BerandaTradisinesia
Jumat, 14 Mar 2019 08:42

Rancak Menari Tunggangi Kuda-Kuda Debog di Desa Menari Tanon

Anak-anak mengenakan kostum untuk tarian Kuda Debog. (Pokdarwi.blogspot.com)

Desa Tanon memiliki puluhan tarian yang menarik, salah satunya adalah Kuda Debog. Lewat tarian ini, anak muda diajarkan untuk bekerja sama. Wah, memangnya seperti apa sih tariannya?

Inibaru.id – Sebagai desa yang dikenal memiliki banyak penari tradisional, warga Desa Tanon di Kabupaten Semarang pasti nggak asing dengan Kuda Debog. Yap, alih-alih mengerutkan dahi, tarian ini sudah menjadi “makanan” mereka sehari-hari.

Sebagai desa wisata yang dikenal dengan seni tarinya, Kuda Debog memang telah dipelajari sebagian besar warganya.

Dalam bahasa Jawa, debog berarti pelepah pisang. Tarian ini memang menggunakan pelepah pisang yang dibentuk menjadi kuda-kudaan. Selain menggunakan pelepah pisang, penari juga membawa kayu yang seolah-seolah menjadi pedang.

Itu saja? Tunggu dulu. Agar semakin menjiwai, penari juga memakai topi dari daun nangka yang dironce.

Kuda Debog dilakukan secara berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas empat hingga enam anak laki-laki. Diiringi musik, mereka melakukan tarian dengan adegan perang. Kalau jatuh, maka kelompok itulah yang dinyatakan kalah dan saat itulah tarian berakhir.

(Baca Juga: Betapa Menyenangkan Berwisata ke Dewi Menari Tanon di Lereng Gunung Telomoyo)

Permainan Kuda Debog di Yogyakarta. (Instagram/ceritadestinasi)

Untuk menarikan Kuda Debog, tentu saja tempat yang luas dibutuhkan supaya para penari bisa leluasa bergerak.

Selain kekompakan, tarian ini juga mengajarkan ketangkasan dan kebersamaan. Dengan gerakan-gerakan yang lincah, Kuda Debog otomatis jadi “olahraga” yang menyenangkan.

(Baca Juga: Pilih Pulang Kampung, Kang Tris Bangun Desa Wisata Menari Tanon Semarang)

Hm, ada yang tertarik belajar menari Kuda Debog? (IB15/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: