BerandaPasar Kreatif
Senin, 13 Jul 2025 13:06

Youtube Akan Hentikan Monetisasi Video Buatan AI, Bagaimana dengan Konten Hybrid?

Ilustrasi: Youtube akan segera mengubah kebijakan berkaitan dengan monetisasi konten berbasis AI. (Getty Images/LightRocket/SOPA Images/Mateusz Slodkowski via Mashable)

Youtube akan mulai menghentikan monetisasi video buatan AI mulai 15 Juli mendatang. Lalu, bagaimana dengan konten hybrid yang menggabungkan kecerdasan buatan dengan sentuhan manusia, adakah batasannya?

Inibaru.id – Youtube akan menggulirkan kebijakan baru per 15 Juli 2025 yang menegaskan monetisasi hanya bagi konten organik dan autentik, sekaligus memotong jalur penghasilan bagi konten mass-produced dan AI-generatif dangkal.

Langkah tersebut disambut dengan kekhawatiran sebagian kreator, tapi menjadi kelegaan bagi sebagian lainnya yang selama ini bertahan dengan konten orisinal seperti Anisah, vlogger rintisan yang setahun terakhir mulai konsisten menggarap konten tentang budi daya tanaman di wilayah perkotaan ini.

"Aku sebetulnya nggak berhak mengatakan bahwa aku terganggu dengan konten buatan AI, karena akunku juga belum bisa dimonetisasi. Aku cuma kasihan sama teman-teman yang telah bersusah payah bikin konten organik, tapi malah tergerus konten buatan AI yang viral," terangnya via pesan singkat, Jumat (11/7/2025).

Nggak adil; itulah yang dirasakan Ani, sapaan akrabnya. Hal ini pula yang tengah ditunjukkan Youtube dengan menghentikan monetisasi konten berbasis AI yang hanya ditujukan untuk produksi massal. Niat mereka jelas, yakni untuk menekan ledakan konten AI berkualitas rendah yang selama ini menginvasi feed para pengguna.

Dianggap Konten Spam

Menurut The Verge, platform berbagi video terbesar di dunia ini tengah berusaha mengidentifikasi dengan lebih baik keberadaan konten-konten yang diproduksi secara massal atau bersifat berulang dengan bantuan akal imitasi (AI).

"Jenis konten ini sebenarnya sudah nggak memenuhi syarat monetisasi selama bertahun-tahun karena merupakan unggahan yang lebih sering dianggap sebagai spam oleh penonton," tulis Youtube dalam pemberitahuan awal perubahan kebijakan mereka, dikutip Jumat (11/7).

Youtube mengungkapkan, konten-konten yang akan mengalami demonetisasi pada 15 Juli mendatang adalah yang sepenuhnya dibuat dengan bantuan AI hingga yang hanya sedikit mendapatkan sentuhan manusia.

Artinya, kebijakan ini nggak otomatis melarang kegiatan berbasis kecerdasan buatan di Youtube karena mereka hanya pengin mencegah tersebarnya konten generik, sintesis, dan berdampak buruk terhadap ekosistem kreator.

Apa yang Akan Dilakukan Youtube?

Ilustrasi: Keaslian konten akan menjadi syarat penting untuk melakukan monetisasi kanal Youtube. (StackSocial via Extremetech)

Mulai 15 Juli, Youtube akan akan melakukan menguji keaslian konten yang merupakan bagian dari Youtube Partner Program (YPP) atau telah berhasil melakukan monetisasi. Dengan cara ini, konten spam dan berulang kemungkinan akan lebih sulit lolos seleksi.

Dengan begitu, ruang untuk konten berbasis AI akan dipersemput. Definisi konten hybrid atau yang menggabungkan antara kecerdasan buatan dengan sentuhan manusia juga akan semakin diperketat.

Untuk konten hybrid, kreator wajib memberi label "dibuat oleh AI", menunjukkan intervensi kreatif yang cukup, serta memasukkan nilai orisinalitas.

"Razia" tersebut akan melibatkan alat pendeteksi AI dan review dari manusia. Detektor akan mengenali pola spam, lalu diverifikasi oleh manusia. Kanal yang gagal memenuhi standar baru Youtube besar kemungkinan akan dikeluarkan dari YPP, bahkan dihapus jika pelanggaran terus berulang.

Konten Hybrid yang Bisa Lolos

Konten berupa video generatif murni akan kehilangan monetisasi. Lalu, konten gabungan seperti apa yang bisa lolos? Youtube menegaskan, selama ada elemen orisinal yang substansial yang disertakan, konten tersebut tetap aman.

Sedikit gambaran, bahan video mentah yang diolah menggunakan bantuan AI besar kemungkinan akan lolos dari detektor AI, tapi video-video yang hanya merupakan produksi ulang melalui bantuan AI dibuat oleh AI-text-to-speech bisa jadi bakal kehilangan monetisasi.

Rene Ritchie, kepala konten YouTube menegaskan bahwa konten yang "enhanced by AI" tetap diperbolehkan, asalkan asli dan autentik. Maksudnya, konten yang dimulai dengan bantuan AI, kemudian diedit, dianalisa, atau dikombinasikan dengan sentuhan manusia, lalu tandai sebagai AI-assisted kemungkinan bakal lolos.

Komitmen Youtube untuk menyediakan konten berkualitas dan autentik tentu menjadi angin segar bagi Anisah dan kawan-kawannya yang tetap membagikan konten organik di platform tersebut. Sebagai penonton, kita tentu saja akan lebih senang karena bisa mendapatkan konten yang lebih beragam, kan? (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: