BerandaPasar Kreatif
Rabu, 23 Mar 2021 18:30

Kelengkeng Bandungan, Langgeng di Tengah Serbuan Produk Impor yang Bertebaran

Benarkah asli Bandungan? (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kelengkeng Bandungan tampak kepayahan di tengah serbuan produk impor yang bertebaran di kecamatan tersebut. Namun, rupanya kelengkeng lokal itu tetap bertahan, karena tiap pembeli punya selera sendiri-sendiri.

Inibaru.idKelengkeng, kelengkeng bandungan… Milih Sing Wutuh opo milih eceran. // Kelengkeng, Kelengkeng Bandungan … Kulite tipis isine kandel tenan..

Begitulah penggalan lagu mendiang Didi Kempot yang berjudul "Kelengkeng Bandungan". Begitu populernya kelengkeng Bandungan di mata pelancong, membuat buah satu ini diabadikan dalam lirik lagu sang legenda campursari top satu ini.

Memang, nggak afdol rasanya bertandang ke kecamatan yang terbentang di punggung Gunung Ungaran ini tanpa membeli lengkeng atau kelengkeng. Kamu bisa menemukan deretan lapak penjual buah bercita rasa manis ini sepanjang jalan dari Pasar Jimbaran hingga Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Sebagian besar kelengkeng yang dijual di Bandungan mereka tanam sendiri. Di kecamatan tersebut, kelengkeng termasuk komoditas pertanian yang menjanjikan karena harganya yang cenderung mahal. Kelengkeng umumnya dijual dengan harga Rp 25 ribu hingga 35 ribu ribu per kilogram.

Bagi masyarakat Bandungan, memiliki pohon kelengkeng dan menjual hasilnya di pinggir jalan adalah hal yang lazim, nggak terkecuali Lavi Khoirunisa. Sudah sembilan tahun dia memasarkan kelengkeng dari kebunnya sendiri. Saat musim panen, dia meletakkan kelengkeng-kelengkeng itu di warung es kelapa muda kepunyaannya.

“Kelengkeng ini hasil panen sendiri. Panen beberapa hari lalu, langsung dijual," terang Lavi kepada Inibaru.id, belum lama ini.

Perempuan 27 tahun tersebut mengaku sudah menjual lebih dari 20 kilogram kelengkeng hari itu, yang dijual seharga Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu tiap kilogram, tergantung kualitasnya. Selain dari hasil panen sendiri, dia juga mendapatkan kelengkeng dari warga lain.

Kelengkeng Kopyor dan Batu

Dijual Rp 25 - 35 ribu. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Warga Bandungan umumnya menanam dua jenis kelengkeng di rumah mereka, yakni kelengkeng kopyor dan kelengkeng batu. Kedua jenis kelengkeng itu punya harga yang berbeda. Lavi menuturkan, kelengkeng batu biasanya dijual paling mahal.

“Kelengkeng batu jenisnya macam-macam. Ada lokal malian (persilangan batu dengan kopyor). Ada super-batu. Yang malian harganya Rp 30 ribu (per kilogram,” ungkap perempuan yang berjualan di Jalan Kendalisodo Bandungan ini.

Kelengkeng lokal ini, imbuh Lavi, umumnya memiliki rasa yang beragam dengan kadar kemanisan yang juga variatif. Buahnya relatif lebih kecil ketimbang produk impor yang belakangan juga menyerbu Indonesia.

"Kelengkeng lokal nggak semanis impor," ungkap Lavi. “Beginilah kelengkeng lokal yang asli ditanam orang dulu. Ada yang kurang manis, ada yang manis. Ada yang dagingnya tebal, ada yang keset.

Perlu kamu tahu, kelengkeng batu merupakan varietas yang lazim ditanam di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kementerian Pertanian mencatat, kelengkeng jenis ini cocok ditanam di dataran medium hingga tinggi.

Di Jateng, kelengkeng tersebar di Salatiga, Temanggung, dan Kabupaten Semarang. Sementara, di Jatim, buah bernama Latin Dimocarpus longan Lour ini banyak ditemukan di Malang, Blitar dan Batu. Besar kemungkinan kelengkeng yang tersebar di Bandungan juga dikembangkan di Kota Batu.

Bersanding dengan Kelengkeng Impor

Tetap banyak peminat. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Yahi Ahmad, seorang penjual buah-buahan di Bandungan, mengaku menjajakan kelengkeng lokal maupun impor. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, penjual buah yang sudah menjajakan kelengkeng selama 30 tahun itu mengambil kelengkeng dari petani lokal, selain kelengkeng impor dari Bangkok.

Yahi mengungkapkan, kelengkeng yang bisa berbuah kapan saja membuat dirinya hampir setiap hari bisa menyediakan kelengkeng untuk para pembeli. Dia juga selalu punya stok kelengkeng yang didapatkan dari petani setempat.

“Selalu ada klengkeng dan selalu nerima dari petani, meski kecil,” ungkap perempuan 50 tahun tersebut.

Menurut Yahi, warga Bandungan biasanya punya pohon kelengkeng di pekarangan rumahnya. Jika dirawat dengan benar, satu pohon kelengkeng bisa menghasilkan panen yang nggak kurang dari satu kwintal. Nah, di tempatnya, kelengkeng lokal itu bersanding dengan kelengkeng impor.

Kelengkeng impor yang dimaksud Yahi adalah kelengkeng bangkok yang dagingnya tebal dan rasanya sangat manis. Dibanding kelengkeng lokal, kelengkeng impor tersebut tampak unggul segala-galanya. Namun, menurut Yahi, tiap orang punya selera masing-masing.

"Lokal maupun impor, lapaknya sama-sama laris, kok. Yang namanya selera kan nggak bisa dipaksa," tandasnya.

Kalau kamu kebetulan sedang jalan-jalan ke Bandungan, jangan lupa membeli buah yang juga sering disebut mata kucing ini ya, Millens! (Zulfa Anisah/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: