BerandaTradisinesia
Senin, 13 Des 2020 11:26

Kisah Jaka Linglung, Putra Aji Saka yang Berwujud Naga

Ilustrasi: Jaka Linglung, seekor naga yang mengaku sebagai anak Aji Saka. (Wisata Bukaaja)

Apa yang kamu lakukan jika didatangi seekor naga dan mengaku sebagai anak? Pastinya kaget banget. Mungkin ini sebab Aji Saka enggan mengakui Jaka Linglung yang berwujud naga ketika datang mengaku sebagai anak. Penolakan Aji Saka inilah yang konon menyebabkan kemunculan Bledug Kuwu di Grobogan.

Inibaru.id - Sekitar 28 kilometer dari arah Purwodadi, ibukota Grobogan, 87 kilometer dari Semarang, atau 45 kilometer dari Sragen, kamu bakal sampai di Desa Kuwu. Di sanalah Bledug Kuwu berada. Masyarakat setempat percaya, semburan lumpur abadi ini ada kaitannya dengan legenda Jaka Linglung.

Jaka Linglung diyakini hidup pada abad ke-7. Tokoh ini dikenal sakti. Ia bisa mengubah wujudnya menjadi seekor naga.

"Jaka mengaku menjadi anak Aji Saka alias Raja Medang Kamolan," kata Pujiyanto, salah seorang pegiat wisata di desa itu.

Ceritanya, sebelum Aji Saka memimpin Medang Kamolan, kerajaan ini dipimpin seorang raja yang sakti, tapi arogan lagi bengis. Namanya Dewata Cangkar. Konon, dia hobi memakan daging manusia.

Kelaliman raja itu membuat warga jengah. Mereka sudah melakukan berbagai cara untuk menumbangkan Dewata Cengkar, tapi gagal. Hingga, datanglah seorang pemuda suku Shaka dari Jambudwipa alias India bernama Aji Saka.

Mendapat aduan mengenai raja yang jahat, Aji Saka bertekad menghentikannya. Saka pun menantang Dewata untuk adu kesaktian. Ajakan itu diladeni Dewata Cengkar. Dia bahkan akan memberikan separuh wilayah kerajaan jika berhasil menang. Jika kalah, Saka harus menjadi makanan sang raja.

Saka kemudian berpesan, jika kalah, dia pengin tulang belulangnya dikubur di tanah seluas ikat kepalanya. Ikat kepala itu digelar di tanah dan ajaibnya melebar dan membentuk lubang. Dewata Cengkar tercebur dan berubah wujud menjadi bajul putih. Tubuhnya pun hanyut ke Pantai Selatan.

Bledug Kuwu. (Jateng Today)

Kemenangan ini membuat Saka diangkat menjadi raja baru. Ketika pemuda ini menjadi raja, datanglah seekor naga bernama Jaka Linglung. Ia mengaku sebagai anak Saka.

Saka nggak langsung menerima naga itu sebagai anaknya. Ia lantas mengusirnya secara halus dengan memberikan tugas yang sulit. Ia diminta memburu dan membunuh jelmaan Dewata Cengkar.

Agar nggak mengganggu warga, Saka meminta Jaka untuk menelusuri Dewata melalui lubang tempat Dewata tercebur. Jaka menyanggupi syarat tersebut.

Nggak disangka, Jaka berhasil mengalahkan bajul putih. Sebagai bukti, ia membawa rumput griting wulung dan air laut untuk Saka. Tapi, rupanya Jaka lupa jalan pulang. Sesekali ia muncul untuk memastikan letak Kerajaan Medang Kamulan.

Awalanya Jaka muncul di Desa Ngembak (kini wilayah Kecamatan Kota Purwodadi), lalu di Jono (Kecamatan Tawangharjo), kemudian di Grabagan, Crewek, dan terakhir di Kuwu (ketiganya masuk Kecamatan Kradenan). Entah kebetulan atau apa, memang di desa-desa ini bisa ditemukan lubang yang konon diakibatkan kemunculan Jaka.

Legenda dan fenomena letupan itu menarik pengunjung. Pada 1983, Pemda menjadikannya tempat wisata.

Bukan Salah Jaka Linglung

Sains memiliki penjelasan mengenai lubang-lubang itu Millens. Kata geologiawan Angga Jati Widiatama, Bledug Kuwu ini adalah fenomena berkala. Hal ini akibat adanya gas alam dan lumpur panas yang dikeluarkan dari perut bumi.

Berbeda dengan Lumpur Lapindo Sidoarjo yang terbentuk akibat kecelakaan pengeboran minyak bumi, Bledug Kuwu muncul akibat adanya kubah garam (diapir) serta kondisi tekanan kapiler batuan. Tekanan ini melebihi kemampuan batuan sehingga nggak bisa ditahan.

Lebih lanjut, Angga menjelaskan bahwa Lumpur Bledug Kuwu berasal dari Formasi Kerek. Formasi ini dominan tersusun dari batu lempung yang terendapkan di lingkungan laut dalam dan juga. Batu lempeng ini berasal dari Formasi Kalibeng yang terendapkan pada lingkungan transisi. "Kedua formasi batuan ini berumur tidak lebih tua dari 20 juta tahun yang lalu," kata Angga.

Meski penjelasan ini sangat masuk akal, tampaknya asal usul Bledug Kuwu dengan versi Jaka Linglung lebih “menjual” ya, Millens! (Kum,Kat/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024