BerandaTradisinesia
Selasa, 11 Jun 2018 14:27

Malam Selawe, Tradisi Ramadan Warga Gresik dan Pergeseran Maknanya

Para peziarah di makam Sunan Giri. (Disparbud.gresikkab.go.id)

Malam Selawe merupakan tradisi masyarakat Gresik, Jawa Timur, yang telah dilakukan secara turun-temurun. Namun, kini tradisi yang konon sudah ada sejak pemerintahan Sunan Giri ini sudah mengalami pergeseran makna. Seperti apa?

Inibaru.id – Umat Muslim mengenal satu malam istimewa pada bulan Ramadan, yakni malam Lailatul Qadar. Konon, malam itu jatuh pada malam-malam ganjil dalam 10 hari terakhir bulan suci tersebut. Nah, masyarakat Gresik, Jawa Timur, punya satu tradisi pada salah satu malam ganjil itu. Namanya Malam Selawe.

Malam Selawe berarti malam ke-25. Tradisi ini dipercaya sudah ada sejak masa Sunan Giri, satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di Jawa. Awal mengembangkan Islam di Gresik, Sunan Giri mengajak murid-muridnya beribadah pada malam ganjil selama 10 hari terakhir Ramadan yang dipusatkan di Masjid Jamik Sunan Giri. Puncaknya jatuh pada malam ke-25. 

Hingga kematian Sunan Giri, tradisi itu terus berlangsung. Bahkan, kini, selain memburu berkah Lailatul Qadar Masjid Jamik Sunan Giri, para santri dan masyarakat sekitar juga menyempatkan diri berziarah ke makam Sunan Giri.

Nggak hanya dilakukan oleh masyarakat Gresik, masyarakat dari luar Gresik pun datang berziarah ke makam Sunan Giri. Biasanya, peziarah tersebut berasal dari Malang, Sidoarjo, Mojokerto, Surabaya, Lamongan, Tuban, dan beberapa daerah lain.

Pedagang kaki lima yang berjualan di acara Malam Selawe. (Putri Rachmawati/Inibaru.id)

Malam Selawe tahun ini jatuh pada Sabtu, (9/6/2018). Namun, makna dari Malam Selawe sekarang sudah jauh bergeser dari zaman Sunan Giri dulu. Siti Aisah Aziz, seorang warga Gresik yang setiap tahun mengunjungi Malam Selawe, mengaku cukup prihatin dengan pergeseran makna tradisi ini.

“Dulu Malam Selawe dibuat untuk tempat ziarah. Karena banyaknya peziarah itu akhirnya banyak juga pedagang yang datang untuk menawarkan dagangannya, sampai sekarang malah menjadi pasar malam,” jelas Aisah.

Sangat disayangkan, Sobat Millens, orang-orang yang datang pun hanya berniat untuk belanja di kios-kios PKL tersebut, bukan untuk beribadah. Kendati demikian, Malam Selawe selalu menjadi tradisi yang ditunggu-tunggu oleh warga Gresik dengan tujuan untuk beribadah atau sekadar membelanjakan uang THR. He-he.

Nggak heran jika Malam Selawe yang diadakan di sepanjang Jalan Sunan Giri hingga Jalan Sunan Prapen ini selalu dipadati pengunjung. Bahkan, beberapa kampung yang berada di sekitar jalan tersebut menyulap gang kampungnya menjadi tempat parkir kendaraan bermotor, lo.

Untuk para peziarah yang pengin beribadah di Masjid Jamik Sunan Giri dan ziarah ke makam Sunan Giri, mereka biasanya sudah datang satu hari sebelumnya. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang sampai menginap di dalam masjid. Pada malam harinya, mereka bersama-sama membaca surat Yasin dan Tahlil serta berdoa bersama.

Padatnya pengunjung Malam Selawe. (Lintasgresik.wordpress.com)

Bagi kamu yang hanya ingin berbelanja di pasar Malam Selawe, kamu cukup datang saat sore atau malam hari. Namun, jangan kemalaman, karena besar kemungkinan kamu bakal kesulitan menyusuri jalan karena padatnya pengunjung. Saking padanya, untuk berjalan kaki saja kamu harus berdesak-desakan dengan pengunjung lain, lo.

Meskipun makna religius Malam Selawe sudah tergeser dengan perilaku konsumtif masyarakat, tradisi ini masih menjadi ciri khas Gresik yang dijuluki sebagai Kota Santri.

Nah, apakah kamu tertarik untuk mengunjungi Malam Selawe ini Ramadan tahun depan, Millens? (Putri Rachmawati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: