BerandaPasar Kreatif
Rabu, 15 Jul 2025 13:06

Dari TPI Wedung Demak, Produksi Ikan Asin Dipasarkan ke Berbagai Kota

Sentra produksi ikan asin di Demak salah satunya berada di TPI Wedung. (Inibaru.id/ Sekarwati)

TPI Wedung di Desa Buko Kecamatan Wedung menjadi pusat produksi ikan asin terbesar di Kabupaten Demak. Setiap hari ikan asin yang diproduksi mencapai ratusan kilogram.

Inibaru.id – Ikan asin telah menjadi bagian dari khazanah kuliner masyarakat pesisir sejak lama, nggak terkecuali di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Salah satu sentra produksi ikan asin terbesar di kota ini berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wedung.

TPI Wedung berlokasi di Desa Buko, Kecamatan Wedung. Dalam sehari, masing-masing produsen ikan asin di tempat ini bisa menghasilkan dari puluhan hingga ratusan kilogram. Salah satunya adalah Muhammad Zanib.

Lelaki ramah ini mengungkapkan, dalam sehari dia bisa menghasilkan 2-3 kuintal ikan asin kering dan 6 kuintal ikan asin basah. Sedikit informasi, satu kuintal sama dengan 100 kilogram. Zanib mengatakan, hasil produksi tersebut merupakan produksi rata-rata.

“Pada musim kemarau bisa lebih banyak lagi. Kalau matahari terik, sehari bisa satu ton lebih ikan asin,” ujarnya saat saya temui di rumah produksinya, belum lama ini.

Mengandalkan Panas Matahari

Pekerja pembuat ikan asin di TPI Wedung Demak sedang mendorong ikan asin yang siap dijemur. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Hal itu bisa dipahami, karena proses pengeringan ikan asin di TPI Wedung kebanyakan hanya mengandalkan panas matahari dengan cara dijemur pada siang hari. Artinya, banyaknya produksi bakal sangat bergantung pada seberapa terik hari itu.

Penjemuran ikan asin dilakukan di bawah sinar matahari langsung. Saat saya bertemu Zanib di rumah produksinya, dia tengah menata ikan yang telah diolah secara berjejer di atas papan-papan berukuran lebar yang diletakkan di tanah lapang agar terkena sinar matahari sepenuhnya.

Ikan yang dikeringkan terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari yang kecil, sedang, hinga besar. Karena belum kering, aroma amis dari ikan masih cukup kentara. Dalam pembuatan ikan asin, pengeringan merupakan proses terakhir setelah ikan dibersihkan dan dibelah membujur agar lebih tipis dan lebar.

Proses pembersihan dan pengolahan ikan berlokasi nggak jauh dari tempat penjemuran tersebut, yakni di sebuah bangunan sederhana sekitar sepelemparan batu dari pintu masuk TPI Wedung. Di tempat produksi ini, ada banyak pekerja yang mayoritas perempuan sedang sibuk mengolah ikan dari hasil tangakapan nelayan.

Direndam dengan Garam

Proses penjemuran ikan asin di TPI Wedung, Demak. (Inibaru.id/ Sekarwati)

Pembuatan ikan asin dimulai dari perendaman ikan menggunakan air garam selama semalam. Setelah itu, ikan dicuci dengan air bersih setelah kotoran di perutnya dibersihkan. Proses selanjutnya adalah penjemuran.

Sebelum dijemur, ikan dibelah atau dipotong membujur menjadi dua bagian untuk mempercepat proses pengeringan. Cara pengeringannya cukup sederhana, yakni tinggal ditata di papan yang terbuat dari anyaman bambu atau kasa berbingkai kayu, lalu diletakkan di bawah terik matahari.

Zanib menerangkan, ikan yang diproses biasanya berasal dari nelayan lokal, tapi bisa juga dari luar kota. Terdapat 15 ikan yang diolah menjadi ikan asin, di antaranya ikan layur, petek, blusuk, kembung, dan lemang. Proses produksi dimulai pukul 07.00 hingga 12.00 WIB.

“Jika cuaca panas, ikan sudah kering dalam setengah hari. Begitulah, kami sangat bergantung pada cuaca," aku lelaki 57 tahun tersebut. "Setelah kering, ikan asin dijual antara 15 ribu hingga 18 ribu rupiah per kilogram, bervariasi tergantung jenis ikan."

Zanib membeberkan, usaha yang telah ditekuninya selama lebih dari satu dekade itu sudah punya pelanggan tetap di di dalam maupun luar kota. Pengiriman rutin biasanya ke Magelang, Temanggung, Purworejo, Solo, dan Yogjakarta, bahkan kadang ke luar Jawa.

Dengan cakupan wilayah pengiriman seluas ini, bukan nggak mungkin ikan asin di meja makanmu juga berasal dari rumah produksi di TPI Wedung lo, Gez! Kalau kamu, paling suka menyandingkan ikan asin dengan apa, nih? (Sekarwati/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: