 5 meter di bawah permukaan tanah untuk mendinginkan tiga lantai bangunan di atasnya.

Kenapa Jadi Area Mistis?

Kalau memang fungsinya sebagai sistem drainase dan pendingin bangunan, kok kemudian lebih terkenal sebagai area mistis? Semua ini gara-gara adanya isu bahwa tentara Jepang menggunakan 16 bak penampung air pada ruangan bawah tanah tersebut sebagai penjara duduk. Karena tergenang air, banyak tahanan yang kemudian mati mengenaskan di sana. Sejak saat itulah, aura mistis lebih populer di tempat tersebut.

“Kami pengin kesan angker pada Lawang Sewu, khususnya di ruangan bawah tanah ini dihilangkan. Ruangan bawah tanah ini sebenarnya adalah drainase yang berfungsi sebagai penyalur kelebihan air dan pendingin udara alami untuk ruangan di atasnya. Seharusnya tempat ini jadi contoh karena arsitek zaman dahulu mampu menangkal suhu panas Kota Semarang dengan efektif dan bisa dipelajari,” ucap salah seorang pemandu wisata Lawang Sewu, Waluyo sebagaimana dilansir dari Liputan6, Kamis (12/11/2015).

Yap, apa yang diungkap Waluyo ada benarnya. Kalau Lawang Sewu bisa dibangun untuk menangkal suhu panas Kota Semarang, bukankah bangunan-bangunan lain seharusnya juga bisa, Millens? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: