BerandaTradisinesia
Rabu, 3 Jul 2018 19:00

Lopis Raksasa, Sajian Khas Syawalan di Pekalongan

Pemotongan Lopis Raksasa. (sebangsa.com)

Berbeda dengan daerah lainnya, warga daerah Krapyak, Pekalongan memperingati Syawalan dengan cara memotong lopis raksasa dan membagikannya secara gratis.

Inibaru.id – Ada banyak cara merayakan datangnya bulan Syawal. Tepatnya berada di Gang 8 Krapyak Kidul, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, tradisi ini bermula. Bukan ketupat, apem, atau lepet. Sejak 1885, masyarakat setempat merayakan Syawalan dengan membuat kue lopis, Millens.

Mengutip pekalonganweb.wordpress.com (25/4/2016), awalnya jajanan tradisional tersebut hanya digunakan sebagai suguhan kepada tamu yang datang di Hari Raya Lebaran sebagai simbol pengikat rasa kekeluargaan antar sesama muslim.

Namun, karena sebelum syawalan masyarakat Pekalongan melaksanakan puasa sunah selama 6 hari, sehingga sehabis salat ied, suasananya masih seperti Ramadan. Barulah pada hari ke-8 Syawal suasana Lebaran benar-benar terasa. Maka sebagai rasa syukur dipilihlah lopes sebagai simbol syawalan.

Makna Filosofis

Lopis raksasa, sajian khusus masyarakat Pekalongan setelah Idul Fitri. (manado.tribunnews.com)

Lopis memiliki makna persatuan. Ketan yang menjadi bahan dasarnya akan mempunyai daya rekat yang kuat dibanding nasi setelah direbus. Warna ketan yang putih bersih juga memiliki makna kesucian (kembali fitri) dalam nuansa lebaran.

Sedangkan bungkusnya berupa daun pisang melambangkan bahwa Islam selalu menumbuhkan kebaikan dan menjaga karunia Tuhan. Lalu untuk ikatan atau tali pembungkus menggunakan serat pelapah pisang, melambangkan kekuatan. Bahwa sesuatu yang sudah dicapai (kembali fitri), harus dijaga supaya nggak luntur apalagi berkurang. Wah, maknanya sangat mendalam ya?

Nah, yang paling menarik dan unik dalam tradisi tahunan tersebut yaitu adanya lopis raksasa. Nggak tanggung-tanggung, ukuran lopes raksasa untuk tradisi syawalan pada 2018 ini bahkan memiliki tinggi sekitar 188 sentimeter dan diameter 88 sentimeter. Beratnya diperkirakan mencapai 1,4 ton lebih. Wah, besar sekali ya?

Bayangkan saja, dalam proses pembuatannya dibutuhkan waktu mengukus selama tiga hari tiga malam agar lopis benar-benar masak. Diperlukan 450 kuintal beras ketan, 250 lembar daun pisang dan 48 batang bambu untuk membuatnya. Lantaran keunikannya itu, wajar saja jika tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun tersebut mampu menarik ribuan pengunjung.

Setelah sesi doa bersama, lopis raksasa tersebut kemudian dipotong dan dibagi-bagikan kepada para pengunjung. Biasanya para pengunjung akan berebut untuk mendapatkan lopis beserta daunnya. Pengunjung percaya daun bekas bungkus lopis tersebut memiliki khasiat keberkahan, baik untuk jodoh atau menambah rezeki.

Wah, tradisi Lopis Krapyak memang unik dan menarik. Setuju nggak? (IB05/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: