BerandaPasar Kreatif
Jumat, 18 Mei 2023 08:00

Boneka Nona Kriwil, Usaha Sampingan Beromzet Besar

Potret beberapa Boneka Nona Kriwil yang terpajang di rumah Darum Santi. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Darum Santi seorang guru di Semarang tak menyangka usaha sampingannya bakal laku di pasar Nusantara. Kira-kira dalam sebulan berapa omzet yang didapat Darum Santi ya?

Inibaru.id - Memiliki pekerjaan lebih dari satu atau lebih dikenal dengan sebutan side hustle bukan hal baru. Umumnya orang-orang melakukan side hustle ini guna mencari penghasilan tambahan sekaligus menyalurkan hobi di luar pekerjaan utama.

Darum Santi salah satu contohnya. Guru yang tinggal di Kelurahan Muktiharjo Kidul, Pedurungan, Kota Semarang, memiliki usaha kerajinan tangan dari kain perca. Usahanya yang telah bertahan selama 10 tahun itu adalah membuat boneka dan aneka ragam aksesoris.

Santi, begitulah dia memperkenalkan diri, nggak menyangka jika usahanya yang bernama Boneka Nona Kriwil mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Karya-karya buatan Santi pun laku keras di pasar Nusantara.

"Yang paling best seller disini tuh Boneka Nona Kriwil adat Bali, Dayak dan Papua. Karya-karya saya sebagian besar peminatnya dari Jawa. Di luar Jawa juga banyak, kecuali daerah Papua sampai sekarang belum ada orang yang order," ucap Santi pada Inibaru.id belum lama ini.

Diakui Santi, sebelum mengusung brand "Boneka Nona Kriwil",usahanya itu bernama Gema Swasti Handmade. Saat itu perempuan berambut sebahu tersebut hanya membuat gantung kunci, boneka tangan, dan boneka jari.

"Modal awal tahun 2012 itu kisaran Rp250 ribu buat beli alat dan bahan. Dulu target konsumennya hanya anak-anak," ucap Santi.

Nyaris Menyerah

Selain Boneka Kriwil, Darum Santi juga membuat beragam aksesoris. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Tak dipungkiri, setiap usaha selalu ada pasang surutnya. Hal tersebut pernah dialami Santi. Bahkan Santi hampir mau menyerah ketika banyak pesaing yang menjual kerajinan tangan serupa dengan yang dia bikin.

Namun, berkat kegigihan untuk bangkit, Santi berhasil melewati fase krusial tersebut. Santi mampu berinovasi dengan membuat boneka yang cukup unik. Boneka itulah yang membesarkan usaha Santi.

"Ciri khasnya boneka itu kan rambutnya kriting. Senang banget bisa membuat karya yang orang-orang kalau melihat Boneka Nona Kriwil langsung teringat nama saya," ungkap Santi penuh bangga.

Santi mengungkapkan kalau dirinya membuat tiga jenis Boneka Nona Kriwil yaitu boneka kasual, boneka adat, dan boneka kebaya. Menariknya, sebagian besar bahan untuk membuat boneka tersebut menggunakan kain perca.

"Dalam sebulan kita butuh 1-2 kilogram kain perca. Tapi kita masih kesulitan mencari kain perca tenun, songket, kain tradisional luar Jawa. Kalau perca batik relatif mudah didapat," bebernya.

Raup Omzet Jutaan Rupiah

Darum Santi bisa meraup keuntungan jutaan rupiah dari penjualan Boneka Nona Kriwil. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Selain melalui pameran, Santi menjual karya-karyanya tersebut menggunakan sosial media. Dia juga punya satu gerai di tempat wisata Dusun Semilir di Kabupaten Semarang.

"Kalau di pameran itu tergantung event. Jika event kecil terjual 3-5 boneka dan beragam aksesoris. Event besar bisa berkisar 10-20 boneka dan beragam aksesoris," ucap Santi.

Boneka Nona Kriwil buatan Santi juga masih cukup terjangkau. Dia mematok harga boneka mulai dari Rp50-150 ribu. Sedangkan untuk pelbagai aksesoris Santi mematok harga mulai dari Rp20 ribu.

"Rata-rata dalam sebulan bisa dapat Rp3-5 jutaan," bebernya.

Sebagai seorang pengusaha di bidang kreatif seperti Santi, mendapat kompetitor yang meniru karyanya adalah sebuah tantangan yang nggak terhindarkan. Dia menyadari, usahanya mudah ditiru orang lain. Meski begitu, Santi sama sekali nggak khawatir karena menurutnya sangat sulit meniru secara persis karya milik orang.

"Bodi dan baju bisa banget ditiru oleh banyak crafter. Namun, ekspresi wajah dan penataan rambut menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk ditiru," tukasnya.

Wah, kisah yang cukup menarik ya Millens? Sekecil apapun peluang, kalau kita jeli dan konsisten tentu bakal mendapatkan pundi-pundi cuan. (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024