Inibaru.id - Siapa sangka, di tengah gempuran promosi di media sosial, masih ada usaha kue kering rumahan yang tetap eksis berkat promosi dari mulut ke mulut. Cookiz Factory, UMKM kue kering yang berbasis di Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, adalah salah satunya.
Muhhamad Badrul Layal, otak di balik Cookies Factory, mengungkap bahwa rekomendasi mulut ke mulut dari pelanggan setia masih menjadi kunci sukses pemasaran produknya sampai saat ini.
"Promosi kami yang paling kuat yaitu dari mulut ke mulut. Kebanyakan kami mendapat pesanan dari para pelanggan ibu yang sudah dari lama," terang lelaki yang akrab disapa Arul itu.
Bisnis keluarga yang terdiri atss Arul, kakak, dan ibunya itu sebenarnya juga memiliki media sosial untuk mempromosikan produk. Namun, mereka nggak terlalu memprioritaskan sosmed.
"Untuk promosi di sosmed kami nggak terlalu gencar, karena tanpa itu saja pesanan sudah membludak, apalagi menjelang lebaran ini," imbuh lelaki 24 tahun itu.
Bersama kakak dan ibunya, Arul sudah menjalankan bisnis kue keringnya dari lama. Mereka menjual aneka kue kering mulai dari nastar, kastangel, kue kacang, dan masih banyak lagi. Arul mengaku bahwa banyak orang yang berlangganan kuenya karena sudah mendapat tempat di hati para pelanggan.
"Kami selalu menjaga kualitas dan cita rasa kue kering buatan kami. Kata para pelanggan sih kue kami rasanya lebih enak, beda dari tempat lain," jelas Arul.
Karena itulah banyak orang yang pesan kue kering milik Cookiz Factory. Bahkan, banyak pula yang pesan kue kering untuk dibawa oleh-oleh ke luar kota dan luar negeri.
"Pernah kirim pesanan paling jauh itu ke Malaysia, ke Jakarta juga pernah," terang Arul.
Ke Pati dan Kudus
Selain di daerah Jepara, mereka memang menerima pesanan luar kota namun dengan jumlah terbatas. Sekarang pesanan ke luar kota hanya dibatasi untuk daerah Kudus dan Pati. Hal itu karena pesanan luar kota diantar oleh Arul sendiri.
Untuk distribusi, Arul mengaku lebih senang mengantarkan sendiri kue-kuenya dengan alasan bisa lebih hati-hati dan pasti sampai tujuan dengan selamat.
"Kalau pengiriman pakai kurir itu pernah hancur kuenya, meskipun sudah diberi tulisan peringatan 'fragile'. Kalau aku antar sendiri kan bisa lebih hati-hati bawanya," ujar Arul.
"Nggak rugi kok meski aku antar kuenya sendiri sampai ke Kudus atau Pati. Soalnya itu aku sekalian bawa pesanan yang banyak dan pastinya juga balik modal,” tandasnya.
Wah, meskipun promosi dari mulut ke mulut tampak tradisional, namun keteraturan dalam menjaga kualitas produk dan hubungan baik dengan pelanggan membuktikan bahwa cara tersebut masih efektif hingga saat ini ya, Millens? (Rizki Arganingsih/E10)