BerandaTradisinesia
Kamis, 1 Feb 2023 14:34

Mengenal Filosofi 'Tiji Tibeh' yang Dijunjung Pangeran Sambernyowo

Pura Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa pada tanggal 17 April 1757. (Ari Welianti)

Istilah 'tiji tibeh' merupakan kepanjangan dari mati siji mati kabeh. Itu merupakan filosofi yang dijunjung tinggi oleh Pangeran Sambernyowo. Apa arti dari istilah tersebut ya?

Inibaru.id – Istilah “tiji tibeh” pasti sudah nggak asing di telinga masyarakat yang tinggal di Karesidenan Surakarta. Itu adalah prinsip hidup yang dipegang kuat oleh Pangeran Sambernyowo atau penguasa pertama Mangkunegaran.

Baru-baru ini, dengan maksud mengusung kearifan lokal, Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah merumuskan konsep kerja bernama Wonogiri SUPER yang merupakan kepanjangan dari Santun, Unggul, Prediktif, Empati, dan Religius. Wonogiri SUPER itu dijalankan dengan landasan filosofi tiji tibeh.

Tiji Tibeh adalah ajaran Pangeran Sambernyawa yang berarti 'Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh'. Prinsip tersebut mengajarkan semangat kebersamaan antara pemimpin dan bawahannya.

“Wonogiri SUPER dirumuskan untuk penguatan internal, agar Polres Wonogiri memiliki fondasi yang kuat. Sehingga, pelaksanaan kegiatan tugas Polri dalam melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat serta penegakan hukum bisa dilaksanakan secara maksimal," kata Indra di Mapolres Wonogiri, Senin (30/1/2023).

Siapakah Pangeran Sambernyowo?

Pangeran Sambernyowo atau RM Said adalah sosok pemberontak yang memerangi Belanda dan Mataram. (Historia)

Pangeran Sambernyowo atau RM Said adalah sosok pemberontak yang ditakuti di era kepemimpinan Paku Buwono (PB) II di Kerajaan Mataram Islam. Bersama pasukannya, Pangeran Sambernyowo bertahun-tahun memerangi Belanda dan Mataram.

Pemberontakan itu berakhir pada 17 Maret 1757 dengan Perjanjian Salatiga antara RM Said dengan PB III yang membagi wilayah Kerajaan Mataram untuk kali kedua setelah Perjanjian Giyanti dua tahun sebelumnya. RM Said mendapat wilayah kemudian diberi nama Kadipaten Mangkunegaran dan menjadi Mangkunagoro I.

Makna Tiji Tibeh

Tiji tibeh merupakan salah satu prinsip hidup dari Pangeran Sambernyowo. (Puromangkunegaran)

Filosofi hidup tiji tibeh melekat kuat dan selalu diterapkan oleh Pangeran Sambernyowo dalam berhubungan dengan para prajuritnya. Salah satu buktinya adalah pada saat peperangan di hutan Sitakrepyak tahun 1756.

Peperangan itu berjalan timpang karena jumlah pasukan RM Said lebih sedikit ketimbang Belanda. Tapi, saat itu Sang Pangeran menggelorakan semangat kepada seluruh pasukannya. Akhirnya, Sambernyowo berhasil memenggal kepala pemimpin pasukan Belanda, Kapten Van Der Pol.

Konsep tiji tibeh juga tampak dari sikapnya saat membagi rampasan perang. Sosok yang pada 1983 ditetapkan sebagai pahlawan nasional dan mendapat penghargaan Bintang Mahaputra itu membagi rata harta pampasan perang dengan seluruh pasukan. Nggak jarang dia meminta giliran paling akhir ketika memilih barang rampasan perang.

Itulah sekilas tentang makna dari semboyan tiji tibeh milik Pangeran Sambernyowo. Maknanya yang bagus itu membuat kita nggak heran kenapa Kapolsek Wongiri menjadikan itu sebagai prinsip dalam menjalankan programnya ya, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: