BerandaPasar Kreatif
Minggu, 28 Jan 2023 09:34

Rahasia di Balik Kesuksesan Warung Madura

Ada banyak faktor yang membuat warung Madura tetap bertahan meski di sekitar ada toko kelontong lainnya. (Istimewa)

Di berbagai kota, tampak ada Warung Madura bercokol mendagangkan barang kebutuhan sehari-hari selama 24 nonstop. Oleh karena itu, keberadaannya telah menjadi andalan masyarakat sekitar. Di balik semua itu, ada beberapa hal yang membuat warung Madura sukses.

Inibaru.id - Seperti Warung Tegal (Warteg) yang tersebar di kota-kota di Indonesia, Warung Madura juga demikian. Bedanya, warteg menjual masakan rumahan, sedangkan warung Madura adalah warung kelontong yang menjual barang kebutuhan sehari-hari.

Seperti yang sudah kita tahu, ciri-ciri umum warung Madura adalah kios yang sempit tapi barang dagangannya banyak sehingga memenuhi segala sudut di sana. Barang yang dijual beragam, mulai dari rokok, sembako, gas, sampai jajanan.

Di dunia maya, warung Madura sedang hangat diperbincangkan karena keunikannya. Mulai dari jam operasional warung yang kebanyakan 24 jam, kebiasaan penjualnya yang sering menelepon, penjaga warung yang berganti-ganti dalam setahun, sampai seringnya penjual mengenakan sarung.

Namun, di samping keunikan-keunikan yang secara nggak langsung menjadi strategi marketing mereka, ada beberapa hal yang membuat warung Madura laris manis, bahkan mampu bertahan meski dihantam badai pandemi Covid-19.

Faktor Kesuksesan Warung Madura

Barang-barang yang dijual di warung Madura sangat beragam dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar. (Warungpintar)

Mengutip dari Kumparan, (15/1/2023) Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menjelaskan beberapa hal yang membuat bisnis kelontong Madura sukses bahkan mampu menyaingi toko retail Alfamart dan Indomaret. Mau tahu nggak, Millens? Yuk kita cermati satu satu!

1. Jaringan Logistik

Banyaknya barang yang dijual di kelontong Madura mau nggak mau membuat si empunya usaha harus memiliki hubungan dengan banyak pemasok. Nah, di warung Madura, jaringan tersebut sudah terbentuk sangat baik. Biasanya itu terjadi karena ada hubungan kekeluargaan sesama komunitas Madura.

Hubungan persaudaraan yang kuat juga membuat warung Madura nggak kesulitan merekrut karyawan.

"Ekspansinya pun dibantu dengan rekrutmen pekerja berasal dari keluarga dekat di komunitas Madura. Itu salah satu membuat biaya tenaga kerjanya relatif lebih rendah daripada minimarket," terang Bhima.

2. Nggak Ada Biaya Parkir

Meski biaya parkir hanya Rp2 ribu, tapi hal itu lumayan menjadi pertimbangan para konsumen, lo. Bayangkan saja, jika kamu akan membeli satu barang saja seharga Rp 5 ribu, tapi harus juga membayar parkir. Pasti kamu akan berpikir ulang ke tempat yang ada biaya parkirnya, kan? Hal itu nggak akan terjadi kalau kamu belanja di warung Madura.

3. Lokasi Dekat Permukiman

Warung Madura biasanya ada di tengah permukiman padat penduduk. (Facebook/Warung Madura)

Biasanya warung Madura berdiri di dekat permukiman yang padat penduduk. Letak yang strategis ditambah produk jualan yang relatif lengkap membuat warga setempat nggak perlu pergi jauh-jauh untuk berbelanja ke toko yang lebih besar.

"Ada produk perawatan tubuh dan kosmetik yang harganya terjangkau, ada sembako, minuman ringan, itu yang membuat mereka bisa mendapatkan segmentasi pasar yang stabil," tambah Bhima.

4. Mentalitas Orang Madura

Coba kamu perhatikan orang Madura di sekitarmu! Baik yang bekerja sebagai pedagang sate ayam Madura, warung Madura, atau profesi lainnya. Kebanyakan mereka memiliki semangat, mentalitas dan etos kerja yang tinggi. Mereka bergotong royong dan membangun jejaring bisnis di berbagai kota.

Itulah kunci di balik menjamur warung Madura yang ada di berbagai wilayah. Banyak hal seputar bisnis yang bisa kita tiru dari berkembangnya warung Madura ini ya, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024