BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 14 Des 2018 15:21

Hanya Bermodal Nekat, Kerajinan Kulit Handall Leather Kini Tembus Pasar Mancanegara

Salah seorang pemilik Handall Leather Muhammad Syaiful Annas berpose bersama produk-produk buatan mereka. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Mahalnya barang-barang berbahan kulit justru memicu enam anak muda ini untuk berpikir lebih kreatif. Dengan modal "nekat", mereka mendirikan Handall Leather, jenama produk-produk berbahan kulit kreasi mereka yang dibanderol dengan harga cukup miring.

Inibaru.id – Produk premium yang dibuat dalam jumlah terbatas nggak harus selalu dibanderol dengan harga mahal. Di Handall Leather, kamu bisa menjumpai produk-produk berbahan kulit dengan harga yang relatif "miring". Kok bisa?

Semua itu bermula dari pengalaman Muhammad Syaiful Annas yang merasa keberatan membeli barang-barang berbahan kulit yang biasanya memang berharga selangit. Annas, panggilan akrabnya, adalah salah seorang pendiri Handall Leather.

“Karena nggak kuat beli," kata Annas membuka obrolan dengan Inibaru.id, "kami coba bikin usaha sendiri."

Nah, dari situlah Handall Leather berdiri.- Memulai usahanya pada 2010, semula bisnis ini dieksekusi oleh sang kakak, hingga kemudian ada enam perintis utama usaha tersebut, termasuk dirinya.

Dompet Handall Leather. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

 

Namun, mencoba "peruntungan" di dunia kerajinan kulit bukanlah perkara gampang, terlebih untuk Annas dan kawan-kawan yang kurang pengalaman. Modal nekat tanpa keahlian khusus sempat membuat mereka mengalami kesulitan mengkreasi kerajinan dari kulit.

Annas mengatakan, awal berdiri, pembuatan satu dompet kulit bisa memakan waktu 1-2 jam.

"Kalau sekarang kami bisa memproduksi dua lusin produk dalam sehari," ujarnya.

Proses produksi Handall Leather biasa dilakukan pada malam hari. Menurut Annas, ini karena para anggota tim juga memiliki pelbagai kesibukan lain, misalnya kuliah.

Dalam berbisnis, mereka berprinsip untuk berani mencoba sesuatu yang baru dan belajar. Kemudahan internet, lanjut Annas, akan sangat memudahkan orang untuk belajar.

“Coba cari tahu kurangnya apa, evaluasi, re-make lagi, sampai dapat yang pantas untuk dijual,” jelas pemuda yang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di Universitas Semarang (Unnes) tersebut.

Ikat pinggang Handall Leather. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)

Selektif Pilih Bahan

Demi mendapatkan produk yang berkualitas, Handall Leather bisa dibilang cukup selektif dalam memilih bahan, yakni kulit sapi, kerbau, atau domba. Biasanya, tim akan terjun langsung ke lapangan untuk mencari bahan-bahan berkualitas di Jawa, juga ada yang didatangkan dari Amerika.

Sementara, untuk proses pembuatan, hampir seluruh pengerjaan kerajinan dilakukan secara manual, tanpa bantuan mesin, mulai dari memotong kulit, membentuk pola, menyatukan, hingga menjahit. Produk yang mereka bikin di antaranya dompet, ikat pinggang, dan tas.

Saat ini, produk-produk Handall Leather sudah melanglang buana hingga ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga luar negeri seperti Jepang, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Hm, harganya? Sebuah dompet kulit keluaran Handall Leather bisa kamu tebus dengan harga mulai Rp 245 ribu hingga Rp 1,2 juta. Atau, kalau pengin produk khusus, kamu juga bisa custom, tentu saja dengan harga khusus pula. 

Jadi, buat yang penasaran, silakan datang langsung ke rumah produksi Handall Leather di Gombel Lama 135 Semarang. Datang, saksikan, dan cek isi dompet! Ha-ha. (Ayu S Irawati/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Kisaran Gaji Ketua RT di Jawa Tengah; Semarang Masih Tertinggi

29 Jan 2025

Ngrancasi, Upaya Petani Mawar di Sumowono Mempersiapkan Panen Raya menjelang Lebaran

29 Jan 2025

Begini Cara Nonton Drakor 'The Trauma Code: Heroes on Call' Sub Indo Termudah

29 Jan 2025

Perihal Imlek yang Selalu Identik dengan Hujan

29 Jan 2025

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama Digital, Siap Bersaing di Pasar Global

29 Jan 2025

Mengapa Orang Rela Terjebak Macet Berjam-Jam Demi Liburan?

29 Jan 2025

Satu Abad Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah: Puri Gedeh Semarang

30 Jan 2025

Proyek Mendulang Oksigen di Bulan, Sejauh Mana?

30 Jan 2025

Kontroversi Penggunaan Kecerdasan Buatan di Film 'The Brutalist'

30 Jan 2025

Perayaan Imlek dan Isra Mikraj, Lestari Moerdijat: Cermin Keberagaman yang Makin Kuat

30 Jan 2025

Sampai Kapan Puncak Musim Hujan di Jawa Tengah Berlangsung?

30 Jan 2025

Maraknya Pembunuhan Bermotif Sepele: Mengapa Masyarakat Kian Impulsif?

30 Jan 2025

Kampanye Darurat Gadget, Kampung Budaya Piji Wetan Perkenalkan Dolanan Tradisional

31 Jan 2025

Ranking Kampus Terbaik Dunia versi Webometrics, Undip Peringkat ke-4 Nasional

31 Jan 2025

Gelar Tradisi Kawalu per 1 Februari 2025, Baduy Dalam Ditutup 3 Bulan

31 Jan 2025

Keluarga Marlot Bruggeman, Meninggalkan Belanda demi Pulau Kei Kecil di Maluku

31 Jan 2025

Tiga Kapal Tongkang Kandas di Perairan Tanjung Emas Semarang, Polda Terjunkan Tim Pengawas

31 Jan 2025

Punahnya Tradisi 'Ganti Jeneng Tuwa' di Kalangan Laki-laki Wonogiri

31 Jan 2025

Candi Gunung Wukir, Prasasti Canggal, dan Jejak Sejarah Kerajaan Medang

31 Jan 2025

Coffee Morning, PMI Kota Semarang Simulasikan Cara Menolong Korban Kecelakaan

31 Jan 2025