BerandaTradisinesia
Selasa, 14 Nov 2022 16:56

Buncis Banyumasan, Kesenian Warga yang Sarat Cerita

Pertunjukan seni Buncis Banyumas. (Marifica)

Buncis Banyumasan adalah kesenian tradisional yang berkembang di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Meski sepintas namanya mirip dengan nama sayuran, kesenian ini bercerita tentang perlawanan pasca Perang Diponegoro, lo.

Inibaru.id – Selain bahasa ngapaknya yang nyentrik dan mendoannya yang menarik, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah juga memiliki bermacam-macam kesenian unik. Salah satunya adalah Buncis Banyumasan.

Ada satu hal yang membuat kesenian ini punya daya tarik tersendiri, yaitu dalam pementasannya, para penari harus membagi konsentrasinya untuk menari sambil memainkan alat musik. Kostum yang digunakan juga nggak biasa. Para penari menggunakan mahkota yang dihiasi bulu ayam dan menggunakan potongan kain pada celana yang menyerupai rumbai-rumbai.

Setiap kali mentas, para penari menggunakan sembilan buah angklung dengan satu notasi berlaras slendro, satu buah gong bambu, satu buah kendhang, dan dua ketipung. Mereka biasanya memainkan gending-gending Banyumasan seperti 'Ricik-Ricik Banyumasan', 'Caping Gunung', 'Sekar Gadung', 'Renggong Manis', dan masih banyak lagi.

Cerita di Balik Seni Buncis Banyumas

Dalam pertunjukannya, para penari harus menari sambil memainkan alat musik. (Youtube/Clc Purbalingga)

Meski namanya mirip dengan sayuran, nyatanya kata 'buncis' pada kesenian ini punya makna lain. Ada kisah menarik dari munculnya kesenian ini, Millens.

Menurut sebuah jurnal berjudul Nilai Moral Pada Kesenian Buncis di Desa Tanggeran Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas, kesenian ini menceritakan sayembara antara Raden Prayitno dengan Patih Brajanggelap. Sayembara dilakukan untuk memperebutkan putri Adipati Kalisalak yang bernama Nurkhanti. Pemenangnya adalah Raden Prayitno yang menggunakan senjata keris kecil buatan Empu Lemah Tengger.

Konon, keris kecil tersebut bisa menjelma menjadi makhluk berbulu yang menyerupai manusia dan seekor naga. Sebelum mengikuti sayembara, makhluk itu berjanji bila berhasil memenangkan sayembara tersebut, ia ingin menari dengan diiringi musik yang terbuat dari bambu. Dari situlah kesenian ini muncul.

Meski begitu, ada juga versi lain dari kemunculan kesenian buncis ini. Dilansir dari Berdikasi, Rabu (09/11/22), setelah perlawanan Diponegoro berakhir pada 1830, wilayah Banyumas secara resmi berada di bawah kekuasaan Belanda.

Tapi, para pejuang tetap melakukan perlawanan dengan bergerilya. Biar nggak bosan dan semangat pertempuran tetap membara, diciptakanlah kesenian buncis.

Kata 'buncis' dalam seni pertunjukan ini berasal dari dua kata yaitu ‘bundhelan’ dan ‘cis’. Bundhelan berarti simpul atau sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Sedangkan cis memiliki arti perkatan lisan. Jadi, buncis dalam kesenian ini berarti kata-kata atau wejangan para leluhur yang harus dijadikan pedoman hidup.

Menarik juga ya, Millens, kisah tentang seni Buncis Banyumasan ini? (Fatkha Karinda Putri/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024