BerandaTradisinesia
Selasa, 16 Mei 2022 18:52

Etika Percintaan ala Orang Jawa Kuno, Asmaragama

Serat Nitimasi, salah satu karya sastra Jawa yang membahas tentang Asmaragama. (Khastara Perpusnas)

Melakukan hubungan suami-istri bukan semata-mata untuk pemenuhan nafsu saja. Dalam budaya Jawa dikenal pedoman bercinta sesuai etika bernama Asmaragama.

Inibaru.id – Melakukan hubungan badan adalah bagian dari kebutuhan manusia.

Proses hubungan seksual nggak dapat dilakukan secara sembarangan. Ada etika yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya. Omong-omong, etika tentang seks juga dibahas dalam budaya Jawa Kuno dikenal dengan Asmaragama.

Bisa dibilang Asmaragama adalah ajaran seni bercinta dalam budaya Jawa. Asmaragama banyak mengulas tentang rahasia hubungan suami istri, termasuk membahas lika-liku bersenggama.

Sebenarnya ya, ada beberapa karya sastra Jawa Kuno sekitar abad 18 yang secara khusus membahas tentang seni bercinta ini, seperti Serat Nitimani, Serat Centhini, Serat Damoghandul, dan Serat Gatholoco. Pada tiap-tiap naskah tentu saja memiliki pemaparan yang berbeda tentang seni bercinta ini.

Nggak berhenti di situ, dalam cerita wayang, tokoh Arjuna juga menggunakan Asmaragama untuk memikat hati perempuan lo.

Orang Jawa Kuno membagi ajaran bercinta menjadi lima titik perhatian, yakni Asmaratura, Asmaraturida, Asmaranala, Asmaradanam, Asmaratantra, dan Asmaragama.

Hubungan persetubuhan bagi orang Jawa seharusnya dilandasi dengan cinta kasih, yang biasa disebut Asmaranala. (Pixabay/Mohamed Chermiti)

Asmaranala

Asmaranala disebut juga dengan sengseming nala. Maknanya kedua insan yang bercinta hendaknya dilandasi oleh cinta kasih yang muncul dari lubuk hati masing-masing. Ketika dua insan saling tergetar jiwanya satu sama lain, maka mereka akan mendapati bahagia yang sesungguhnya.

Asmaratura

Disebut juga sengseming pandulu. Maknanya sepasang kekasih yang bercinta hendaknya dilandasi oleh rasa saling tertarik satu sama lain. Keduanya harus saling memiliki rasa kebanggaan terhadap pasangannya.

Asmaraturida

Sengseming pamirengan maknanya sepasang suami istri yang sedang bercinta, sesekali baiknya mengeluarkan guyonan lucu untuk mengundang gelak tawa dan mencairkan suasana. Tak jarang kedua insan yang bercinta semakin larut guyonan berakhir dengan rangsangan pada gendang telinganya.

Guyonan lucu yang mengundang gelak tawa juga menjadi bagian dari etika percintaan orang Jawa kuno. (Pixabay/Thomas Manin)

Asmaradana

Disebut juga sengseming pocapan. Kekuatan rayuan yang dilontarkan oleh lelaki kepada pasangannya sehingga dapat mempesona sang kekasih. Biasanya, syair, puisi, dan kata-kata mutiara dapat membius pasangan yang sedang jatuh cinta.

Asmaratantra

Sengseming pangarasan, maknanya sepasang kekasih yang sedang berhubungan nggak akan melupakan ciuman. Oleh karena itu, setiap pasangan hendaknya saling mencium satu sama lain di dahi, pipi, mata, bibir, atau bagian tubuh yang lain.

Asmaragama

Sengseming salulut menjadi puncar dari titik perhatian saat bercinta, yaitu masuknya alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan.

Perlu diingat ya, Millens, seni bercinta ini hanya diperuntukan bagi pasangan suami-istri yang sah. (Fim, Kum/IB32/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024