BerandaPasar Kreatif
Sabtu, 29 Okt 2021 10:30

Diburu Penjajah di Zaman Kolonial, Kini Lada Hitam Diekspor Langsung dari Rumah

Lada hitam kini bisa diekspor langsung dari rumah. (Flickr/ david pacey)

Dulu, bangsa Barat sampai datang jauh-jauh dan menjajah Indonesia demi rempah-rempah seperti lada hitam. Kini, lada hitam diekspor langsung dari rumah-rumah di Indonesia. Bagaimana caranya, ya?

Inibaru.id – Alasan utama mengapa dulu penjajah di zaman kolonial sampai datang ke Indonesia adalah berburu rempah-rempah. Nah, pada saat itu, salah satu yang paling dicari adalah lada hitam. Menariknya, kini bangsa Barat tetap bisa berburu rempah seperti lada hitam lo. Caranya adalah dengan memakai ekspor impor.

Salah satu wilayah yang memproduksi lada hitam adalah Lampung. Sebagaimana di tempat-tempat lain saat zaman kolonial, lada hitam di sana juga dulu jadi buruan bangsa Barat. Setelah Indonesia merdeka, lada hitam lambat laun seperti dilupakan oleh petani. Namun, kini popularitasnya kembali melejit. Banyak petani yang bahkan ‘mengekspornya’ langsung dari rumah.

“Lampung dulu dikenal sebagai tanah lado, sentra penghasil lada di Nusantara, sudah terkenal sejak zaman kolonial,” terang Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung Muh Jumadh di acara Bimbingan Teknis Ekspor Lada Hitam dan Hortikultura di Lampung Utara, kamis (28/10/2021).

Sayangnya, banyak petani yang menganggap lada hitam kurang menjanjikan. Biasanya sih alasan utama mereka enggan menanamnya adalah sulitnya menjual lada hitam. Padahal, potensi dari lada hitam, khususnya di pasar internasional, cukup besar.

Nggak percaya? Balai Karantina Pertanian Lampung mencatat kalau pada 2019 saja, jumlah ekspor lada hitam dari provinsi ini mencapai 15,6 ribu ton. Jumlah ini jauh lebih banyak dari yang tercatat di Tanjung Priok, Jakarta yang hanya 12,3 ribu ton, Makassar 6,7 ribu ton, serta Surabaya yang hanya 4,6 ribu ton.

Ekspor lada hitam dari Indonesia ke luar negeri cukup menjanjikan. (Flickr/ Cristian Ungureanu)

Bahkan, pada Januari sampai Mei 2021, sudah ada 7.000 ton lada hitam yang diekspor. Naik drastis dari hanya 3.606 ton yang diekspor pada Januari – Mei 2020. Padahal, angka ini hanya berasal dari para eksportir besar.

Nah, Jumadh ingin para petani bisa mengekspornya secara langsung. Apalagi, kini petani bisa memasarkannya secara daring cukup dengan ponsel atau gawai lainnya. Ekspornya pun nggak harus besar. Bisa beberapa kilogram saja, Millens.

Hanya, Jumadh juga ingin para petani mengetahui lada seperti apa yang kualitasnya diterima di pasar internasional. Intinya sih, kalau lada hitam yang diekspor memuaskan, tentu ekspor bisa terus berlanjut.

“Ketika sudah ada jaminan kualitas, bisa saja diberikan keterangan, lada hitam Lampung paling pedas, why not? Ini kan branding,” ujar ahli digital marketing Andy Narendra.

Balai Karantina Pertanian Lampung pun sedang gencar melakukan sertifikasi kualitas para petani pemroduksi lada hitam yang bisa jadi calon pengekspor. Tujuannya, tentu saja lada hitam Lampung bisa semakin Berjaya dan laris manis di pasar internasional.

Semoga saja kita bisa kembali Berjaya dengan rempah-rempah khas Indonesia, ya Millens. Apalagi, kini kita bisa menjualnya dengan mudah. Kamu tertarik untuk mencobanya, nggak, nih? (Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: