BerandaTradisinesia
Minggu, 2 Jul 2022 13:15

Kapal Canthik Rajamala, Simbol Bakti Anak kepada Ibunda

Canthik Rajamala yang kini dipamerkan di Museum Radya Pustaka. (Instagram/Laurentiuslei)

Kamu tahu nggak, di Museum Radya Pustaka, Surakarta, terdapat canthik atau hiasan kapal yang menjadi saksi bakti seorang anak terhadap Ibunya. Sebutannya adalah Canthik Rajamala. Seperti apa ya ceritanya?

Inibaru.id – Jika main ke Museum Radya Pustaka, Surakarta, kamu akan menemukan hiasan yang memiliki bentuk mirip wajah raksasa bernama Canthik Rajamala. Warnanya merah dengan hiasan mata melotot, taring yang tajam, serta rambut yang lebat. Meski terkesan seram, sebenarnya canthik Rajamala merupakan wujud bakti seorang anak kepada ibunya.

Omong-omong ya, canthik Rajamala adalah hiasan pada sebuah kapal yang pembuatannya dilakukan pada masa pemerintahan Raden Mas Sugandhi atau Paku Buwana V.

Menurut cerita, saat Raden Mas Sugandhi masih kecil, ibu kandungnya meninggal. Ayahnya, Paku Buwana IV kemudian mempersunting adik dari sang ibu. Sayangnya, pernikahan tersebut tidak dikaruniai keturunan sehingga Paku Buwana IV memerintahkan sang permaisuri untuk pulang ke Madura.

Raden Mas Sugandhi sedih melihat kondisi ibu tirinya yang selama ini merawatnya dengan baik. Sebagai perwujudan rasa hormat, prihatin, dan tanda kasih sayang, dia pun mempersembahkan sebuah perahu berukuran besar bernama Rajamala.

Konon, semua abdi dalem kadipaten diperintahkan untuk membuat kapal dan arca yang wajahnya menyerupai Raden Harya Rajamala. Arca itu akan dipasang sebagai canthik (cucuk) kapal Rajamala.

Museum Radya Pustaka Surakarta menjadi museum tertua di Indonesia. (BPPD Kota Surakarta)

Kapal Rajamala Dipakai Hingga Pemerintahan Paku Buwana IX

Kapal buatan Raden Mas Sugandhi ini kemudian diberi nama Kyai Rajamala. FYI, Millens, sebutan Kyai atau Nyai diberikan ke benda atau barang milik Raja yang dianggap sebagai penghormatan atau persembahan.

Kapal Rajamala memiliki ukuran 58,9 x 6,5 meter dan memiliki dayung yang panjangnya 6,6 meter. Cukup besar untuk ukuran kapal pada masa itu.

Ukuran canthik Rajamala juga besar. Panjangnya 198 cm, lebarnya 53 cm, dan tingginya 99 cm. Betewe, canthik Rajamala ini terbuat dari kayu Jati yang berasal dari Hutan Danalaya, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Saat itu, warga percaya dengan mitos kalau Keraton Surakarta membutuhkan kayu jati untuk membangun atau membuat sesuatu, pasti ada pohon di Hutan Danalaya yang akan tumbang dengan sendirinya.

Omong-omong, Canthik Rajamala menjadi koleksi paling populer di Museum Radya Pustaka. (Instagram/Penglembara)

O ya, Rajamala merupakan sosok berwatak keras hati, pemberani, dan ingin selalu menang sendiri. Selain itu Rajamala juga dikenal tiada tanding dan disimbolkan sebagai kekuatan untuk menangkal aura negatif. Karena itulah, penempatan canthik Rajamala lebih dari sekadar hiasan kapal, melainkan juga sebagai penolak bala. Canthik Rajamala juga melambangkan kebesaran Kraton Surakarta dan rajanya.

Kapal ini cukup awet karena digunakan secara turun temurun dari masa pemerintahan Paku Buwana IV sampai Paku Buwana IX. Terakhir kali berlayar, kapal Kyai Rajamala ini digunakan oleh Sri Susuhunan Paku Buwana IX untuk membagikan makanan kepada masyarakat yang tertimpa musibah banjir.

Menarik ya cerita tentang canthik Rajamala ini? (Har, Reg, Par/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: