BerandaTradisinesia
Senin, 19 Jan 2020 08:00

Cerita yang Mulai Memudar tentang Wayang Beber

Seorang dalang mementaskan wayang beber. (Tempo/Ahmad Rafiq)

Selain wayang kulit, Indonesia juga punya wayang beber. Sejak kapan wayang ini ada?

Inibaru.id – Dibanding wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang, wayang beber mungkin nggak cukup familiar di telinga kita. Siapa menyangka wayang ini adalah salah satu yang tertua di Indonesia? Hm, jangan-jangan kamu juga baru mengenalnya?

Kendati nggak ada referensi pasti kapan wayang beber mulai muncul, sejumlah literatur memperkirakan wayang tersebut mulai dikenal pada zaman Kerajaan Jenggala sekitar abad ke-12. Kala itu, wayang beber digambar pada lembaran daun siwalan atau lontar.

Masyarakat diperkirakan baru melukiskan wayang pada dluwang atau kertas dari kayu pada 1244. Kendati masih hitam-putih, lukisan wayang beber sudah disertai pelbagai ornamen.

Pertunjukan wayang beber. (Bejiharjo-karangmojo.desa)

Nah, pada zaman Kerajaan Majapahit (1316), di bawah pimpinan Jaka Susuruh, kertas wayang beber mulai dipasangi tongkat kayu pada ujungnya. Ini bertujuan untuk memudahkan dalang menggulung atau membuka kertas. Mereka juga sudah mulai menyebut wayang ini sebagai Wayang Beber.

Pada 1378, Raja Brawijaya V meminta Raden Sungging Prabangkara memodifikasi wayang beber. Kemudian, muncullah tiga set cerita, yakni Panji di Jenggala, Damarwulan, dan Jaka Karebet di Majapahit.

Cerita wayang beber kembali diubah pada zaman Kesultanan Demak (1518). Dengan pengaruh Islam yang kuat, terutama perihal fikih, ilustrasi wayang beber diubah menjadi manusia dan hewan yang dibuat miring. Ini bertujuan agar gambarnya tidak sesuai dengan perangai asli manusia dan hewan.

Tongkat kayu di tiap kanan kiri kertas wayang beber. (Gunkarta)

Pada masa yang sama, Sunan Bonang juga mengembangkan wayang beber dengan menyuguhkan cerita Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji. Para wali juga terinspirasi membuat wayang kulit yang terkenal hingga sekarang.

Lakon wayang beber dirombak ulang pada masa Kerajaan Kartasura yang dipimpin Amangkurat II (1690). Saat itu wayang beber menceritakan lakon Joko Kembang Kuning.

Cerita wayang beber bertambah pada 1735. Waktu itu, nggak hanya lakon Joko Kembang Kuning, pendalang juga menciptakan Rameng Mangunjaya di bawah pimpinan Pakubuwono II di Kartasura. Sayang, perkembangan wayang beber terpecah akibat pemberontakan dari Tiongkok.

Potret warga Indonesia mementaskan wayang beber di depan orang asing. (Gunakarta)

Keluarga kerajaan lantas membawa perlengkapan pertunjukan wayang beber ke luar istana. Mereka terpecah menjadi dua: sebagian berlari ke Gunungkidul, Yogyakarta, sebagian lainnya ke Karangtalun, Pacitan, Jawa Timur.

Baru Ada pada Abad ke-15?

Meski banyak yang menyebut wayang beber sudah ada sejak abad ke-12, pemerhati budaya tradisi dari Universitas Negeri Surabaya Arif Mustofa mengatakan, wayang beber baru ditemukan pada abad ke-15.

Konon, pergelaran wayang beber dilaksanakan ketika Jaka Tingkir lahir, sekitar 1500-1549. Pertunjukan wayang beber itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur orang tua Jaka Tingkir.

Terlepas dari kontroversi kemunculan wayang beber, warga Indonesia patut bersyukur karena masih ada segelintir orang yang melestarikan wayang beber. Mereka adalah Ki Karmanto Hadi Kusumo di Gunungkidul dan Mbah Mardi di Pacitan, Jawa Timur.

Hm, gimana Millens, tertarik untuk menonton pertunjukan wayang tua ini? (IB03/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Harga Gabah Naik, Sumanto Ajak Petani Jalan dengan Kepala Tegak

3 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: