“Dulu kawasan ini adalah Kompleks
Kawedanan Larangan yang dibuat oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Ada banyak bangunan penting di kawasan ini, termasuk gudang senjata. Lokasi
bangunannya memang sengaja diletakkan dekat stasiun agar mudah diangkut
sewaktu-waktu jika diperlukan. Tapi, keberadaan bangunan tersebut jadi bikin
warga nggak bisa masuk ke sana,” ungkap salah seorang sejarawan asli Sukoharjo
bernama Bimo Wijanarko sebagaimana dinukil dari Espos&nbsp;(20/10/2023).

Sayangnya, bekas bangunan gudang
senjata itu nggak bersisa hingga sekarang. Kalau menurut Bimo dan sejumlah
pakar sejarah lainnya, besar kemungkinan bangunan gudang senjata tersebut ada di sekitar Stasiun Sukoharjo.

O ya, perlu kamu tahu,
Kompleks Kawedanan Larangan terbentuk setelah Perang Jawa (1825-1830) selesai. Bisa
dikatakan, keberadaan kompleks kawedanan yang salah satu alasan pembentukannya adalah karena&nbsp;dorongan dari kaum penjajah Belanda inilah yang jadi cikal bakal
berdirinya Kabupaten Sukoharjo di masa depan.

“Benar, sejarah berdirinya Kabupaten
Sukoharjo memang terkait dengan dibentuknya Kawedanan Larangan,” lanjut Bimo.

Sedikit informasi, kawedanan adalah wilayah administrasi di bawah kabupaten. Pada Juli 1946, Larangan digabung dengan Kawedanan Sukoharjo,
Bekonang, dan Kartasura menjadi wilayah yang kini dikenal sebagai Kabupaten Sukoharjo.

Saat ini, bukti sejarah yang tersisa dari Kawedanan Larangan hanyalah Stasiun Sukoharjo dan Pos Satlantas Polres Sukoharjo. Keduanya masih terawat dan berfungsi dengan baik.

Kalau sedang berada di Sukoharjo, cobalah main ke Larangan dan lihatlah sendiri bangunan-bangunan bersejarah yang tersisa itu! (Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Terkadang,
nama dari sebuah daerah bisa muncul berkat adanya momen atau kisah-kisah
yang menarik. Hal inilah yang berlaku bagi Kampung Larangan yang masuk wilayah
Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.

Nama dari kampung
ini ternyata terkait dengan kisah unik yang terjadi pada zaman penjajahan
Belanda, Millens.

Kampung Larangan berlokasi di dekat Simpang
Lima Kabupaten Sukoharjo. Konon, pada zaman penjajahan Belanda, warga setempat
dilarang mendekat apalagi memasuki kawasan tersebut.

Disebut Kampung Larangan, karena pada zaman penjajahan Belanda, para bumiputra pantang&nbsp;sembarangan masuk wilayah tersebut.

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

“Lucu, karena dulu kami menyebutnya sebagai lagu&nbsp;Tarzan,&nbsp;bukan Phil Collins. Sempet dengerin yang versi NIKI juga.
Tapi mungkin karena sejak kecil lebih akrab dengan versi Tarzan, ya kami ngerasa
lebih cocok dengan yang itu,” ungkap Ranto bersama beberapa rekan lainnya yang
bekerja di sebuah institusi pendidikan yang berlokasi di dekat Balai Kota
Semarang pada Jumat (11/4/2025).

Tapi, kepikiran nggak mengapa lagu
ini kembali viral? Farida, rekan Ranto yang termasuk kaum zilenial mengatakan, besar kemungkinan karena konser NIKI di Jakarta pada awal 2025.

"Kebetulan lagunya enak dan punya lirik
yang cakep. Pada akhirnya, lagu ini kerap dijadikan musik latar konten di media sosial
TikTok, deh!" jelasnya.&nbsp;

Karena yang bikin lagu ini adalah
Phil Collins, tentu yang bersangkutan tahu benar makna dari lagu yang dia
ciptakan. Nah, usut punya usut, meski dia memang sudah dikontrak Disney sejak
1995 untuk membikin lagu bagi film-film produksi Disney, termasuk film animasi Tarzan
yang dirilis 4 tahun kemudian, lagu ini nggak khusus dibuat untuk film tersebut,
lo. Faktanya, lagu ini justru dia bikin untuk putrinya, Lily Collins.

Buat kamu yang nggak tahu siapa
Lily Collins, dia adalah pemeran utama dari serial drama Emily in Paris.
Nah, tatkala Lily masih berusia 10 tahun, Phil membuat lagu ini
untuknya.

“Sebenarnya lagu ini aku buat sebagai
lagu pengantar tidur bagi Lily. Maka, liriknya penuh kasih sayang antara ayah
dan putrinya,” ungkap Phil saat menjelaskan tentang lagu ini.

Klop! Pada film Tarzan,
lagu ini diputar saat adegan ibu gorilla Kala mencoba untuk menenangkan bayinya yang sedang menangis. Bisa
dikatakan, lagu ini jadi gambaran sempurna kasih sayang orang tua ke anaknya.

Begitu dirilis lagunya di pasaran,
lagu ini langsung meledak dan masuk US Billboard Hot 100. Lagu ini juga
mendapatkan nominasi di Grammy Award dan meraih penghargaan lagu terbaik pada gelaran Oscars 1999, lo!

Hm, lagu "You’ll be in My Heart"
ternyata memang benar-benar sekeren itu, Millens. Omong-omong, kalau
kamu sendiri, lebih suka versi Phil Collins atau NIKI, nih? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Di kanal streaming musik seperti
Spotify dan YouTube Music, belakangan lagu "You’ll be in My Heart" yang
dinyanyikan NIKI kembali viral. Padahal, lagu ini sudah dirilis pada 2022 lalu.

Menariknya, nggak hanya versi NIKI yang kembali sering didengarkan, lagu awal yang dinyanyikan Phil Collins juga. Padahal, lagu versi yang disebut
terakhir ini dirilis pada 1999 alias lebih dari 25 tahun yang lalu.

Keviralan lagu tersebut sampai jadi bahan kelakar di media sosial. Millenial yang kebanyakan sudah berusia 30-an ini lebih familiar dengan versi Phill Collins, sedangkan Gen Z lebih akrab dengan versi NIKI.

Belakangan ini lagu 'You'll be in My Heart' kembali viral di media sosial. Kepikiran nggak apa sih penyebab viralnya kembali lagu ini?&nbsp;

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

“Ini sebuah keniscayaan, bahwa SIM fisik akan migrasi ke eSIM. Indonesia belum punya payung hukumnya, maka kami keluarkan&nbsp;Permen Nomor 7 tahun 2025 terkait hal ini," tutur Meutya di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Jumat (12/4/2025).

Meutya Hafid menegaskan, migrasi ke eSIM serta pembaruan data melalui Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan biometrik bisa mencegah penggunaan NIK untuk registrasi nomor bodong yang nantinya bakal dipakai dalam berbagai aksi kejahatan atau penipuan.

“Judi online, phishing, scam, dan lain-lain itu bermula dari banyaknya SIM card yang belum terdata dengan baik,” ungkap perempuan kelahiran 3 Mei 1978 tersebut. “Banyak sekali yang NIK-nya dipakai untuk kejahatan dan penyalahgunaan nomor seluler.”

Saat ini, aturan migrasi dari SIM ke eSIM belum memiliki batasan waktu. Meutya menuturkan, sifatnya baru berupa imbauan agar masyarakat mendapatkan garansi keamanan data yang lebih baik.

"Nggak ada pemblokiran bagi nomor lama yang belum migrasi ke eSIM," paparnya.

Meutya memperkirakan, saat ini pengguna eSIM di Indonesia terbilang masih sedikit. Karena itulah pihaknya meminta operator seluler untuk meningkatkan teknologi yang memungkinkan user melakukan migrasi mandiri tanpa harus datang ke gerai operator seluler.

Faktor lain yang membuat pengguna eSIM masih kecil salah satunya adalah karena belum semua perangkat seluler mendukung teknologi tersebut. Ini pula yang membuat Meutya memastikan nggak akan melakukan pemblokiran nomor yang belum dimigrasi ke eSIM.

"Pengguna eSIM ini angkanya masih sangat kecil, di bawah 5 persen. Maka, kami terus mengimbau kepada masyarakat yang ponselnya sudah bisa, silakan migrasi," tukasnya.

Lebih lanjut, terkait pembatasan jumlah nomor ponsel dalam satu NIK, Meutya juga mengaku akan mengeluarkan beleid lanjutan dari Perkominfo Nomor 5 tahun 2021 yang sebelumnya mengatur hal ini. Dia mengatakan, registrasi nomor baru atau lama yang migrasi ke eSIM, jumlahnya akan dibatasi.

"Kenapa kejahatan berbasis seluler marak? Karena nggak ada batasan (pendaftaran SIM). Kami memantau, kadang ada satu NIK yang bisa (mendaftarkan) 100 nomor. Ini rentan digunakan untuk kejahatan-kejahatan,” ucapnya.

Dalam aturan terbaru, Meutya mengimbuhi, satu NIK nantinya hanya bisa digunakan untuk meregistrasi nomor ponsel maksimal dari tiga operator berbeda. Per operator seluler, satu NIK boleh digunakan untuk mendaftarkan tiga nomor.&nbsp;

“Saya pikir cukup. Satu NIK bisa tiga operator, masing-masing tiga nomor; berarti maksimal boleh sembilan nomor," tandasnya.

Gimana ponselmu, Millens?&nbsp;Kalau sudah mendukung teknologi tersebut, demi keamanan data pribadimu, nggak ada salahnya pindah ke eSIM, sih! (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Upaya untuk mencegah kejahatan di dunia siber terus dilakukan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Salah satu upaya ini dilakukan dengan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) tentang pemanfaatan teknologi Embedded Subscriber Identity Module (eSIM).

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan, Permen eSIM saat ini sudah mulai disosialisasikan. Dia mengimbau masyarakat yang ponselnya telah didukung teknologi tersebut untuk melakukan migrasi dari SIM fisik ke eSIM demi keamanan.

Untuk mencegah kebocoran data pribadi dan pencegahan penipuan online, Kementerian Komdigi aturan baru yang menyarankan pengguna ponsel untuk beralih ke eSIM.

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

"Dulu pas masih kuliah, saya menguap pas naik motor dan posisi helm terbuka. Dari arah berlawanan ada truk sampah yang baknya rusak dan sampahnya terbang. Ada beberapa potongan sampah masuk ke mulut. Saya sampai minggir dan muntah-muntah gara-gara itu," cerita Dito pada Sabtu (12/4/2025).

Sayangnya, saat dia kembali untuk libur Lebaran, truk-truk sampah dengan bak yang rusak sehingga muatannya rentan beterbangan terbawa angin, atau ada cairan berbau yang menetes dari bak masih saja dia temukan di jalanan Kota Semarang.

"Sekarang jadi rajin pakai masker dan pasti menutup kaca helm biar kejadian dulu nggak terulang. Tapi tetap saja nggak nyaman melihat truk-truk sampah dengan bak rusak itu masih dipakai. Takutnya bikin baju kotor juga. Seharusnya diperbaiki dulu baru boleh jalan," keluhnya.

Ternyata nggak hanya Dito yang mengeluhkan hal serupa. Di media sosial, banyak warga Kota Semarang lainnya juga. Untungnya, pihak pemerintah kota (Pemkot) Semarang nggak tutup telinga atas komplain dari banyak pihak ini.

Hal inilah yang diungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Arwita Mawarti. Lewat akun Instagram @semarangskyproject, dia mengakui keberadaan truk-truk sampah rusak itu dan kini sedang mengupayakan perbaikan atas truk-truk tersebut.

"Kami langsung tarik dan masukkan ke bengkel untuk diperbaiki di bagian plat dindingnya yang bolong," tulis Arwita pada unggahannya, Sabtu (12/4) tersebut.

Pihak Pemkot memilih untuk melakukan perbaikan karena hal ini bakal lebih cepat untuk dilakukan alih-alih menunggu pengadaan truk baru yang baru bisa direalisasikan pada Juni 2025. Soalnya, proses pengangkutan sampah harus tetap dilakukan setiap hari. Diharapkan, perbaikan truk-truk sampah satu demi satu ini bisa mengatasi masalah yang selama ini dikeluhkan warga.

Asal kamu tahu saja, Pemkot Semarang diketahui punya 421 truk sampah. Sayangnya, yang mengalami kerusakan dari level ringan, sedang, atau berat cukup banyak, yaitu 170 unit. Khusus untuk yang rusak berat, rata-rata truk sampahnya sudah dipakai lebih dari 5 tahun.

Makanya, pihak Pemkot lewat DLH Kota Semarang sudah berencana untuk meremajakan 44 unit truk sampah dengan memakai dana APBD dan juga dana CSR dari pihak swasta.

Yap, setidaknya Pemkot sudah mau mendengarkan keluhan warga seperti Dito yang punya pengalaman kurang menyenangkan dengan truk sampah yang rusak. Semoga saja keluhan lain di jalanan seperti armada Trans Semarang yang juga perlu diperbaiki atau diremajakan itu juga bakal segera diurus, ya, Millens. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id - Sejak lulus kuliah pada 2010 hingga sekarang jadi perantau di Ibu Kota Jakarta dan hanya pulang sesekali di Kota Semarang, Pramudito Hartanto masih mengalami keresahan yang sama setiap kali naik sepeda motor di jalanan Kota Atlas, yaitu adanya truk-truk sampah dengan bak yang rusak.

Selain karena aromanya yang nggak sedap, dia takut kalau sampai ada sampah yang terbawa angin dan mengenai tubuhnya atau keluarganya. Jadi bikin kotor, bukan?

Banyaknya truk sampah rusak di wilayah Kota Semarang bikin resah banyak pengguna jalanan. Untungnya, pihak Pemkot 'gercep' dan berjanji bakal segera melakukan perbaikan pada truk-truk sampah tersebut.

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

Setiap pekerjaan, seberapapun jauh dari impian, selalu punya pelajaran. Apakah itu keterampilan teknis, manajemen waktu, atau bahkan kemampuan bersosialisasi di lingkungan kerja semua itu bisa memperkuat modalmu untuk langkah selanjutnya. Jangan remehkan pengalaman, sekecil apapun itu.

Meski pekerjaan sekarang bukan yang kamu inginkan, lingkungan kerja bisa jadi ladang koneksi. Siapa tahu, rekan kerjamu memiliki akses ke bidang yang kamu minati. Jangan menutup diri. Perluas jaringan, karena karier bukan hanya soal keahlian, tapi juga relasi.

Di luar jam kerja, cari cara untuk terus mendekat pada bidang impianmu. Ikuti kursus online, proyek sampingan, atau komunitas yang relevan. Dengan begitu, kamu tetap menjaga bara semangat, dan membuka jalan baru secara perlahan namun pasti.

Gunakan waktu di pekerjaan saat ini untuk mengevaluasi kembali tujuanmu. Mungkin mimpi perlu disesuaikan, atau mungkin kamu menemukan minat baru yang lebih membumi. Nggak masalah. Yang penting, kamu tetap bergerak, tetap tumbuh.

Yap, nggak semua langkah harus langsung menuju tujuan utama. Terkadang, pekerjaan yang nggak sesuai impian bisa jadi bagian penting dari proses menemukan jati diri. Ingat, karier bukan perlombaan cepat-cepat sampai, melainkan perjalanan panjang untuk berkembang.

Kalau kamu saat ini sudah mendapatkan dream job atau malah terbentur kenyataan berbeda, Millens? Apa pun itu, tetap semangat ya! (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id -&nbsp;Nggak semua orang langsung mendapatkan pekerjaan impiannya. Banyak dari kita yang harus menempuh jalan berliku, menerima pekerjaan yang jauh dari apa yang diidamkan. Apakah itu artinya gagal? Nggak juga kok. Pekerjaan yang nggak sesuai impian bukan akhir segalanya bisa jadi itu justru batu loncatan yang nggak terduga.

Menerima pekerjaan yang nggak sesuai impian bukan berarti menyerah pada nasib. Dunia kerja seringkali nggak ideal, dan kompromi adalah bagian dari perjalanan. Namun, penting untuk tetap mengingat tujuan awal. Simpan mimpi itu sebagai kompas, bukan beban.

Pekerjaan yang nggak sesuai dengan impian bukanlah akhir, melainkan bisa menjadi bagian penting dari proses tumbuh dan menemukan arah hidup.

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

Inibaru.id - Sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menunjukkan kreativitasnya. Kali ini mereka berhasil membuat makanan dan minuman dengan memanfaatkan terong. Mendirikan Rumah Olahan Terong (ROT), mereka mengolah terong menjadi berbagai produk. O ya, bisnis ini menjadi bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PMK-K) yang didanai oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.
Produk unggulan ROT terdiri dari, Crispi Terong, Susu Terong, Yoghurt Terong. Kulit terong dipercaya dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler karena mengandung antioksidan antosianin. Hm, menarik ya?
Para pengelola ROT merupakan mahasiswa Program Studi S1-Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran. Mereka adalah Ali Ikasan Adi Saputro, Mustika Suci, Susilatuti, Fadia Primadesty Putri, Niken Kusumaningrum, dan Sri Wahyuti Nuri Mawarni.
&ldquo;Rumah Olahan Terong ini tidak hanya menggunakan daging terong saja, tetapi juga kulit terong. Daging terong digunakan sebagai bahan crispi dan kulitnya sebagai bahan di susu dan yoghurtnya. Soalnya di kulit terong itu mengandung antosianin yang bermanfaat untuk jantung,&rdquo; ujar Ali Iksan.
Aspek yang menarik minat banyak orang itu salah satunya adalah harga yang terjangkau bagi kalangan mahasiswa. Karena itu, permintaan pasar pun nggak pernah berhenti mengalir. Selain itu ROT juga memiliki misi khusus agar dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk berbisnis dan mengembangkan usahanya yang kemudian nantinya, diharapkan bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat.
Lebih dari itu, ROT juga mendapatkan apresiasi dari kampus lain. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gajah Mada (UGM), &ldquo;Luar Biasa. Maknyus. Pokoknya tetap sukses untuk teman-teman sekalian, salam kebaikan,&rdquo; komentarnya.
Hmm, brilian juga ide bisnis dari mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini ya, Millens. Yuk, kamu juga bisa dong bikin ide bisnis kreatif seperti ini. (IB28/E05)

Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mendirikan ide bisnis kreatif berbahan baku terong. Seperti apa hasilnya?

Laris, Mahasiswa Undip Semarang Bikin Susu dan Yoghurt Berbahan Baku Terong

Inibaru.id &ndash; Produk premium yang dibuat&nbsp;dalam jumlah terbatas nggak&nbsp;harus selalu dibanderol dengan harga mahal. Di Handall Leather, kamu bisa&nbsp;menjumpai produk-produk berbahan kulit dengan harga yang relatif "miring". Kok bisa?
Semua itu bermula dari pengalaman&nbsp;Muhammad Syaiful Annas&nbsp;yang merasa keberatan membeli barang-barang berbahan kulit yang biasanya memang berharga selangit. Annas, panggilan akrabnya, adalah salah seorang pendiri&nbsp;Handall Leather.
&ldquo;Karena nggak kuat beli," kata Annas membuka obrolan dengan&nbsp;Inibaru.id, "kami coba bikin usaha sendiri."
Nah, dari situlah Handall Leather berdiri.-&nbsp;Memulai usahanya pada 2010, semula bisnis ini dieksekusi oleh sang kakak, hingga kemudian ada&nbsp;enam perintis utama usaha tersebut, termasuk dirinya.
<img src="/nuploads/39/DSC01915.JPG" alt="" width="700" />
<code>Dompet Handall Leather.&nbsp;(Inibaru.id/Ayu S Irawati)</code>
&nbsp;
Namun, mencoba "peruntungan" di dunia kerajinan kulit bukanlah perkara gampang, terlebih untuk Annas dan kawan-kawan yang kurang pengalaman.&nbsp;Modal nekat tanpa keahlian khusus sempat membuat mereka mengalami kesulitan mengkreasi kerajinan dari kulit.
Annas mengatakan, awal berdiri, pembuatan satu dompet kulit bisa memakan waktu 1-2 jam.
"Kalau sekarang&nbsp;kami bisa memproduksi dua lusin produk dalam sehari," ujarnya.
Proses produksi Handall Leather biasa dilakukan pada malam hari. Menurut Annas, ini karena para anggota tim juga memiliki pelbagai kesibukan lain, misalnya kuliah.
Dalam berbisnis, mereka berprinsip untuk berani mencoba sesuatu yang baru dan belajar. Kemudahan internet, lanjut Annas, akan sangat memudahkan orang untuk belajar.
&ldquo;Coba cari tahu kurangnya apa, evaluasi, re-make lagi, sampai dapat yang pantas untuk dijual,&rdquo; jelas pemuda yang masih tercatat sebagai mahasiswa aktif di Universitas Semarang (Unnes) tersebut.
<img src="/nuploads/39/DSC01917.JPG" alt="" width="700" />
<code>Ikat pinggang Handall Leather.&nbsp;(Inibaru.id/Ayu S Irawati)</code>
Selektif Pilih Bahan
Demi mendapatkan produk yang berkualitas, Handall Leather bisa dibilang cukup selektif dalam memilih bahan, yakni&nbsp;kulit sapi, kerbau, atau domba. Biasanya, tim akan terjun langsung ke lapangan untuk mencari bahan-bahan berkualitas di Jawa, juga ada yang didatangkan dari Amerika.
Sementara, untuk proses pembuatan, hampir seluruh pengerjaan kerajinan dilakukan secara manual, tanpa bantuan mesin, mulai dari memotong kulit, membentuk pola, menyatukan, hingga menjahit. Produk yang mereka bikin di antaranya&nbsp;dompet, ikat pinggang, dan tas.
Saat ini, produk-produk Handall Leather sudah melanglang buana hingga ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga luar negeri seperti Jepang, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Hm, harganya? Sebuah dompet kulit keluaran Handall Leather bisa kamu tebus dengan harga&nbsp;mulai Rp 245 ribu hingga Rp 1,2 juta. Atau, kalau pengin produk khusus, kamu juga bisa custom, tentu saja dengan&nbsp;harga khusus pula.&nbsp;
Jadi, buat yang penasaran, silakan datang langsung ke rumah produksi Handall Leather di Gombel Lama 135 Semarang. Datang, saksikan, dan cek isi dompet! Ha-ha.&nbsp;(Ayu S Irawati/E03)

Mahalnya barang-barang berbahan kulit justru memicu enam anak muda ini untuk berpikir lebih kreatif.
Dengan modal "nekat", mereka mendirikan Handall Leather, jenama produk-produk berbahan kulit kreasi mereka yang dibanderol dengan harga cukup miring.

Hanya Bermodal Nekat, Kerajinan Kulit Handall Leather Kini Tembus Pasar Mancanegara

Inibaru.id&nbsp;&ndash; Pria yang memiliki sapaan akrab Aji ini mengisahkan, kesuksesan bisnisnya bermula dari hobinya menanam bunga di kebun rumahnya. kebun yang berada di Dusun Ngasem, Desa Jetis, Bandungan tersebut semula beroperasi hanya untuk memenuhi permintaan pasar dari Semarang, Bandung, Madiun, dan Surabaya.
Pada 2016, kebunnya didatangi banyak orang untuk berswafoto dan membeli bunga. Hal ini terjadi lantaran dia mengunggah foto kebun bunganya dan menjadi viral di media sosial, Millens.
<code><img src="http://suarr.id/wp-content/uploads/2018/03/IMG-20180307-WA0014.jpg" alt="" /></code>
<code>Setiya Aji, alumni Universitas Negeri Semarang. (suarr.id)</code>
Melihat potensi yang ada, Aji memutuskan untuk menyewakan kebunnya sebagai lokasi swafoto berlatar belakang bunga-bunga yang telaten ditanamnya. 
Karena jumlah pengunjung yang datang semakin banyak, Aji lantas mengajak para petani yang merupakan tetangganya untuk bekerja sama. Mereka tergabung dalam satu kelompok objek wisata.&nbsp;
<code><img src="https://i.ytimg.com/vi/DY2gr-7nsV4/maxresdefault.jpg" alt="" /></code>
<code>Dengan lahan yang lebih luas, usaha Aji mendatangkan rezeki bagi warga sekitar. (youtube.com)</code>
Merger tanah jadi keputusan tepat unruk menampung pengunjung dan membuat mereka berkeliling dengan leluasa dan nyaman. Berkat bantuan masyarakat sekitar untuk menggabungkan tanah, kebun bunga Setiya Aji bertambah luasnya dari setengah hektar mencapai lima hektar. Wah!
Keuntungan perluasan lahan ini nggak hanya dinikmati para pengunjung. Aji mampu memberikan manfaat besar warga sekitar, &ldquo;Sistemnya menjadi bagi hasil, total ada sekitar 100 petani, dan warga sekitar yang menjadi mitra, sehingga mendapatkan tambahan uang dari usaha ini,&rdquo; ujar Aji seperti dikutip dari radarsemarang.com (8/3/2018).
Meskipun memiliki gelar sarjana dan pengalaman berkebun, Aji tetap menggali potensi diri. Untuk bertahan di era modern ini, perlu banyak skill dan kreativitas &nbsp;dalam mengelola bisnis kan? Dia rajin mengikuti pelbagai pelbagai pelatihan seperti kepariwisataan dari Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata serta pelatihan pemandu wisata. Keren kan?
Rencananya, Aji akan menambah varian bunga di kebun biar makin ciamik. Wah, pasti memanjakan kamu-kamu, para pemburu spot swafoto ya? (MG13/E05)

Setiya Aji, pria asal Bandungan ini berhasil mengelola kebun bunga di kampungnya hingga memperoleh keuntungan puluhan juta perbulannya. Hm, bagaimana usaha Aji bisa berkembang seperti ini, ya?

Setiya Aji, Penggagas Kebun Bunga Yang Untung Puluhan Juta

Inibaru.id&nbsp;&ndash; Kamu tetap bisa menambah pundi-pundi uang tanpa harus meninggalkan rumah. Beberapa ide pekerjaan ini cuma butuh gawai dan sambungan internet. Nggak perlu lagi tuh pusing mikir pakai baju apa ke tempat kerja. Yuk, simak ide bisnis yang bisa kamu coba berikut.
1. Penjual Online 
<img class="shrinkToFit" src="https://cdn.moneysmart.id/wp-content/uploads/2018/03/7-Alasan-Bisnis-Online-Sangat.jpg" alt="https://cdn.moneysmart.id/wp-content/uploads/2018/03/7-Alasan-Bisnis-Online-Sangat.jpg" width="684" height="486" />
<code>Ilustrasi pengusaha online. (Moneysmart)</code>
Dunia digital memungkinkan semua orang berpotensi menjadi pengusaha. Tanpa kantor atau toko konvensional sekali pun, kamu bisa tetap jualan. Buat saja toko daring (online shop). Kamu cuma butuh gawai dan sambungan internet.
2. Menjadi Freelancer
<img src="https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/tI0YdgQ8bZba_0KdwvEEtAlUdXY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1098081/original/065045700_1451477503-elitedaily-lumina-work-recovery-800x400.jpg" alt="https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/tI0YdgQ8bZba_0KdwvEEtAlUdXY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1098081/original/065045700_1451477503-elitedaily-lumina-work-recovery-800x400.jpg" />
<code>Ilustrasi freelancer. (Liputan6.com)</code>
Kerja tanpa banyak terikat peraturan perusahaan? Ya jadi freelancer, Millens. Kamu bisa menawarkan jasa sebagai pekerja lepas melalui internet. Contoh jasa yang bisa kamu tawarkan sebagai pekerja lepas adalah jasa content writer, desain, atau penerjemah. Karena nggak perlu bertatap muka dengan klien secara langsung, kamu bisa melakukan pekerjaan ini di mana saja. Mau mengerjakan order sambil liburan bisa. Sambil ngopi di kafe juga bisa. Asyik kan?
3. Party Decorator
<img class="shrinkToFit" src="http://1.bp.blogspot.com/-OGpSy9YtZqs/Ve5-U7DtgCI/AAAAAAAABJI/EL9mX-4otkk/s1600/Dekorasi+Ulang+Tahun+Anak+Perempuan+Tema+Hello+Kitty.jpg" alt="http://1.bp.blogspot.com/-OGpSy9YtZqs/Ve5-U7DtgCI/AAAAAAAABJI/EL9mX-4otkk/s1600/Dekorasi+Ulang+Tahun+Anak+Perempuan+Tema+Hello+Kitty.jpg" width="726" height="486" />
<code>Jiwa seni party decorator memang nggak ada matinya. (portalgambarhd.blogspot.com)</code>
Kamu memiliki jiwa seni tinggi? Sepertinya menjadi seorang party decorator cucok. Meskipun harus melakukan survei tempat dan berdiskusi dengan klien di luar, tugas-tugas lain seperti melakukan desain dan membuat dekorasi bisa kamu lakukan di rumah. Kamu bisa menata ruang pesta dengan memadukan permintaan klien dan kreativitasmu.
4. Fotografer atau Videografer
<img class="transparent" src="http://www.aksarainstitute.org/wp-content/uploads/2017/05/ilustrasi-videografer.png" alt="http://www.aksarainstitute.org/wp-content/uploads/2017/05/ilustrasi-videografer.png" />
<code>Menjadi fotografer atau videografer sangat menyenangkan dan menggiurkan. (aksarainstitute.org)</code>
Kemampuanmu dalam memotret atau mengambil video bisa dimanfaatkan untuk menambah uang saku. Selain menambah uang, kelebihan pekerjaan ini adalah kesempatan wisata ke tempat-tempat yang indah. Hasil jepretan kamu juga bisa dijual secara online atau diikutsertaan dalam lomba fotografi, lo.
5. Tutor Online
<img class="shrinkToFit" src="https://www.evotuition.co.uk/sites/default/files/images/Home-StudentLaptop.jpg" alt="https://www.evotuition.co.uk/sites/default/files/images/Home-StudentLaptop.jpg" width="858" height="486" />
<code>Menjadi tutor online memungkinkan kamu mendapat penghasilan sekaligus berbagi ilmu. (evotuition.co.uk)</code>
Tutor online bisa jadi pilihan kamu yang suka berhadapan dengan anak kecil dan suka berbagi ilmu. Nah, tips untuk memulai usaha ini adalah menentukan minat dan kemampuan. Setelah itu, kamu bisa menentukan mata pelajaran dan jenjang pendidikan yang sesuai.
Meskipun usaha di atas dinilai lebih nyaman bagi orang-orang yang nggak suka bekerja terikat waktu di kantor, kamu perlu usaha ekstra untuk mendapat kesempatan. Dengan komunikasi dan portofolio yang baik, kesempatanmu untuk dilirik dan mengungguli kompetitior semakin besar.
Sobat Millens tertarik memulai&nbsp;bisnis yang mana, nih?&nbsp;(MG13/E05)

Pengin punya usaha tanpa perlu keluar rumah? Ada lo pekerjaan yang bisa dilakukan dari zona nyaman kamu. 

Nggak Perlu Kantor, 5 Bisnis Ini Bisa Dikerjakan di Rumah 

Inibaru.id &ndash;&nbsp;Ruang kerja bersama a.k.a.&nbsp;co-working&nbsp;space menjadi pilihan logis bagi para pekerja kreatif, khususnya mereka yang menyukai konsep&nbsp;open space.&nbsp;Tempat kerja yang nyaman plus "tetangga" yang sepemikiran menjadikan ide kreatif yang bertebaran menyatu dalam kolaborasi bisnis yang menguntungkan.
Kira-kira, begitulah gambaran di&nbsp;co-working space, konsep&nbsp;"mulia" yang juga coba ditawarkan 3/4 Coworking Space. Bertempat di&nbsp;Jalan Imam Soeparto No 9, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, ruang kerja bersama itu mencoba membuat "inkubator" bagi pegiat startup,&nbsp;mahasiswa,&nbsp;freelancer,&nbsp;komunitas, dan&nbsp;entrepreneur.&nbsp;
Co-Founder&nbsp;cum&nbsp;Head of Business Development&nbsp;3/4 Coworking Space Muhammad Pradytio mengatakan, mereka terus berusaha aktif mengedukasi masyarakat tentang nilai lebih dari&nbsp;co-working space. Yap, karena selain menyediakan tempat, mereka juga memiliki andil untuk mendorong perkembangan industri kreatif.
"Ya,&nbsp;bukan hanya tempat singgah, tapi juga menjadi lab (laboratorium) untuk berkarya," tuturnya.
&nbsp;
<code><img src="/nuploads/80/S__23855113.jpg" alt="" width="752" height="752" /></code>
<code>3/4 Coworking Space mewadahi kegiatan berbagai komunitas di Semarang. (Muhammad Pradytio)</code>
Pradytio menambahkan, berkolaborasi dengan para pekerja kreatif sembari terus memenuhi kebutuhan pasar merupakan cara yang dipilih tim agar bisnis ini semakin berkembang.
Nggak hanya itu, 3/4 Coworking Space juga berusaha "mengawinkan" minat masyarakat dengan program yang ditawarkan. Tim akan terjun ke lapangan untuk mengetahui iklim industri kreatif. Setelah hasil riset didapat, termasuk ide dari pihak eksternal, tim akan mengadakan kelas-kelas sesuai hasil tersebut.
Kolaborasi dengan "Kompetitor"
Perlu kamu tahu, banyaknya co-working space yang menjamur di Semarang nggak serta-merta menjadikan co-working space&nbsp;lain sebagai kompetitor 3/4 Coworking Space. Nggak! Mereka justru memilih saling bahu-membahu menghidupkan iklim kreatif di kota yang acap dianggap miskin kreativitas itu dengan mencetuskan sejumlah program kreatif yang menarik.
Kegiatan-kegiatan komunitas yang ada di Semarang biasanya digelar di 3/4 Coworking Space, sementara pertemuan atau diskusi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dikerjakan di di co-working space&nbsp;lain seperti Impala Space yang berlokasi di Kota Lama Semarang. Syahdu banget!
Cara ini juga diterapkan dalam skala nasional. Jadi, selain lokal Semarang, 3/4 Coworking Space juga berkerja sama dengan co-working space&nbsp;di berbagai kota untuk mengadakan acara berskala nasional.
<code><img src="/nuploads/80/20180829_152707.jpg" alt="" width="1000" height="750" /></code>
<code>Co-Founder 3/4 Coworking Space, Muhammad Pradytio. (Inibaru.id/Clara Ariski)</code>
Wah, keren!&nbsp;Semoga ruang kerja bersama macam 3/4 Coworking Space ini terus berhasil menjalankan peran mereka sebagai melting pot bagi&nbsp;industri kreatif di Kota Lunpia. Yeah, biar iklim kreatif di Semarang tetap lestari. Sepakat, Sobat Millens? (Clara Ariski/E03)

Menjamurnya industri kreatif dan bisnis startup menjadi salah satu pemicu banyaknya co-working space, salah satunya 3/4 Coworking Space yang menjadi wadah bagi insan kreatif di Semarang. Seberapa menarik?

Melting Pot untuk Industri Kreatif Semarang Bernama 3/4 Coworking Space

Inibaru.id &ndash; Ngantor nggak harus ke kantor, karena kini co-working space&nbsp;bertebaran di mana-mana. Nggak hanya untuk keperluan ngantor, "ruang kerja bersama" itu juga bisa kamu manfaatkan untuk nongkrong seru, tapi tetap produktif, termasuk di antaranya mengerjakan tugas kampus atau sekolah.
Kalina Gana, seorang "pelanggan" co-working space di Semarang,&nbsp;mengaku sangat terbantu dengan keberadaan&nbsp;ruang bersama semacam itu, karena memudahkannya mengerjakan tugas. Menurut dia, jam bukanya yang jauh lebih fleksibel dan tempatnya lebih tenang untuk fokus kerja membuat co-working space&nbsp;menjadi pilihannya.
"Kalau di perpustakaan jamnya terbatas, dan kalau di kosan malah males-malesan. Lebih fokus kalau di sini," tegasnya.
Co-working space, lanjut Gana, juga menawarkan beragam fasilitas yang nggak bisa didapat di tempat lain. Dengan merogoh kocek nggak terlalu dalam, dia mengaku sudah bisa produktif bekerja. Dia juga masih memperoleh&nbsp;flow snack, minuman, dan hiburan. Hm,&nbsp;menarik, kan?
<code><img src="/nuploads/80/20180829_141126.jpg" alt="" width="1042" height="781" /></code>
<code>Pojok gim lawas hingga terbaru disediakan coworking space untuk menghilangkan penat. (Inibaru.id/Clara Ariski)</code>
Senada dengan&nbsp;Gana, Irene Indrasakti juga memilih co-working space sebagai tempat ideal untuk mengerjakan tugas. Menurutnya, coworking space&nbsp;mempunyai kelebihan yang nggak dimiliki perpustakaan.
&ldquo;Di co-working space aku bisa makan dan minum. Terus, tempatnya lebih nyaman saja,&rdquo; ujar Irene, sapaan akrab&nbsp;mahasiswa Universitas Diponegoro tersebut.
Ilmu Baru
Nggak sekadar menyediakan ruang untuk bekerja, pemilik&nbsp;co-working space&nbsp;biasanya juga menggelar sejumlah program kreatif untuk kalangan umum. Mereka juga menyediakan panggung bagi komunitas atau forum tertentu untuk menggelar kegiatan.
Irene, misalnya, mengaku sempat mengikuti kelas watercoloring yang ditawarkan co-working space tempat dia biasa "mangkal".&nbsp;Yap, laiknya Irene, tiap pengunjung ruang kerja bersama memang memiliki&nbsp;kesempatan untuk belajar hal-hal baru semacam itu.
<code><img src="/nuploads/80/20180829_141135.jpg" alt="" width="1003" height="753" /></code>
<code>Pengunjung diperkenankan minum atau ngemil sembari mengerjakan tugas. (Inibaru.id/Clara Ariski)</code>
Yap, kenyamanan dan ilmu baru, khususnya di dunia digital dan kreatif, memang menjadi prioritas dalam mendirikan co-working space.&nbsp;Ini seperti diungkapkan Muhammad Pradytio, pemilik 3/4 Coworking Space Semarang. Menurutnya, "kondusif" memang menjadi kata wajib di tempatnya.
"Teman-teman sudah sering coba kerja di burjo, restoran, atau kafe. Namun, tempat-tempat itu gampang bikin mereka ter-distract," ujarnya kepada&nbsp;Inibaru.id belum lama ini.
Selain itu, Pradytio mengatakan bahwa&nbsp;co-working space&nbsp;juga memungkinkan kamu untuk menambah relasi. Konsep&nbsp;open space, lanjutnya, bakal memudahkan kamu untuk berinteraksi dengan orang-orang baru, sekaligus belajar bersama. Wah, seru!
"Kita pengin teman-teman ke coworking space nggak bekerja, tapi menambah relasi. Kalau mau kondusif dan menambah relasi, ini bisa jadi alternatif dan punya nilai lebih," pungkas dia.
Well, gimana,&nbsp;Millens, kamu&nbsp;juga termasuk "pelanggan" di&nbsp;co-working space,&nbsp;nggak? Cerita, yuk!&nbsp;(Clara Ariski/E03)

Bingung mencari tempat yang pas untuk fokus mengerjakan tugas atau berdiskusi bareng teman-teman? Hm, coba ke co-working space saja!

Ngantor di Co-working Space: Menikmati Fasilitas Berlimpah, Ikut Program Berfaedah, dan Relasi Juga Bertambah

Inibaru.id &ndash; Salah satu upaya mengatasi kemiskinan di daerah adalah dengan cara merintis usaha yang bisa merangkul banyak masyarakat. Setuju, Millens? Nah, di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, sebuah usaha mikro kecil membangun perekonomian daerah dengan cara membuat produk bernama tepung Mocaf alias modified cassava flour.
Apa, sih, tepung Mocaf itu? Nah, tepung ini merupakan tepung berbahan baku ubi kayu atau singkong yang dimodifikasi dengan teknik fermentasi. Eits, tepung ini juga istimewa, lo! Tepung Mocaf memiliki kandungan serat terlarut lebih banyak daripada tepung lain, memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi daripada padi dan gandum, dan memiliki daya cerna yang tinggi, seperti ditulis agroindustri.id. 
Tepung Mocaf diproduksi oleh ibu-ibu Desa Kerto. Mulanya, tepung Mocaf &ldquo;hanya&rdquo; terjual 28,8 kilogram atau setara Rp 346.500 per bulan. Dengan pasar yang nggak pasti, tepung Mocaf pun belum bisa berkembang.
Karena itu, Dinas Koperasi dan UKM Pacitan pun menginisiasi program keperantaraan pasar bagi pengembangan usaha mikro kecil. Kemasan tepung Mocaf diperbarui, kegiatan-kegiatan mandiri dilaksanakan, dan produk dipasarkan hingga ke berbagai kota.
Setelah upaya-upaya tersebut dilakukan, tepung Mocaf jadi laris banget di berbagai daerah, lo! Produksi juga meningkat 167 persen. Penjualan per bulan mencapai 77 kilogram. Hebat, ya!
Kegunaan
Tepung Mocaf bisa dijadikan bahan utama aneka kue seperti kue brownies, kue pisang, dan kue karamel. Orang yang sedang menjalani program diet juga bisa mengonsumsi tepung ini. <img src="https://www.inibaru.id/nuploads/39/keunggulan-tepung-mocaf-agroindustri.id_%20%281%29.jpg" alt="" width="700" />
<code>Tepung Mocaf. (Agroindustri.id)</code>
"Tepung mocaf sudah ada di Tokopedia, Instagram, dan influencer media sosial. Kita juga membawanya sampai Ambarukmo Plaza," tutur Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Pacitan, Eni Setyowati, seperti ditulis Kompas.com (12/7/2018).
Kini, pemasaran juga sudah mulai merambah ke media sosial. Eni bahkan menyebutkan bahwa mereka sempat kehabisan bahan baku lantaran permintaan yang tinggi. Bahan baku pun didatangkan daerah lain.
Hmm, ternyata, selalu ada jalan untuk memperbesar usaha, ya! Jadi, nggak boleh bermalas-malasan, nih. Ha-ha. (IB08/E05)

Membangun bisnis selalu berliku-liku. Tepung Mocaf yang kini sudah kondang ke pelbagai daerah pun perlu proses panjang untuk berkembang, lo.

Tepung Mocaf, Laris Manis hingga Berbagai Daerah 

Inibaru.id &ndash; Di bawah tangan kreatif Briane Novianti Syukmita, sampah kertas bisa ditransformasi menjadi pelbagai kerajinan tangan nan unik, lo.
Mulanya, perempuan yang akrab disapa Novi tersebut kerap menjumpai tumpukan koran bekas di sekitar rumahnya. Tapi, dia menyadari bahwa kertas-kertas tersebut hanya dihargai sedikit jika dijual begitu saja. Karena itu, dia dan teman-temannya mencoba membuat tas anyam dari kertas bekas, seperti yang ditulis cmaindonesia.id. Prosesnya dimulai dengan cara menggulung kertas, menambahkan pewarna akrilik, dan menenunnya.
&ldquo;Tekstur dari kertas koran ternyata mudah dilusuhkan dan dibentuk, sehingga dapat memenuhi keinginan saya untuk membuat pernak-pernik,&rdquo; kata Novi, seperti yang ditulis youngster.id (17/7/2018).
<img src="/nuploads/39/TasLittleBrown.jpg" alt="" width="700" />
<code>Salah satu tas poduksi Dluwang Art. (dluwangart.com)</code>
Produk buatan Novi mendapat respons positif. Bersama rekan-rekannya, Novi mempertahankan usaha kerajinan tersebut hingga lulus. Namun, selepas kuliah, teman-temannya beralih ke pekerjaan masing-masing sehingga hanya Novi yang melanjutkan bisnis tersebut.
Dengan mengemban misi untuk mengelola limbah agar nggak merusak lingkungan, Novi menyematkan nama Dluwang Art pada usahanya. Kata dluwang bermakna &ldquo;daur ulang menjadi uang&rdquo;.
&ldquo;Banyak kertas dan limbah yang dibiarkan bertumpuk-tumpuk tanpa diolah. Jadi, selain berbisnis, Dluwang peduli dengan lingkungan,&rdquo; papar perempuan asal Yogyakarta itu.
Kini, Novi nggak hanya membuat tas, melainkan juga gelang, lampu baca, kotak tisu, sandal, atau landmark tertentu seperti Menara Eiffel dan Monumen Nasional. Hebatnya, produk Novi sudah melanglang buana hingga ke luar negeri, lo, termasuk Amerika Serikat dan Prancis. Wajar saja, Novi kerap memerlukan pekerja tambahan untuk bisnisnya.
Dengan mengemban misi untuk turut menjaga lingkungan, Dluwang Art semakin berkembang, nih. Hm, semoga bisnis-bisnis serupa semakin bermunculan, ya! (IB08/E05)

Wujud daur ulang kertas nggak “hanya” bisa berupa kertas juga, lo. Kamu bisa, kok, membuat aneka kerajinan tangan dari kertas bekas!

Dluwang Art, Dari Sampah Kertas Jadi Kerajinan Tangan Unik

Inibaru.id &ndash; Konon, nggak ada yang sia-sia di dunia ini. Begitu pula dengan barang bekas di rumahmu. Yap, jangan buang kardus bekas di rumahmu begitu saja, Millens. Kardus bekas nggak hanya bisa digunakan untuk menyimpan barang-barang lama, lo. Kamu bisa banget membentuk kardus menjadi barang bernilai jual. Yuk, intip apa saja transformasi kardus.
Mainan Anak
<img src="/nuploads/39/mainan.jpg" alt="" width="700" />
<code>Perahu mainan dari kardus. (jual-mainan.com)</code>
Kardus bisa dijadikan bahan produksi mainan anak yang lucu dan unik. Kamu bisa membuat kitchen set mini, mesin cuci, rumah, kamera, kuda-kudaan, mobil, dan lain-lain. Jadi, nggak melulu mengoleksi mainan dari plastik kan? Mainan anak dari kardus dibanderol dengan harga&nbsp;Rp 50 ribu hingga Rp 1 juta, seperti ditulis Kontan.co.id (19/8). Hm, lumayan banget kan?
Replika
<img src="/nuploads/39/piano.jpg" alt="" width="700" />
<code>Replika piano. (wowkeren.com)</code>
Kamu bisa membuat pelbagai replika atau miniatur benda-benda di sekitar kamu, seperti berbagai alat musik, rumah adat, dan sebagainya. Untuk permulaan, kamu bisa meniru mencari tahu cara pembuatannya di internet. Setelah kamu cukup mahir, kamu bisa menciptakan produk unik yang bakal mendongkrak bisnismu. 
Dekorasi Event dan Ruangan
<img src="/nuploads/39/Dus%20Duk%20Duk_0.JPG" alt="" width="700" />
<code>Dekorasi dari kardus. (mldspot.com)</code>
Dekorasi event dari sterofoam&nbsp;sudah biasa. Coba bikin dari kardus biar anti-mainstream.&nbsp; Biar terkonsep, kamu harus menentukan tema dekorasi terlebih dahulu. Biar makin ciamik, kamu juga bisa melukis dan menggambar permukaan kardus. 
Sebetulnya, kardus nggak hanya bisa menjadi hiasan. Banyak juga lo furnitur seperti meja dan kursi yang dibuat dari kardus. 
Menarik ya. Jadi kamu tertarik mencoba yang mana, nih? (IB08/E05)

Punya banyak stok kardus nganggur? Yuk manfaatkan jadi aneka barang bernilai jual.

Manfaatkan Kardus Bekas untuk Bisnis? Why Not?

Inibaru.id &ndash; Skripsi sering dianggap sebagai momok bagi mahasiswa tingkat akhir. Jalan ke mana-mana jadi nggak jenak rasanya kalau tugas akhir itu belum kelar. Duh!&nbsp;Kalau skripsi dihapuskan, kamu termasuk yang sepakat atau menolaknya, Millens?
Apapun jawabanmu, penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan program sarjana memang sempat mencuat pada 2015. Namun, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek) Muhammad Nasir kemudian mengatakan, kebijakan itu dikembalikan pada universitas.
Terlepas dari penting atau tidaknya skripsi bagi kompetensi seorang mahasiswa, skripsi sejatinya telah membuat sejumlah bisnis tetap bertahan bahkan terus berkembang dan meraup keuntungan. Hm, bisnis apa saja, ya?
Usaha Cetak dan Fotokopi
<img src="/nuploads/39/DSC01646%20%281%29.JPG" alt="" width="700" />
<code>Bisnis fotokopi. (Inibaru.id/Ayu S Irawati)</code>
Pembuatan skripsi sangat membutuhkan jasa ini. Sebaliknya, usaha ngeprin dan fotokopi juga dipastikan bakal kelimpungan kalau nggak ada lagi yang membuat skripsi. Hal itu diungkapkan&nbsp;Muhammad Mahfudh, seorang pegawai di tempat ngeprin dan fotokopi Lancar Baru, Semaang.
"Betul, skripsi yang paling banyak," ujarnya.&nbsp;
Selain ngeprin dan fotokopi,&nbsp;Mahfudh mengatakan, tempatnya bekerja juga menyediakan jasa penjilidan skripsi atau tesis. Jadi,&nbsp;pengaruh&nbsp;kebijakan&nbsp;penghapusan skripsi dipastikan&nbsp;bakal mengganggu kelangsungan usaha tersebut.&nbsp;
Jasa Burning CD/DVD
<img src="/nuploads/39/cd.jpg" alt="" width="700" />
<code>Jasa&nbsp;burning&nbsp;CD banyak diperlukan mahasiswa. (pcmag.com)</code>
Jasa burning CD juga banyak ditunjang oleh mahasiswa pejuang skripsi. Memang, sih, banyak tutorial yang tersebar di internet. Namun, tetap saja nggak semua orang bisa melakukannya. Salah-salah, CD yang dibeli malah nggak bisa dipakai lagi.
Nah, sekali membeli dan membakar CD, mahasiswa perlu merogoh kocek hingga belasan ribu rupiah. Wah, padahal tiap mahasiswa&nbsp;harus&nbsp;mengumpulkan lebih dari satu CD ke kampus, ya!
Jasa Pengetikan
<img src="/nuploads/39/typing.jpg" alt="" width="700" />
<code>Jasa pengetikan skripsi juga banyak dicari, lo. (picjumbo.com)</code>
Nggak semua mahasiswa bisa mengetik dengan cepat dan tepat, termasuk dalam pengaturan magin, membuat catatan kaki, dan lain-lain. Terus, karena kesibukan lain, banyak mahasiswa yang nggak punya waktu untuk mengetik sendiri. Nah, dalam situasi ini,&nbsp;tukang ketik atau penyedia jasa pengetikan adalah penyelamat mereka.
Jasa-jasa itu memang sama sekali nggak ada kaitannya dengan isi skripsi. Kalau pun pada akhirnya skripsi dihilangkan dari kampus, usaha mereka pun dipastikan bakal tetap bertahan. Namun, nggak bisa dimungkiri kalau mereka bisa menambah penghasilan cukup besar&nbsp;dari tugas pamungkas yang ditakuti hampir semua mahasiswa itu.
Kalau kamu, milih skripsi dihilangkan atau tetap menjadi "ujian akhir" menuju kelulusan, Millens?&nbsp;(Ayu S Irawati/E03)

Kamu mungkin nggak menduga bahwa bisnis-bisnis ini juga bergantung pada skripsi. Wah, apa saja, ya?