BerandaTradisinesia
Rabu, 18 Feb 2025 09:29

Absen Dua Dekade, Ambarawa Kembali Gelar Sakbanan dan Festival Serabi Ngampin

Ritual mengambil air dari 9 mata air untuk Tradisi Sakbanan di Desa Ngampin, Ambarawa. (Pikiran rakyat/Andini Wahyu Pratiwi)

Kali terakhir tradisi Sakbanan di Desa Ngampin, Ambarawa digelar pada 2004. Kini, Tradisi ini digelar bersamaan dengan festival serabi ngampin yang seru!

Inibaru.id – Kendati sudah nggak digelar selama dua dekade, masyarakat di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, rupanya nggak begitu saja melupakan tradisi ini. Sakbanan namanya. Pekan ini, dengan penuh suka cita warga kembali menggelar tradisi yang telah terjeda selama 20 tahun tersebut.

Masyarakat Ambarawa kali terakhir menggelar tradisi Sakbanan adalah pada 2004. Nah, untuk tahun ini, puncak Sakbanan yang jatuh pada Sabtu (15/2/2025) dirayakan bersamaan dengan Festival Serabi Ngampin. Hm, bisa kebayang dong gimana ramainya?

Oya, untuk yang belum tahu, serabi ngampin adalah jajanan tradisional yang terkenal di Desa Ngampin. Peganan ini banyak dijual di pinggir jalan. Kalau pernah melakukan perjalanan dari Semarang ke arah Yogyakarta atau sebaliknya, kamu mungkin pernah menjumpai para penjual serabi tersebut.

Serabi ngampin adalah jajanan yang unik, karena memadukan antara kue bundar pipih seperti penekuk berukuran kecil yang dimakan dengan kuah kinca cair yang manis. Rasanya gurih, manis, dan asin, dengan tekstur yang lembut dan aroma yang sungguh memikat.

Disambut Antusias

Karena sudah absen selama dua dekade, Sakbanan dan Festival Serabi Ngampin kali ini dirayakan jauh lebih meriah. Warga tampak antusias menyambut kembali kelahiran tradisi yang dipercaya bisa mendatangkan jodoh bagi para anak muda singgel ini.

“Kami masih ingat Sakbanan terakhir pada 2004 itu sangat sepi. Tapi kami berusaha untuk mengembalikannya jadi agenda tahunan karena percaya tradisi ini ada potensinya,” ucap Ketua Panitia Sakbanan 2025 dan Festival Serabi Ngampin Hari Prasetyo, Minggu (16/2).

Warga memasak serabi ngampin yang cukup populer di Ambarawa. (IDFeeds/Nurfaik Nabhan)

Kembalinya Sakbanan tentu menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat. Sebab, tradisi tahunan yang selalu digelar pada Syakban atau sebulan sebelum Poso menurut penanggalan Jawa ini mengandung kisah menarik yang dipercaya turun-temurun, yakni tentang seorang pengembara yang bertemu dengan jodohnya.

“Ceritanya pangeran pengembara itu bersuci di Kali Condong, lalu bertemu gadis setempat yang kemudian dinikahinya," Hari bercerita. "Konon, nama ‘ampeyan’ yang berarti selir dalam cerita inilah yang menjadi asal usul nama Desa Ngampin.”

Digelar selama Tiga Hari

Tahun ini, Sakbanan digelar selama tiga hari, dimulai dengan acara bersih-bersih makam sekaligus doa bersama di Makam Penggung pada hari pertama. Setelah itu, mereka menggelar ritual pengambilan air dari sembilan mata air, lalu diarak sebagai simbol kelestarian sumber kehidupan, pada hari kedua.

Adapun pada hari ketiga, masyarakat menggelar Festival Serabi Ngampin yang dihadiri hampir seluruh warga dan wisatawan dari luar kota. Mereka datang untuk mencicipi serabi yang memang cukup populer tersebut, yang diiringi kesenian tradisional jathilan atau kuda lumping.

Terakhir, sebagai gong, mereka menggelar ritual mandi yang diikuti para pemuda singgel agar mendapat kemudahan jodoh, sebagaimana cerita pangeran pengembara yang mendapatkan gadis desa setempat.

“Berkat (digelarnya) tradisi ini (lagi), generasi muda jadi tahu tentang sejarah Ngampin. Semoga saja tradisi ini bakal terus digelar dari tahun ke tahun,” pungkasnya.

Keren ya masyarakat Ambarawa ini? Kendati sudah dua dekade vakum, sekalinya digelar bisa ramai begitu, ya? Buat jomlo, tahun depan harus pada ikut ya! Ha-ha. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: