BerandaPasar Kreatif
Minggu, 12 Okt 2019 11:16

Menilik Bisnis Event Organizer, Pasar Kreatif Anak Muda

Pengalaman mengikuti banyak acara bisa menjadi modal untuk memulai bisnis jasa EO bagi anak muda. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Bisnis EO di kalangan anak muda memang belum setenar bisnis coffee shop. Masih sepi peminat dan belum banyak digarap. Padahal bisnis ini nggak hanya melatih skill manajemen lo, tapi juga memberi pengalaman berharga menghadapi klien.

Inibaru.id –  Semarang kurang begitu bergairah dalam hal membuat acara-acara jika dibandingkan dengan kota-kota lain seperti Yogyakarta dan Solo. Begitu setidaknya hasil pengamatan dari Skolastika Fie selaku owner jasa Event Organizer (EO) Alea Terang.  Fie menjalani bisnis EO sejak tahun 2002 hingga sekarang telah banyak belajar bagaimana menjiwai pekerjaan ini.

Baginya dalam membangung bisnis EO, visi menumbuhkan kreativitas menjadi elemen yang sangat penting. Semua performa yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan klien bahkan harus memberikan nilai lebih.

"Jangan sampai ngasi pas. Jangan sampai klien minta lima, kita ngasi lima juga. Kita memberi bonus yang didapat bukan angka lima tapi enam. Dikasih nilai lebih," tuturnya.

Dalam menjalani bisnis EO pun harus hati-hati. Mesti paham betul dengan klien yang diajak kerja sama. Dari latar belakang mereka, hingga informasi dasar terkait kredibilitas. Jangan sampai tertipu hanya dari ucapan yang wah-wah. Ada sinyal waspada yang harus dinyalakan ketika menghadapi klien yang seperti ini.

“Segala sesuatu yang terlihat wah, megah, dan mudah di awal, pasti sulit di akhirnya. Aku pegangnya di situ. Kok enak banget ya,” kata Fie dengan nada suara menyelidik.

Dalam menjalin kerjasama juga harus diikat dengan MoU (Memorandum of Understanding). Walau dengan MoU pun masih rentan ditipu karena dibayar dengan cek kosong. Belajar dari hal itu, Fie lebih suka dengan sistem cash. Sistemnya sebelum event dibayar 50%, menjelang hari H 25%, sisanya 25% setelah event selesai.

Memberikan nilai lebih pada klien menjadi kunci keberhasilan. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Orang-orang yang bekerja sama dengan Fie kebanyakan diambil dari para pemuda khususnya mahasiswa-mahasiswa di berbagai universitas. Alasan Fie lebih suka anak muda karena memperkenalkan pekerjaan rill pada anak muda sangat baik bagi karir profesional mereka. Jika di event kampus datang telat nggak ada yang protes, di kerja nyata harus tepat waktu. Orang lain nggak mau tahu urusan pribadi.

"Saya ingin mereka belajar dunia kerja nggak selalu seperti apa yang diinginkan, harus kerja sama. Kalau bisa, lulus kuliah harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Nggak usah ngeluh banyak pengangguran, bisa kamu create," kata perempuan kelahiran Semarang ini.

Menurutnya, cara menciptakan pekerjaan diawali bukan dari modal uang, tapi modal pengalaman. Ketika jam terbang dari pengalaman sudah tinggi, akan paham terkait intuisi bisnis. Kabar membanggakan dari orang-orang yang telah bekerja dengan Fie, saat ini ada dua orang yang telah memiliki bisnis EO sendiri.

Wah, menarik juga ya, Millens. Bagaimana? Kamu tertarik juga membuat bisnis serupa? Siapa tahu punya pengalaman dan keberanian mencoba. (Isma Swastingrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024