BerandaTradisinesia
Sabtu, 24 Mar 2023 21:18

Benang Merah antara Kerajaan Demak dengan Mataram Islam

Ilustarasi Kerajaan Demak pada tahun 1475-1548. (Dunia Pendidikan)

Setelah runtuhnya Kerajaan Demak, muncul Kerajaan Mataram Islam yang ternyata masih ada hubungan. Seperti apa ceritanya?

Inibaru.id – Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berkuasa antara tahun 1475-1548. Pada masa kejayaannya, kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan terbesar yang kuat.

Namun, karena dilanda berbagai persoalan, kerajaan ini akhirnya tumbang. Setelah keruntuhan Kerajaan Demak, muncul kerajaan Islam lain yaitu yakni Kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah, yang berkuasa pada 1586-1755. Nah, meski dua kerajaan ini lahir dan berkuasa pada periode berbeda, ternyata keduanya punya hubungan lo, Millens.

Perseteruan dan Janji Wilayah

Setelah meninggalnya Sultan Trenggono, raja Demak pada 1546, terjadi perebutan kekuasan antara Sunan Prawoto dan sepupunya, Arya Panangsang. Arya Panangsang yang berhasil membunuh Sultan Prawoto pada 1547, kemudian naik takhta menjadi raja Demak.

Kedudukan itu nggak berlangsung lama, sebab kenaikan Arya Panangsang mendapat banyak penolakan dari rakyat Demak. Kekacauan ini akhirnya berhasil disingkirkan oleh Jaka Tingkir dengan menghabisi Arya Panangsang melalui orang suruhannya yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Danang Sutawijaya, sang anak.

Jaka Tingkir menjanjikan wilayah Mentaok, yang kini bernama Kotagede, Yogyakarta kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah jika berhasil menyingkirkan Arya Panangsang. Setelah berhasil menghabisi Arya Panangsang, Jaka Tingkir kemudian memindahkan Demak ke wilayah Pajang, yang terletak di perbatasan Surakarta dan Kartasura. Olehnya, Demak dijadikan kadipaten.

Kerajaan Mataram Islam yang memiliki benang merah dengan Kerajaan Demak. (Istimewa)

Hubungan Kerajaan Demak dan Mataram Islam

Dikutip dari Kompas (9/3/22), Jaka Tingkir menepati janjinya untuk menyerahkan wilayah Mentaok pada Ki Ageng Pemanahan. Selanjutnya, Ki Ageng Pemanahan membangun wilayah itu menjadi Kadipaten Mataram di bawah naungan Kerajaan Pajang.

Karena belum memiliki anak untuk meneruskan kekuasaan, Jaka Tingkir mengangkat Danang Sutawijaya sebagai anak angkat dan media pancingan. Ki Ageng Pemanahan wafat pada 1575 dan digantikan oleh Danang Sutawijaya dengan gelar Senopati Ing Ngalaga.

Utusan Pajang yang datang ke Kadipaten Mataram mencoba menanyakan kesetiaan Danang Sutawijaya. Padahal, saat itu ia sedang mempersiapkan pelepasannya dengan Kerajaan Pajang, Munculah konflik Pajang dengan Mataram sampai Jaka Tingkir meninggal tahun 1582.

Kerajaan Pajang saat itu berganti tampuk kepemimpinan oleh sang anak Jaka Tingkir, yaitu Pangeran Benawa. Namun kedudukan ini kurang kuat di mana Arya Pangiri, menantu Jaka Tingkir kurang mendukung Pangeran Benawa.

Arya Pangiri kemudian melakukan pemberontakan untuk merebut takhta Pajang dengan memaksa Pangeran Benawa pindah ke wilayah Bojonegoro. Hal ini semakin memudahkan Mataram Islam untuk mengukuhkan eksistensinya lepas dari Pajang dan membentuk kerajaan yang berdiri sendiri pada tahun 1586.

Tahun tersebut juga ada hal yang unik, bahwa Pangeran Benawa meminta bantuan pada Senopati untuk mengalahkan Arya Pangiri. Setelah berhasil dikalahkan, Pajang menjadi daerah vasal di bawah Kerajaan Mataram Islam. (Kharisma Ghana Tawakal/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024