BerandaTradisinesia
Rabu, 25 Jun 2019 12:32

Ihwal Tari Sintren, Kisah Sejoli Beda Kasta di Era Kesultanan Mataram

Pemeran sintren siap menari dengan dipandu sang pawang. (Sportourism)

Bermula dari kisah pada masa Kesultanan Mataram, tari sintren menjadi salah satu tarian yang sarat akan cita rasa mistis dan magis, khususnya saat penari sintren mengalami kesurupan.

Inibaru.id – Syahdan, hubungan Sulandono, putra Bupati Kendal Ki Bahurekso, dengan Sulasih, gadis desa dari Kalisalak, tak direstu lantaran perbedaan kasta. Inilah ihwal mula sintren, tradisi khas pantura Jawa Tengah.

Sulandono yang tak mendapat restu Ki Bahurekso memutuskan bertapa. Sementara, Sulasih menjadi penari. Kendati demikian, keduanya masih menjalin hubungan melalui alam gaib dengan bantuan roh ibu Sulandono yang tak lain adalah Dewi Rantamsari alias Dewi Lanjar.

Untuk menemui Sulasih, Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya. Konon, sejak itulah setiap pertunjukan sintren, sang dukun memasukkan roh bidadari ke dalam tubuh penari yang masih perawan.

Sintren tengah menari. (Wego)

Perlu kamu tahu, Ki Bahurekso adalah bupati bawahan Kesultanan Mataram. Untuk kamu yang tinggal di sekitar pesisir utara Jateng, nama Bahurekso atau yang juga dikenal sebagai Joko Bahu, mungkin bukanlah nama yang asing.

Dari kisah itu, kesenian sintren pun mulai berkembang di pantura, seperti Brebes, Pemalang, Tegal, Pemalang, hingga Batang. Nggak hanya di Jateng, kesenian klasik itu juga dikenal di Jawa Barat semisal Cirebon, Majalengka, dan Indramayu.

Baca Juga: Menari Bersama Roh Bidadari di Dalam Tubuh Suci Penari Sintren

Unsur magis dan mistis seperti ritual memanggil roh menjadi ciri utama Tari Sintren. Sayang keberadaan tarian yang cukup bikin para penonton merinding ini mulai jarang dimainkan di masyarakat lantaran tergerus modernitas.

Duh, sangat disayangkan kalau tari sintren nggak bisa kita nikmati lagi keberadaannya ya, Millens! Kamu yang tinggal di pantura Jateng, pernahkah tahu kesenian klasik ini? (IB20/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: