BerandaTradisinesia
Kamis, 19 Jul 2023 18:26

Air Kendi Grebeg Suro Pesantren Girikusumo Dipercaya Datangkan Berkah

Air kendi yang dibagikan ke warga pada Grebeg Suro di Pesantren Girikusumo, Mranggen, Demak.(Kompas/Antara/Aji Styawan)

Di Pesantren Girikusumo, Mranggen, Demak, diadakan perayaan Tahun Baru Islam, Grebeg Suro. Pada perayaan tersebut, air kendi dibagikan ke warga. Konon, air kendinya bisa memberikan berkah, lo.

Inibaru.id – Salah satu perayaan Tahun Baru Islam yang cukup menarik dilakukan di Pesantren Girikusumo, Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Di pesantren yang diurus Yayasan Kyai Ageng Giri tersebut, diadakan Kirab Grebeg Suro yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat sekitar. Soalnya, dalam kirab tersebut, ada air kendi yang dipercaya bisa mendatangkan berkah.

Perayaan tahun ini digelar pada Selasa, (18/7/2023) siang. Selepas salat zuhur, para santri sudah berkumpul di depan pesantren yang ada di Desa Banyumeneng. Selain mereka, sudah ada gunungan hasil bumi dan sejumlah ambengan yang siap untuk dikirab.

Saat itulah, Pasukan Patang Puluh Kendi Kasepuhan Girikusumo beraksi. Mereka mengikuti proses penyerahan kendi oleh Gus Nabil, putra dari Muhammad Munif Zuhri. Setelah prosesi tersebut selesai dilakukan, kirab pun dimulai dengan membawa empat peti pusaka yang berisi jubah para pengasuh pesantren terdahulu ke makam leluhur.

Setelah kirab selesai dilakukan, empat buah gunungan dan sejumlah ambengan langsung dibagi-bagikan ke masyarakat yang sudah menanti. Hal yang sama juga dilakukan pada air kendi yang dibawa Pasukan Patang Puluh Kendi.

Menurut kepercayaan warga pesantren dan masyarakat sekitar, air kendi tersebut berasal dari sumur yang dibuat oleh pengasuh pesantren terdahulu, yaitu KH Muhammad Hadi bin KH Muhammad Tohir. Air tersebut dipercaya bisa membawa keberkahan atau bahkan menyembuhkan penyakit.

“Saya ikut mengambil air kendi ini sebagai syarat agar cucu saya cepat mendapatkan keturunan,” ucap salah seorang warga yang mengikuti acara Kirab Grebeg Suro, Kasmirah, sebagaimana dikutip dari Betanews, Selasa (18/7/2023).

Perayaan Grebeg Suro di Pesantren Girikusumo. (Detik/Antara/Aji Styawan)

Kalau menurut keterangan salah seorang pengasuh pesantren Gus Hanif Maimun, air kendi memang sengaja dibacakan doa sebelum dilibatkan dalam acara kirab. Tujuannya agar memberikan berkah bagi masyarakat yang mendapatkannya.

“Pada malam sebelumnya, air kendi yang diambil dari sumur Simbah Buyut Muhammad Handi sudah dibacakan mujahadah bersama-sama oleh warga yayasan dan pondok pesantren,” ungkap Gus Hanif.

Omong-omong, mengapa airnya harus disimpan di dalam kendi sih? Ternyata ada makna filosofisnya, Millens. Jadi, karena kendi dibuat dari tanah, hal ini menjadi pengingat bahwa manusia yang juga terbuat dari tanah nantinya akan kembali ke tanah.

Jumlah Pasukan Patang Puluh Kendi yang membawa air kendi tersebut juga punya makna filosofisnya, lo. Sebanyak 40 orang yang jadi anggota pasukan berasal dari kalangan abdi dalem yang pengin belajar ilmu agama.

“Angka 40 itu sebenarnya adalah tanda di dalam suluk pesantren. Artinya, kalau pengin belajar agama, setidaknya melakukannya 40 hari,” jelas Gus Hanif.

Menarik banget ya tradisi Grebeg Suro di Pesantren Girikusumo Mranggen ini. Kalau kamu kelewat dan nggak bisa melihatnya pada tahun ini, bisa kok mencobanya pada perayaan Tahun Baru Islam tahun depan, Millens. Kali aja juga bisa mendapatkan berkah dari air kendinya! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024