BerandaTradisinesia
Rabu, 12 Jul 2022 12:03

Ihwal Mula Sebutan 'Magelang Kota Getuk'

Getuk salah satu jajanan tradisional yang masih bisa kita jumpai di pasar. (Instagram/Feb_rinaaaa)

Getuk merupakan jajanan tradisional khas Magelang berbahan dasar singkong yang memiliki cita rasa manis dan legit yang nagih. Saking populernya, Magelang disebut sebagai Kota Getuk. Kira-kira gimana awal mula julukan ini? Cekidot!

Inibaru.id – Selain dijuluki sebagai Kota Sejuta Bunga, Magelang juga dikenal sebagai Kota Getuk. Di kota yang berbatasan dengan Yogyakarta ini, kamu bisa dengan mudah menemukan penganan tradisional berbahan dasar singkong ini, lo. Lalu, kira-kira sejak kapan ya Magelang punya julukan ini?

Awalnya, getuk diproduksi sebagai makanan alternatif pengganti nasi pada masa penjajahan Jepang. Masa paceklik ini terjadi saat Jepang menguasai Hindia Belanda (1942-1945). Pada masa itu, beras masih menjadi komoditas yang sulit ditemukan dan masyarakat terbiasa mengonsumsi singkong.

Saat itu, cara termudah mengolah singkong adalah dengan dibakar atau direbus. Karena bosan dengan olahan singkong yang monoton, akhirnya Ali Mohtar, warga asli Desa Karet, Magelang berinovasi dengan membuat getuk.

Ali Mohtar mengolah singkong dengan cara yang sederhana. Singkong dikukus kemudian dihaluskan dengan cara manual, yakni ditumbuk di dalam lesung. Setelah itu, olahan singkong tinggal dibentuk sehingga menarik untuk disajikan serta menggugah selera.

Nah, karena rasanya yang sudah tidak asing lagi bagi warga Magelang, makanan ini cepat populer. Bahkan, variasi getuk pun semakin banyak. Sejak saat itulah, getuk jadi ikon kuliner di Magelang.

Kini, kamu bisa menjumpai setidaknya tiga macam getuk di Magelang, yaitu getuk lindri, getuk tiga warna, dan getuk gondok. Ketiga getuk ini disajikan dengan cara yang berbeda-beda, Millens.

Getuk lindri yang bentuknya seperti mi. (Instagram/Galeri Cooking Baking)

Getuk lindri memiliki ciri khas berupa bentuk yang mirip tumpukan mi yang dipotong berbentuk kotak. Kudapan ini disajikan dengan topping kelapa parut, membuatnya terasa manis sekaligus gurih di lidah. Tampilan warnanya yang variatif juga membuatnya semakin menarik saat disajikan.

Sementara, getuk gondok disajikan dalam dua bentuk, yakni kotak dan bundar. Getuk inilah yang dulu dibikin Ali Mohtar. Nama penganan yang juga disebut getuk gulung tersebut diambil dari penyakit gondok yang diidap Ali dan istrinya.

Getuk tiga warna Eco menjadi salah satu oleh oleh legendaris Magelang. (Instagram/Getuk Triwarna Eco)

Terakhir adalah getuk yang paling banyak dijadikan buah tangan oleh para wisatawan yang mampir ke Magelang, yakni Getuk Tiga Warna. Dinamakan demikian karena getuk ini terdiri atas tiga lapis getuk dengan warna berbeda. Berbeda dengan getuk lindri, getuk tiga warna disajikan tanpa kelapa parut.

Omong-omong, bagi warga Magelang, getuk lebih dari sekadar penganan. Makanan ini juga dianggap sebagai simbol doa dan harapan manusia kepada Tuhan. Konon, kata "getuk" berasal dari "ndang age-age kepetuk", yang artinya semoga segera dipertemukan (dikabulkan) harapan atau doanya.

Bagi masyarakat Jawa, getuk juga bisa dianggap sebagai simbol kesederhanaan dan peringatan bagi kita untuk senantiasa mensyukuri apa yang masih dimiliki.

Jadi, kapan nih ke Magelang untuk mencicipi getuk, Millens? (Bor,Mag,Kom/IB32/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: