Inibaru.id – Perilaku konsumen menggunakan media sosial jadi hal penting yang harus dicermati para pebisnis. Itu karena media sosial jadi ladang besar untuk memasarkan produknya. Nah, sekarang ini kabarnya para pengguna media sosial cenderung menyukai konten video setelah sebelumnya melirik konten foto.
Hal tersebut disampaikan Country Director Facebook Indonesia, Sri Widowati, dalam pemaparan Insight Ramadan terbaru dari Facebook. Di mana waktu menonton video meningkat 74 persen hanya dalam satu tahun selama bulan puasa, di Indonesia.
"Zaman dulu yang bisa membuat konten adalah publisher kalau sekarang semua porang bisa jadi konten creator, yang terjadi jumlah konten yang dikonsumsi orang meningkat luar biasa. Karena itu, sangat penting bagi orang apalagi pelaku bisnis untuk memahami perubahaan ini," kata Widowati di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selain mengungkapkan hal tersebut, Widowati juga memberikan beberapa tips untuk membuat konten video yang bisa dijadikan pelang untuk memasarkan sebuah jenama atau disebut juga brand awareness.
Durasi 5 sampai 15 detik
Ditulis Brilio.net (05/03/2018), menurut Widowati para pelaku bisnis harus menyadari terlebih dahulu prilaku para pengguna media sosial. Mereka harus menyadari bahwa orang biasanya memiliki waktu yang lebih santai santai saat menonton televisi. Maka di televisi, konten pemasaran berdurai 15 sampai 30 detik masih bisa dilakukan. Namun, hal tersebut nggak berlaku bagi media sosial.
Para pengguna mdia sosial cenderung punya waktu yang lebih sempit, lanjutnya. Oleh karena itu, konten video hanya bisa berkisar antara waktu 5 sampai 15 detik saja. Hal tersebut dianggap cocok karena pesan dalam konten bisa diterima dalam durasi tersebut.
"Di Facebook, kita melihat perilaku orang yang ada di mobile biasa harus cepat. Jadi bentuk video singkat berdurasi 5 hingga 15 detik sangat cocok," ujar Widowati dikutip Antara.
Brand di 3 detik pertama
Lebih dari itu, Widowati mengatakan bahwa pelaku bisnis harus bisa menarik perhatian pengguna media sosial. Selanjutnya, brand harus ditempatkan di tiga detik pertama video.
"Bagaimana bisa bikin jempol berhenti? Gambar diam, kemudian dibikin gerakan sedikit itu saja sudah cukup untuk memberhentikan ibu jari. Zaman dulu kalau bikin iklan TV ada ceritanya, ada masalahnya, terus produknya keluar, tapi brandnya di belakang. Ini enggak bisa, karena di mobile orang enggak punya waktu dan pakai jempol move-nya sangat cepat, makanya harus ditaruh di depan," tambahnya.
Memahami perilaku konsumen
Selain itu, pelaku bisnis juga harus mengetahui perilaku konsumen saat menghabiskan waktu di media sosial. "Ada konsumen yang lihat Facebook di makan siang, pada waktu tersebut (pelaku bisnis) bisa memberikan konten yang lebih panjang. Itu namanya lay back. Nah, durasinya bisa ditingkatkan," tandasnya.
Wah, menarik ya Millens? Jadi sudah siap membuat konten video menarik? (IB06/E05)